PECINTA IPA: Cucian

PECINTA IPA

Memuat Segala Ilmu Pengetahuan


Showing posts with label Cucian. Show all posts
Showing posts with label Cucian. Show all posts

Tuesday, November 2, 2021

MASALAH YANG SERING DITEMUI DALAM PELAYANAN CUCIAN TAMU HOTEL

MASALAH YANG SERING DITEMUI DALAM PELAYANAN CUCIAN TAMU HOTEL 

Seringkali dalam pelayanan cucian tamu, muncul beberapa permasalahan baik dari tamu sendiri maupun dari hasil pelayanan Laundry Department. Berikut ini adalah uraian dari permasalahanpermasalahan tersebut. 

1. Pakaian Tamu Sudah dalam Keadaan Rusak Saat Diterima Petugas Valet 

Jika saat pemeriksaan awal ditemukan kerusakan atau kejanggalan pada kondisi pakaian yang akan dicuci, serta ada perbedaan hitungan jumlah antara yang ada di Laundry Bag dan yang ditulis pada Laundry/Valet Bag, petugas valet harus menginformasikan terlebih dahulu kepada tamu yang bersangkutan terkait kondisi cucian itu. Cucian tersebut akan ditunda terlebih dahulu proses pencuciannya sampai tamu menyetujui untuk diproses lebih lanjut dengan pengisian Acknowledgement Card. 

2. Cucian Tamu Kurang Bersih 

Tamu pasti mengeluh kalau cuciannya tidak bersih. Hal ini bisa saja diakibatkan oleh proses pencucian ataupun pascapencucian. Petugas valet akan membawa kembali pakaian tersebut untuk dicuci lagi (dibersihkan ulang) agar kotoran ataupun noda tersebut dapat hilang. Jika ternyata tidak bisa hilang juga, penyelesaian akhirnya ialah pihak Laundry akan menggantikannya sesuai dengan peraturan hotel (informasi ini biasanya sudah tercantum dalam Laundry/Valet List). 

3. Perubahan Ukuran Pakaian yang Sudah Dicuci 

Seringkali pakaian tamu yang dicuci berubah ukurannya, seperti bisa melebar/membesar ataupun sebaliknya bisa mengecil/ menciut. Perubahan ukuran pakaian (dimension change) ini, apakah itu melebar atau mengecil, sering terjadi terjadi pada pakaian yang terbuat dari bulu/rambut hewan, bahan yang halus atau bahan sintetis yang mengandung plastik. Perubahan ukuran itu disebabkan oleh: 

a. Penyetrikaan yang tidak tepat, terutama pada ukuran panas yang tidak tepat dan ukuran yang tidak pas pada bahan rajutan, kaos, dan lain-lain saat menggunakan form finisher. 
b. Pengelompokan bahan pencucian yang tidak tepat. Jika jenis bahan yang berbeda dikelompokkan dalam satu proses 
pencucian, maka lilitan antarbahan saat gerakan mekanis mesin akan menyebabkan bahan yang lemah ikatan seratnya akan molor/mulur. 
c. Bahan pakaian yang sensitif. Ada beberapa bahan seperti rajutan, bordir sangat mudah kehilangan bentuknya (bengkok, miring, dan lain-lain). 
Untuk menghindarinya, petugas washer dan dryer harus selalu memperhatikan bahan-bahan dan jenis-jenis pakaian yang akan dicucvdikeringkan. Di samping itu, petugas washer dan dryer juga harus Mengontrol dengan hati-hati tingkat temperatur suhu yang digunakan saat penggunaan mesin press dengan memperhatikan kekuatan pakaian yang akan disetrika. 

4. Pakaian Rusak Akibat Proses Pencucian 

Kerusakan pada pakaian bisa terjadi karena dua hal. Pertama, proses pencucian (mechanical) yang memengaruhi permukaan pakaian, misalnya benda tajam di dalam mesin yang menyebabkan sobeknya pakaian. Kedua, penggunaan bahan pencuci (chemical) pada saat pre-wash/spotting (karena kandungan asam, basa, atau oksidasi yang berlebihan). Langkah pencegahan yang harus dilakukan oleh petugas /aundry adalah memastikan semua alat yang digunakan mulai dari alat transpor (trolley) hingga tabung mesin cuci yang digunakan bebas dari benda-benda tajam. Petugas spotter harus benar-benar menguasai penggunaan bahan-bahan pembersih noda (spotting remover) sesuai dengan petunjuk yang ditentukan. 

5. Berbau Tidak Sedap (Apek) 

Kemungkinan besar bau tidak sedap muncul karena proses pembilasan yang tidak sempurna. Proses pembilasan yang tidak sempurna menyebabkan bau sisa proses pencucian tidak sepenuhnya hilang. Cara mengatasinya ialah melakukan pembilasan yang cukup/bersih dan menggunakan sour sebagai penetral sisa detergen dengan takaran yang sesuai. 

6. Keterlambatan Waktu Pengiriman ke Kamar Tamu 

Keterlambatan waktu pengiriman (delivery) bisa terjadi karena tercampurnya pakaian yang sudah selesai dicuci. Tercampurnya pakaian ini disebabkan oleh hilangnya/lepasnya tanda pada waktu Proses pencucian atau adanya double marker pada bundles laundry bag tamu. Untuk mengatasi hal ini, petugas marker harus lebih berkonsentrasi dalam pemberian tanda/marker atau Pada kerusakan kode karena kondisi mesin dan perlengkapannya, Seperti heater/panas yang tidak pas, marking solvent yang kurang menempel, marking ribbon yang rapuh/mudah sobek, dan lain-lain. 

7. Tamu Sudah Check Out 

Jika tamu yang bersangkutan sudah keluar (check out) saat pengantaran ke kamarnya, maka cucian tersebut akan disimpan di Lost & Found Section. Ketika tamu tersebut menghendaki cuciannya, ia dapat menghubungi hotel dan mengambilnya. Tentunya sebelum diambil, tamu itu harus menyelesaikan bill/ voucher laundry-nya. 

8. Kamar Don't Disturb 

Untuk kamar-kamar yang tidak ingin diganggu atau yang bertanda Don't Distrub (DD), petugas valet membuat Guest Notice yang diselipkan di bawah pintu kamar. Tujuannya ialah memberi tahu tamu bahwa cuciannya telah selesai dan dia bisa menghubungi Laundry untuk pengantaran pakaiannya. 

PROSEDUR PENGEMBALIAN (DELIVERY PROCEDURE) LAUNDRY

PROSEDUR PENGEMBALIAN (DELIVERY PROCEDURE) LAUNDRY

Petugas yang paling banyak berhubungan langsung dengan delivery procedure adalah bagian sorter dan valet. Berikut ini adalah uraian secara terperinci mengenai prosedur pengembalian. 

1. Packing 
Yang dimaksud dengan packing di sini adalah kegiatan mengemas semua pakaian bersih milik tamu yang telah selesai dicuci melalui proses laundry/dry cleaning dan siap dikirim ke kamar tamu (hotel) atau diserahkan ke tamu (counter). 

Petugas yang mengerjakan pekerjaan ini adalah petugas sorter yang sering juga merangkap sebagai checker/marker. Petugas Sorter ini akan mengumpulkan semua pakaian yang telah selesai dicuci baik laundry maupun dry cleaning ke dalam rak-rak yang disebut pigeon hole sesuai dengan Laundry/Valet List masingmasing di ruangan pemeriksaan (sorter room). 

Di sorter room, pakaian-pakaian tersebut akan dilipat oleh sorter. Hal ini dilakukan terutama pada kemeja, pakaian kasual, dan pakaian dalam (underwear). Pakaian-pakaian yang telah dilipat harus terlihat rapi dan jika dipakai tidak tampak kusut. Untuk melipat sebuah kemeja (shirt) supaya terlihat rapi, di laundry biasanya dipasang beberapa atribut (supplies), di antaranya: 

a. Shirt board, yaitu kertas/plastik keras yang digunakan untuk menunjang bagian belakang. 
b. Shirt band, yaitu kertas yang digunakan untuk mengikat pakaian yang sudah dilipat agar tidak terbuka kembali. 
c. Shirt bowtie, yaitu kertas atau plastik untuk menyangga kerah baju agar tetap tegak. 
d. Shirt plastic cover, yaitu plastik pembungkus yang digunakan untuk membungkus pakaian yang telah dilipat. 

Melipat kemeja memiliki tata caranya sendiri. Adapun tata cara melipat kemeja adalah sebagai berikut: a. Pastikan tangan dalam keadaan bersih agar tidak mengotori pakaian yang akan dilipat. Meja yang digunakan harus dalam keadaan bersih dari kotoran ataupun cairan. Persiapkan Laundry/Valet List untuk kemeja yang akan dilipat dan pastikan semua shirt supplies (shirt board, shirt band, shirt bowtie dan shirt plastic cover) tersedia guna mempermudah proses pelipatan. Cek kembali kebersihan dan kelengkapan kemeja yang akan dilipat. 

e  Cek marker / kode yang tertempel di pakaian apakah sesuai dengan Laundry/Valet List-nya. 
f. Lepas gantungan pakaiannya, kemudian kancingkan semua kancing ke lubang kancing yang tersedia. 
g. Letakkan kemeja di atas meja dengan posisi bagian punggung belakang menghadap ke atas. 
h. Pasang shirt board, merapat ke bagian kerah. 
i. Lipat bagian tangan kiri dan kanan ke arah badan dengan 3x lipat. 
j. Lipat bagian bawah 2x lipat. 
k. Balikkan kemeja, lalu pasang shirt band agar tidak lepas. 
l. Pasang bowtie, kemudian bungkus dengan shirt plastic cover. 

Pakaian-pakaian yang dilipat dan telah dikemas dalam plastic 

cover biasanya ditaruh dalam satu keranjang/rattan basket untuk setiap kamarnya. Sementara itu, pakaian formal seperti jas, gown, trousers akan digantung dan dilengkapi dengan: 

a. Hanger, yaitu gantungan baju yang terbuat dari plastik atau kawat baja. 
b. Suite plastic cover, yaitu plastik untuk membungkus kemeja, jas, dan celana panjang. 
c. Dress plastic cover, yaitu plastik untuk membungkus baju/ gaun wanita. 
d. Hanger tag, yaitu kertas/kartu yang dilengkapi dengan nama, nomor kamar, nomor marker, dan nama-nama pakaian yang akan digantung. 
Selanjutnya, petugas sorter mencocokkan jenis cucian, jumlah masing-masing cucian dan jenis pelayanannya, apakah sudah sesuai dengan daftarnya. Jika sudah lengkap, pakaianpakaian tersebut akan dikemas. Khusus jenis formal, seperti jas, long dress, masing-masing diberi plastic cover dan digantung, sementara pakaian yang dilipat dimasukkan ke dalam plastic bag sesuai dengan jumlahnya. 

Bila setiap bundle sudah diperiksa dan dicocokkan dengan yang tertera di Laundry List-nya, pakaian-pakaian tersebut Siap dikirim kembali ke kamar-kamar tamu oleh petugas valet. Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menggantung pakaian adalah: 
a. Gantung pakaian yang telah dirapikan di hanger trolley. 
b. Susun satu per satu pakaian menurut kode marker, lalu cocokan antara pakaian yang digantung dan nomor kode. 
c. Gantungkan hanger tag pada setiap pakaian menurut kamar dan nomor kode. 
d. Pastikan semua pakaian yang akan dikirim ke kamar sudah dipasang suite plastic cover. 
e. Susunm gantungan pakaian menurut lantai kamar agar memudahkan dalam pengiriman. 

2. Billing 
Sembari pakaian dicuci, Laundry List/Valet List yang juga dilengkapi dengan daftar harga dibawa oleh office clerk (terkadang dirangkap oleh order taker) guna dibuatkan bill/voucher sesuai dengan nomor kamar serta dicatat dalam buku Laundry sebagai laporan. 

Billoucher yang telah lengkap selanjutnya dikirimkan ke bagian kasir di front office untuk ditagihkan kepada tamu saat check out. 

3. Delivering to Room 
Pengantaran cucian tamu hotel dilakukan oleh petugas valet setelah semua pakaian selesai diperiksa oleh checker/sorter di sorter room. Pakaian tamu biasanya dikemas dalam laundry bag dan on hanger. Laundry Bag merupakan tempat pakaian bersih milik tamu dilipat dan dikemas dalam plastik dengan rapi seperti pakaian baru, dengan berbagai accessories tambahan, seperti collar cuff untuk leher, shirt board untuk badan, shirt band untuk mengikat pakaian yang telah dilipat (bisa juga untuk T-Shirt dan kaos kaki), dan plastic cover untuk menutup pakaian yang telah dilipat. On hanger khusus digunakan untuk pakaian tamu yang berukuran besar dan sulit untuk dilipat, serta pakaian-pakaian spesial yang biasanya digantung dengan hanger dan ditutup plastik. 

Setelah semua cucian tamu hari itu selesai dikemas dengan baik, petugas valet akan mengisi form Daily Laundry Delivery Control. Pastikan agar semua pakaian tercatat dalam form tersebut agar tidak ada yang tertinggal/tertukar. 

Untuk memudahkan pengiriman cucian tamu ke kamar kamar, petugas valet biasanya mengelompokkan cucian tersebut berdasarkan lantai tempat tamu menginap. Pengantaran cucian itu dimulai dari lantai yang paling tinggi ke lantai dasar/yang paling rendah. Semua pakaian yang dicuci akan dikirim ke kamar tamu, disesuaikan dengan pelayanannya:

a. Reguler/same day service, akan diantarkan oleh valet ke kamar tamu setiap jam 19.00.
b. Express service, sudah harus dikirim ke kamar tamu dalam waktu 4 jam setelah diterima.
c. Pressing only, harus dikirimkan tidak lebih dari 1 jam service.
d. Jika cucian pakaian baru dikirim (pick up) lewat dari jam 10.00 pagi, pakaian bersih akan dikirimkan kembali keesokan harinya.

Setiap cucian yang sudah diserahkan kepada tamu _ harus

dilengkapi dengan tanda tangan tamu di Valet Pick Up dan Delivery Form, dan tamu diminta untuk memeriksa jumlah cuciannya. Jika tamu yang bersangkutan ternyata tidak berada di kamar, petugas valet diperkenankan untuk menandatangani form tersebut sebagal pertanggungjawaban ke atasan.

 Langkah-langkah yang harus diperhatikan valet dalam proses pengiriman pakaian bersih ke kamar tamu adalah sebagai berikut: 

a. Ketuk pintu atau bunyikan bel maximal 3x, dengan interval 5 detik. 

b. Ucapkan salam dan jati diri jika tamunya ada dalam di kamar. 

c. Letakkan pakain bersih sesuai dengan tempat yang diinginkan oleh tamu. 

d. Apabila tamunya tidak ada di dalam kamar, petugas valet meletakkan Laundry Card di atas tempat tidur. 

e. Jika tamu memasang Sign Privacy/Don''t Disturb, selipkan Guest Notice di bawah pintu kamar. 

f. Mengisi dan melengkapi delivery record sebagai bukti pengantaran pakaian tamu. 

g. Jika ada hal-hal yang janggal di dalam kamar, segera laporkan ke pimpinan. 


Prosedur Pengambilan (Pick Up Procedur) Cucian Tamu Hotel

Prosedur Pengambilan (Pick Up Procedur) Cucian Tamu Hotel

Bisasanya Layanan pengambilan dilakukan di pagi hari, petugas valet akan  akan memeriksa sekitar jam 09.00-09.30. Karen bisanya tamu sudah bangun di jam tersebut.

1. Kamar Tamu 
Ada beberapa cara yang dapat digunakan oleh tamu hotel yang ingin menggunakan jasa laundry. Cara-cara yang dapat digunakan itu adalah: 
a. Menghubungi petugas order taker melalui telepon dengan menekan nomor tertentu (biasanya hanya 1 angka). 
b. Menggantungkan kartu pelayanan laundry (Laundry Service Tag) di pintu kamar. 
c. Memberi tahukan kepada room attendant atau floor captain. 

Mengacu pada kondisi di atas, di setiap kamar tamu telah disediakan Laundry List dan Valet List, yaitu daftar cucian dan harga cucian. Pakaian kotor dimasukkan ke /valet Lst, antara lain: 
a. Nama Tamu (Name) 
b. Nomor Kamar (Room Number) 
C Tanggal (Date) 
d. Permintaan khusus (Special Order) 
e. Pelayanan yang dikehendaki (Service Required) 
1) 3 hours service, yaitu pakaian bisa diambiV/diantar antara jam 07.00-17.00 dan akan selesai dalam waktu 3 jam (tamu akan dikenakan biaya tambahan (surcharge) 100%). 
2) Express service, yaitu pakaian diambil/diantar setelah jam 10.00 dan akan selesai sebelum jam 18.00 (tamu akan dikenakan biaya tambahan (surcharge) 50%). 
3) Reguler service, yaitu pakaian diambil/diantar sebelum jam 10.00 dan akan selesai di atas jam 18.00. 

Setelah semua Laundry/valet List selesai diisi, Laundry Bag ng berisi cucian kotor tersebut tidak diperkenankan untuk diletakkan di luar/di depan kamar. Hal ini dilakukan untuk menghindari kehilangan. 

2. Order Taker 

Jika tamu menghubungi Laundry langsung dari kamar, panggilan itu ditangani oleh petugas order taker. Hal-hal yang harus dilakukan oleh seorang order taker saat menerima telepon dari tamu adalah sebagai berikut: 
- Mengucapkan salam (greetings), "Good Morning Sir/Madam". 
- Ucapkan jati diri "Laundry Service, . . . (sebut nama) Speaking" 
- Mengucapkan Magic Word, "May | help you Sir/Madam"  
- Mencatat nama tamu tersebut. 
- Mencatat tanggal penerimaan cucian. 
- Menanyakan dan mencatat jenis pelayanan yang dikehendaki (laundry, dry cleaning atau press only). 
- Mencatat permintaan khusus dari tamu tersebut. 
- Mencatat jam/waktu menerima order tersebut. 
- Mengucapkan "Thank You" bila semua percakapan selesai. 

Setelah menerima order dari tamu, order taker akan segera memberikan order/pesanan tersebut kepada petugas va/et untuk segera mengambil cucian di kamar tamu yang bersangkutan. Semua data yang diperoleh oleh seorang order taker dicatat dalam Order Taker Book/Log Book, yang berisi Room, Calling Time, Called By, Pick up By and Valet on Duty. 

3. Valet 
Setelah menerima order/pesanan dari order taker, petugas valet segera menuju kamar tamu yang bersangkutan. Ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang valet sebelum masuk ke kamar tamu. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut: 

- Menyiapkan semua form yang dibutuhkan, yakni valet pick up untuk mengetahui dengan pasti kamar tamu yang memesan melalui order taker. 
- Mengetuk pintu kamar tamu 3x sambil mengucapkan jati diri (laundry service). Bila tidak ada jawaban, ulangi sekali lagi. Apabila pintu dibuka oleh tamu, ucapkan salam (greetings) dan katakan keperluan Anda. 
- Bila tamu tidak berada di dalam kamar, minta bantuan Room Boy untuk membukakan pintu kamar. 
- Cek semua kantung pakaian tamu yang telah dimasukkan ke dalam laundry bag dan segera informasikan ke tamu jika mendapatkan sesuatu di dalam saku atau laporkan ke atasan jika tamu tidak berada di kamar. 
- Periksa kondisi cucian, mulai dari jenis cucian, jumlah tiap jenis cucian, nomor kamar tamu, serta jenis pelayanan yang diminta oleh tamu sesuai dengan yang ada di Laundry/Valet List. Sebaiknya, ketika menghitung cucian disaksikan oleh tamu yang bersangkutan atau petugas Room Boy. Hal ini menghindari salah hitung. 
- Jika ada bagian pakaian yang sudah rusak/robek atau ornamennya terlepas (kancing, bordir, manik-manik, dan lain-lain) sebelum proses pencucian, segera informasikan ke tamu. Namun, jika tamunya tidak ada, tinggalkan pakaian di kamar tamu dengan mengisi Acknowledgement Card agar dapat diketahui tamu. 
- Keluar dari kamar tamu dan ucapkan terima kasih kepada tamu. 
- Tutup pintu perlahan, letakan laundry bag pada kereta laundry (jika Anda membawanya). 
- Mengisi Daily Valet Collection Sheet/Record dan bawalah cucian ke /aundry plant untuk dicek oleh bagian checker. 
4. Checking 
Yang dimaksud dengan checking di sini adalah proses pemeriksaan pakaian tamu yang meliputi jumlah dan kondisi pakaian tersebut setelah diterima dari valet (di hotel) atau dari tamu Saat di counter. Petugas yang mengerjakannya disebut checker. 

Di sebagian besar hotel, petugas checker juga menangani bemberian tanda pada pakaian tamu yang akan dicuci. Oleh karena itu, petugas yang bersangkutan sering disebut checker/marker. Pakaian yang diterima biasanya berada dalam laundry bag bersama dengan Laundy List-nya. Checker akan melakukan hal-hal sebagai berikut: 
- Memeriksa ulang kesesuaian jumlah dan jenis pakaian yang diterima dengan Laundry List yang telah diisi oleh va/et atau tamu, kemudian menambahkan merk dan warna dari masing-masing pakaian. Checker juga memeriksa kembali kantung-kantung celana pakaian, memastikan tidak ada benda-benda berharga milik tamu yang tertinggal, seperti uang, cincin, sapu tangan, kertas-kertas penting atau bahkan dompet. Jika ditemukan, harus dikembalikan ke tamu yang bersangkutan atau dapat diserahkan ke bagian Lost & Found Section di House Keeping Department. 
- Setelah selesai memeriksa pakaian tamu yang akan dicuci, checker akan menyerahkan cucian kepada marker agar diberi tanda/kode berdasarkan nomor kamar tamu, dengan tujuan (i) memudahkan pencarian, (ii) memudahkan pembuatan bill/voucher, (iii) menghindari tertukar, (iv) menghindari kehilangan, dan (v) mempermudah valet saat pengiriman pakaian bersih ke kamar tamu. 
- Memilah pakaian yang harus diprioritaskan untuk dikerjakan terlebih dahulu sesuai dengan jenis pelayanan yang diinginkan oleh tamu, yakni 3Hours Service — Express — Reguler. 
- Memeriksa kembali permintaan khusus (special request) tamu terhadap pakaiannya, seperti shirt on hanger (kemeja harus digantung), folded (pakaian minta dilipat), atau starch (pakaian perlu dikanji). 
- Memahami/mengetahui jenis bahan-bahan tekstil dasaf dari pakaian-pakaian tersebut. Selain itu, harus mampu mengetahui keadaan jahitan pakaian, bahan pakaian mudah luntur/tidak, dan noda-noda yang ada pada pakaian. Selanjutnya, memisahkan pakaian-pakaian yang dominan berwarna putih, berwarna terang dan berwarna gelap. Hal ini bertujuan untuk menghindari kelunturan. 
- Memastikan kembali apakah pakaian tersebut harus dicuci melalui proses laundry atau dry cleaning. 

- Memeriksa ornamen-ornamen yang ada pada pakaian, baik berupa payet-payet maupun kancing hiasan yang sensitif terhadap panas atau bahan kimia (chemicaf. Untuk itu, ornamen-ornamen tersebut dilepas atau dicopot sebelum proses pencucian. Sementara ornamen/kancing yang tidak dapat dilepas biasanya ditutup dengan aluminium foil. 
- Jika dalam pengecekan ditemukan cacat pada pakaian, seperti sobek, warna belang, atau kancing lepas, segera dilaporkan ke tamu yang bersangkutan dan supervisor. Barang-barang yang rusak/cacat tadi ditandai dengan peniti sehingga memudahkan pemeriksaannya. Pemasangan peniti dapat juga berarti: 

v  pada kaos — agar digantung 
v pada kemeja — agar dilipat 
v dua peniti pada kemeja — agar dikanji 

Setelah proses pengecekan/pemeriksaan selesai, checker/ marker akan melakukan pemberian tanda (marker) pada pakaianpakaian tamu yang akan dicuci. Untuk setiap 1 /aundry bag digunakan satu kode yang bisa berupa angka diikuti kode hari/ bulan. 

Semua pakaian yang akan dicuci harus diberi tanda. Sementara itu, seragam/uniform tidak diberi tanda karena setiap pakaian telah diberi kode permanen. Hal yang sama berlaku untuk linen. Khusus untuk pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang halus, seperti si/k, satin, atau tissue, kode (pemberian tanda) tidak langsung ke pakaian, tetapi dengan collar yang ditempelkan pada lubang kancing. Hal ini bertujuan untuk menghindari kerusakan pada bahan pakaian. 

5. Washer 

Setelah dipilah-pilah antara yang harus dicuci secara laundry dan dry cleaning, dan semuanya sudah diberi tanda, cucian pakaian tamu akan melalui proses pencucian. Alur yang dilewati dalam proses pencucian ialah washing—extracting—drying—pressingfinishing/folding. 

Setelah selesai dicuci, cucian tersebut diserahkan ke bagian extractor untuk diperas. Selanjutnya, diserahkan ke drying tumbler untuk dikeringkan. Hal terakhir yang dilakukan adalah proses berapian/pelicinan dengan cara disetrika/pressing. 

6. Press Only 

Pakaian tamu yang dibawa ke Laundry Plant bellum tentu semuanya diminta untuk dicuci laundry ataupun dry cleaning). Ada kalanya, tamu hanya ingin pakaiannya dirapikan dengan cara disetrika/pressing atau mungkin hanya dengan menggunakan steam pressing. 
Jika tamu menginginkan pelayanan ini, ia hanya mengisi Press Only Form, yang biasanya tersedia bersama Laundry/Valet List. Jenis pakaian yang sering dimintakan pelayanan Press Only biasanya adalah night gown, tuxedo, necktie ataupun shirt yang terbuat dari bahan halus dan sensitif. 


Penyimpanan dan Perawatan Uniform

Penyimpanan dan Perawatan Uniform
Laundry departement Khususnya di Uniform section situntut untuk merawat dan membersihkan pakaian seragam dengan baik . Atas dasar pertimbangan yang demikian, ada beberapa cara yang dilakukan oleh Uniform Section dalam merawat dan menyimpan pakaian seragam, di antaranya: 
a. Mengatur jadwal penukaran seragam kotor dengan seragam bersih sekitar 2-3 hari. 
b. Memastikan dalam proses pengiriman ke Laundry Plant, pakaian seragam yang kotor dipilah/dipisah-pisah berdasarkan jenis kain, tingkat kekotoran, dan warna. 
c. Memeriksa kondisi pakaian seragam saat menerimanya dari karyawan, seperti kondisi jahitan, kancing, dan restleting. Jika ada yang rusak/robek/lepas, segera perbaiki dengan membawanya ke bagian seamstress/tailor. 
d. Melakukan pemeriksaan ulang jumlah dan kondisi uniform bersih yang dikirim dari Laundry Plant, dikelompokkan berdasarkan nama pemilik (sesuai dengan Uniform Slip), digantung dengan hanger di hanging rack yang tersedia. 
e.  Sebagain besar seragam digantung (tidak dilipat) dengan tujuan agar tetap rapi, licin, dan halus. 
f. Disusun menghadap ke satu sisi agar memudahkan proses pengambilan seragam dan menghindari tertukarnya seragam.

Cara Menyimpan Linen Yang Baik

Cara Menyimpan Linen yang Baik 

Harga linen yang mahal dan kegunaannya yang sangat vital dalam operasional hotel menuntut penanganan yang baik. Agar linen-linen tersebut awet dan tetap layak dipakai, perhatian khusus untuk penyimpanan linen-linen tersebut sangat dibutuhkan. 
Perhatian khusus itu di antaranya sebagai berikut: 
a. Tersedianya Linen Room/ Store yang tidak terlalu jauh dari Laundry Plant dengan luas yang cukup. 
b. Lantai, dinding, dan langit-langit ruangan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, serta memiliki sirkulasi udara yang baik, tidak lembab/pengap/berbau serta penerangan yang cukup. 
c. Tersedia rak-rak yang cukup untuk penyimpanan berbagai jenis linen. Linen-linen bersih disimpan di atas rak yang bersih (tidak berkarat / lembap/berbau karena akan dapat mengubah warna linen) serta disusun berdasarkan jenis dan ukurannya. 
d. Usahakan lipatan linen menghadap keluar agar memudahkan penghitungan dan pengambilan. Sebaiknya, tiap-tiap rak telah diberi kode jenis linen untuk memudahkan pencarian. 
e. FIFO (First In First Out) atau linen yang pertama masuk adalah linen yang pertama keluar diberlakukan dalam sirkulasi keluar masuknya linen-linen bersih dari Linen Room/ Store sehingga umur linen dapat lebih panjang. 

Uniform / Seragam Karyawan Hotel

Uniform / Seragam Karyawan Hotel

Umumnya, seragam karyawan hotel berbahan dasar katun, polyester, wol dan sutra (untuk beberapa bagian). Selain itu, ada beberapa pertimbangan lain dalam pemilihan dan pembuatan seragam karyawan, di antaranya sebagai berikut: 
a. Rancangan harus menarik, nyaman, dan cocok dipakai karyawan. 
b. Tahan lama, warnanya tidak mudah luntur serta mampu menyerap keringat dengan baik. 
c. Corak dan warnanya harus mampu mencerminkan dan mewakili lingkungan kerjanya. 
d. Setiap karyawan diberikan 2-3 pasang pakaian seragam, agar selalu bersih saat digunakan melayani tamu. 

Pakaian seragam pada prinsipnya adalah milik perusahaan yang dipinjamkan kepada karyawan selama dia bertugas di hotel tersebut. Bentuknya bisa berupa: 

Pria: 
a. Shirt (Kemeja) + Vest (Rompi) 
b. Jacket/Tuxedo/Coat (Jas) 
c. Necktie (Dasi Panjang)/Bowtie (Dasi Kupu-kupu) 
d. Trousers (Celana Panjang) 

Wanita: 
e. Blouse (Kemeja Perempuan) 
f. Blazer (Jas perempuan) 
g. Syal 
h. Skirt (Rok) 
i. Kebaya 
j. Pants (Celana Pendek) 

Alur Pelayanan Linen Hotel

Alur Pelayanan Linen Hotel
Untuk Alur pelayanan linen hotel sendiri baik itu dari Houskeeping linen atau FB Linen, akan selalu berputar.  Atau Berbentuk Lingkaran. Awal sampai akhir , dan akan kembali ke awal lagi . Begitu pekerjaan dalam laundry secara terus menerus. Dan nantinya bisa menjaga mempertahankan serta meningkatkan  kualitas cucian. Nerikut merupakan Alur Pelayanan Laundry Hotel ;
1. Collecting Soiled Linen
2. Transporting Soiled Linen
3. Sorting and Whasing
4. Drying
5. Folding Linen
6. Use Of Linen 


Sedangakan untuk Laundry Cycle atau perputaran kegiatan Pelayanan dalam laundry sendiri sebagai berikut : 
1. Collecting Dirty Laundry
2. Sorting Dirty Laundry
3. Pre-Treating Stains
4. Whashing
5. Drying
6. Repairing if Required and Ironing
7. Folding Stacking
8. Delivering Clothes/ linen  in Rooms



Linen Hotel

LINEN HOTEL 

Dalam sebuah hotel, baik hotel kecil maupun hotel besar, linen menjadi periengkapan yang sangat vital dalarm pelayanan kepada tamu-tamu hotel, baik yang menginap ataupun sekadar menikmati layanan hotel. Biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan linen-linen tersebut sangat besar dan mahal. Tampak jelas bahwa investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pengadaan linen sangat besar. 

Oleh sebab itu, penanganannya membutuhkan profesionalisme. Linen-linen yang berasal dari kamar tidur, kamar mandi, dan pakaian seragam karyawan, jika digabungkan jumlahnya sangat besar. Sangat penting bagi petugas Laundry untuk mempersiapkan semua linen dan seragam tersebut dalam keadaan bersih setiap hari, agar tidak mengganggu operasional hotel dan memberikan pelayanan yang terbaik kepada tamu hotel. 

1. Linen-Linen Housekeeping Department dan Linen-linen Food & Beverage Department 

Di hotel, linen-linen Umumnya digunakan untuk kebutuhan operasional Housekeeping Departrnent dan Food & Beverage Department. 

a. Linen-linen Housekeeping Department 

Linen-linen yang berada di kamar-kamar tamu yang dibutuhkan oleh Housekeeping Department meliputi: 

1) Sheet (sprei) terdiri dari dua ukuran, yakni Double Sheet dengan ukuran 230 x 275 cm dan Single Sheet dengan ukuran 175 x 275 cm. Dahulu, untuk setiap kasur dibutuhkan 3 pcs sheet, namun sekarang dengan menggunakan Duvet, hanya dibutuhkan 17 sheet saja. 
2) Duvet cover (sprei penutup selimut), kalau dahulu sering ditemui bed cover, kini lebih banyak hotel menggunakan Aduvet yang menjadi selimut sekaligus bed cover. 
3) Bed pad/speard (alas matras), Merupakan alas tidur yang dipasang di atas matras yang berfungsi sebagai peredam panas, karena kasur terbuat dari busa sehingga tamu dapat tidur dengan nyaman. Bed pad juga berfungsi meredam / menahan kotoran cairan yang tumpah ke kasur sehingga tidak merusak tempat kasur. 
4) Bed skirting (sprei Matras), yang berfungsi sebagai penutup spring box sehingga menutupi seluruh kaki bed. 
5) Pillowcase (sarung bantal), normalnya berukuran 50 x 75 cm. 
6) Bath towel (handuk mandi), normalnya berukuran 60 x 122 cm. 
7) Beach towel (handuk renang), normalnya berukuran 90 x 170 cm. 
8) Face towel (handuk muka), normalnya berukuran 30 x 45 cm. 
9) Hand towel (handuk tangan), normalnya berukuran 20 x 100 cm 
10) Bath mat (alas kamar mandi), normalnya berukuran 60 x 90 cm 

b. Linen-linen Food & Beverage Department 
Linen-linen di Restoran, Banquet, dan Bar yang dibutuhkan oleh Food & Beverage Department meliputi: 
1) Table cloth (taplak meja), fungsi utamanya adalah menutup meja. Ada banyak ukuran dan motifnya, namun yang paling sering digunakan di hotel adalah warna putih. Bisa juga warna lainnya, namun bercorak/bermotif polos. 
2) Melton/silence cloth (pelapis meja), terbuat dari bahan kain lembut yang tebal yang dipasang di bawah table cloth. Fungsinya adalah untuk meredam suara saat makan minum dan meredam panas sehingga tidak merusak permukaan meja makan. 
3) Table mat (alas piring per individu di meja makan), khusus untuk meja makan yang terbuat dari kaca umumnya digunakan table mat sebagai alas makan. 
4) Doily mat/tray mat (kain penutup nampan), yang fungsi utamanya membuat permukaan tray/nampan tidak licin saat membawa makanan/minuman tamu. 
5) Buffet cloth (taplak meja khusus meja buffet), fungsinya hampir mirip dengan skirting. 
6) Skirting/table skirting (rampel meja buffet), adalah kain panjang yang digunakan sebagai penutup meja buffet atau meja rapat dengan berbagai corak/motif atau polos namun mengilap. Untuk memperindah biasanya dibuat rampel. 
7) Guest napkin (serbet makan tamu), yang berfungsi sebagai penghias meja, penahan makanan agar tidak jatuh ke pakaian tamu serta untuk membersihkan mulut tamu saat makan. 
8) Oshibori (handuk kecil) yang disediakan untuk tamu yang baru datang, biasanya dalam keadaan basah, baik dalam suhu hangat (jika udara di luar dingin) maupun suhu dingin (jika suhu di luar panas terik). 
9) Service napkin (serbet pelayanan tamu), yaitu napkin khusus yang dipakai oleh waiter restaurant saat Menuang air es ke dalam gelas tamu, ataupun saat membawa piring panas makanan ke meja tamu. 
10) Glass cloth (serbet khusus untuk membersihkan gelas), fungsi utamanya untuk mengeringkan gelas-gelas setelah dicuci, ataupun saat disusun di meja makan. 
11) Cheflwaiter apron (celemek), kain pelindung yang dipakai oleh juru masak atau waiter untuk menghindari tumpahan cairan panas saat membuat makanan ataupun melayani tamu. 

Jumlah ideal linen yang dibutuhkan agar pelayanan dapat maksimal adalah 3-4 par stock, dengan perincian 7 set pertama terpakai/terpasang, 7 set kedua dalam proses pencucian, dan 1 set ketiga berada di gudang penyimpanan sementara (akan lebih baik jika terdapat 7 set lagi yang berada di gudang besar). Ada banyak jenis bahan tekstil yang digunakan sebagai bahan dasar linen hotel, akan tetapi linen berbahan katun umumnya masih mendominasi. Biasanya, digunakan untuk seprei, sarung bantal, berbagai jenis handuk dan linen-linen di restoran. Hal yang sama berlaku untuk pakaian seragam karyawan, walaupun sudah dimodifikasi dengan bahan lain seperti polyster (tetoron)+katun. 

Tekstil linen-linen di hotel banyak menggunakan bahan katun. Alasan mendasarnya ialah bahan katun lebih kuat, perawatannya mudah, dan penggunaannya nyaman karena hampir semua barang yang terbuat dari tekstil di hotel secara langsung berhubungan dengan kulit tubuh tamu, seperti sprei, handuk, napkin, dan lain-lain. Selain itu katun dikenal sebagai bahan tekstil penyerap keringat/air yang sangat baik, tembus udara, dan lembut, apalag! katun yang berkualitas baik. 
Selain katun sebenarnya banyak juga jenis tekstil yang digunakan di hotel, mulai dari yang terbuat dari bahan alami seperti wol yang banyak digunakan untuk selimut (blanket) ataupun yang terbuat dari bahan sintetis berupa kain-kain penghias untuk tirai (curtain), jok/sofa-sofa bahkan tirai kamar mandi (shower curtain). Namun, barang-barang linen ini tidak terlalu sering dicuci. 

Oleh karena itu, pembelian bahan linen yang berkualitas Sangat diperlukan. Namun demikian, daya tahan (awet), benampilan, dan kualitas linen tidak lepas dari bagaimana penanganannya sehari-hari, terutama saat proses pencucian oleh petugas di Laundry Department. 

2. Keuntungan Memiliki Laundry Plant Sendiri 

Memiliki laundry plant sendiri memberi keuntungan tersendiri pula. Berikut ini adalah beberapa keuntungan jika hotel memiliki laundry plant sendiri: 
a. Biaya investasi untuk menyediakan cucian bersih (linen maupun pakaian kerja) yang digunakan sendiri oleh hotel relatif lebih kecil/sedikit. 
b. Waktu, tenaga, dan upaya untuk mengambil cucian bersih dari layanan laundry komersial dihilangkan sehingga staf dapat bekerja lebih baik. 
c. Petugas Housekeeping dan Food & Beverage dapat dengan mudah mengakses layanan permintaan cucian bersih di hotel. 
d. Kehilangan atau penyalahgunaan linen dapat dikurangi. 
e  Staf dapat memiliki kontrol penuh atas siklus pencucian dan kekurangan linen. 
f. Masa pakai linen dapat diperpanjang dengan menggunakan pencucian khusus sesuai dengan tingkat kekotoran linen. 

3. Prosedur Pelayanan Linen Hotel Linen-linen kotor yang dikirim ke laundry harus segera ditindaklanjuti dan tidak boleh dibiarkan terlalu lama. Oleh sebab itu, begitu cucian kotor tiba harus segera ditangani dan dikerjakan. Alasan di balik itu adalah: 
a. Cucian kotor harus dibersinkan sedini mungkin karena akan digunakan kembali untuk menggantikan cucian kotof berikutnya. 
b. jika dibiarkan terlalu lama, noda di kain cucian bisa menjadi permanen. 
c. Noda di kain cucian dapat menodai (pindah) ke kain cucian yang lain. 
d. Kain kotor yang lembab (basah) menjadi tempat yang baik berkembang biaknya bakteri. 
e. Menghindari kemungkinan linen salah tempat atau hilang. 

PROSES PENCUCIAN PADA LAUNDRY

PROSES PENCUCIAN PADA LAUNDRY

Dalam proses pencucian, sering terjadi perubahan dari kondisi yang ada. Hal tersebut dilakukan atas berbagai pertimbangan terutama segi ekonomi dan efisiensi. Di samping itu, pertimbanganpertimbangan lainnya ialah jenis pengotor, jenis mesin cuci, jenis air, waktu yang tersedia, dan sebagainya. 

Oleh sebab itu, sebelum proses pencucian dilakukan perlu dilakukan beberapa pemeriksaan. Pemeriksaan-pemeriksaan itu di antaranya sebagai berikut: 
1. Pemeriksaan Beban Mesin Cuci
2. Pemeriksaan Kualitas Air
3. Ukuran Tromol Mesin
4. Pemeriksaan Gaya Mekanis
5. Pemeriksaan Tinggi Air
6. Temperatur
7. Waktu 

Dalam proses pencucian baik dengan mesin manual maupun mesin otomatis, tahap-tahap yang dilalui hampir sama. Tahaptahap itu adalah sebagai berikut: 

1. Pembersihan pertama 
Pembersihan utama pada cucian masih dilakukan di luar mesin (pre washing). Tujuannya ialah melepaskan kotoran-kotoran yang menempel cukup berat pada bagian-bagian tertentu, seperti pada bagian kerah, ujung lengan kemeja atau ujung celana. Pembersihannya dilakukan secara manual dengan menyikat pakaian tersebut dengan sikat lembut. 

2. Flush 
Tahapan ini sudah berlangsung di dalam mesin. Pencucian permulaan bermanfaat untuk membasahi pakaian dan linen sekaligus untuk menghilangkan noda atau kotoran yang larut dalam air. Pada tahap ini tidak digunakan bahan kimia dan ukuran suhunya 35-45°C selama 2-3 menit. 

3. Break 
Pada tahap ini mulai ditambahkan bahan pembersih, yakni alkali, terutama untuk bahan cucian dengan tingkat pengotoran tinggi, seperti kotoran minyak. Penambahan 

alkali ini dimaksudkan untuk menghilangkan sebagian atau seluruh kotoran yang dapat disabun dalam keadaan basah. Hal ini memperingan beban detergen pada tahap selanjutnya. Suhu yang ideal untuk proses ini adalah 25-30°C selama 3-5 menit, dan pH-nya 10.6-10.8, dengan tinggi air penuh pada tabung cuci. 
4. Pencucian (wash/suds) Proses yang sesungguhnya terjadi pada tahap ini di mana detergen yang ditambahkan akan melepaskan kotoran yang masih tertinggal pada pakaian dengan bantuan aksi kimia disertai gaya mekanis. Seperti halnya tahap break, sesungguhnya tahap ini pun dapat dibagi ke dalam berbagai tingkat di mana jumlah tingkat yang dilakukan bergantung pada derajat pengotoran. Akan tetapi, dengan memperhatikan pertimbangan ekonomis, tahap ini umumnya dilakukan 1 tingkat saja selama 15-20 menit, dalam temperatur 6080°C, dengan tinggi air rendah (1/4) dari isi tabung cuci, dan pH-nya 10.6 -11.5 

5. Pemerasan (intermediate extract) Pemerasan berlangsung di tengah proses pencucian agaf bahan kimia dari detergen terbuang. 

6. Pembilasan (rinse) Pembilasan bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa detergen yang digunakan selama proses pencucian. Ada 3-4 proses pembilasan yang pada masing-masing tahapnya ditambahkan chemical lain sesuai dengan kebutuhan linen atau pakaian yang dicuci. Kondisi yang patut diperhatikan dalam proses ini adalah penurunan temperatur di setiap proses pembilasan. 

a. 1st rinse 
Kondisi temperatur : 50-60°C . 
Tinggi air dalam tabung - sedang (1/2)
Waktu - 5 menit 

b. 2nd rinse 
Kondisi temperatur : 30-40°C 
Tinggi air dalam tabung : penuh 
Waktu : 3 menit 

Pada 2™ rinse ini, jika pakaian yang dicuci masih memiliki noda-noda yang membandel seperti getah kunyit, saus, dan lain-lain, maka ditambahkan bahan kimia, yakni chlorine bleach untuk pakaian berwarna putih dengan suhu 50-60 °C, waktu selama 7-10 menit dan pada pH 10.2-10.8 dan oxygen bleach untuk Kain yang berwarna dengan suhu 60-70 °C ' waktu selama 7-10 menit, dan PH 10-11.

c. 3nd rinse 

Pembilasan ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa klorin yang masih ada. Guna mendapatkan hasil yang efektif, pembilasan pada tahap ini sebaiknya ditambah dengan penetral alkali (sour), sesuai dengan alkalinitas air dalam tabung mesin cuci. 
Kondisi temperatur : 25-30°C 
Tinggi air dalam tabung : penuh 
Waktu : 3 menit 


7. Pembilasan Terakhir (Final Rinse) Pembilasan terakhir bertujuan untuk menghilangkan ion-ion yang mungkin masih tertinggal pada pakaian. Pada proses ini biasanya ditambahkan softener untuk jenis cucian terry linen agar serat kain menjadi lentur dan lembut. 
Kondisi temperatur : 20-30°C 
Tinggi air dalam tabung : penuh 
Waktu >: 5 menit .

8. Pemerasan terakhir (final extract) 
Pada tahap ini dilakukan pemerasan agar air dalam cucian hanya tersisa 5-10% saja dan dilakukan dalam waktu 5-8 menit. 

9. Pengeluaran cucian (shake out) 
Pada tahap terakhir, pakaian atau cucian yang berada di dalam mesin digerakkan bolak-balik oleh mesin. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan proses pengeluaran cucian dari dalam mesin. Proses ini membutuhkan waktu sekitar 2-3 menit. 


JENIS PENGOTORAN LINEN PADA LAUNDRY

JENIS PENGOTORAN LINEN PADA LAUNDRY

1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Daya Lekat Pengotor 

Kekuatan pengotor yang melekat pada pakaian dan usaha membersihkan/menghilangkannya sangat bergantung pada faktor. faktor berikut ini: 

a. Waktu 
Lamanya pengotor menempel pada serat pakaian akan sangat berpengaruh terhadap proses pembersihannya. Membersihkan pengotor yang baru menempel jauh lebih mudah dibandingkan dengan yang sudah lama menempel. 

b. Lebar dan kedalaman pengotor 
Luas dan dalamnya pengotor yang melekat pada serat pakaian akan Memengaruhi mudah/sulitnya proses pembersihan. c. Jenis pengotor 

Ada dua jenis pengotor, yaitu dirt/kotoran dan stain/noda. Dirt kotoran lebih mudah dibersihkan dibandingkan dengan stain/noda. 

d. Bahan pakaian yang terkena pengotor 
Pengotor yang menempel pada bahan dasar putih ataU yang memiliki warna yang kuat dan dapat dicuci dalam suhu yang tinggi lebih leluasa/mudah untuk dihilangkan dibandingkan dengan pengotor yang melekat pada bahan berwarna halus dan sensitif terhadap panas. 

2. Sumber Pengotoran 

Pengotor yang melekat pada pakaian berasal dari berbagai sumber. Dengan demikian, daya lekat masing-masing pengotor akan berbeda pula. Daya lekat pengotor ini dibedakan berdasarkan adanya ikatan kimia dan ikatan fisik antara pengotor dan pakaian. Pengotor (soil) dikelompokkan ke dalam dua golongan, yakni kotoran (dirt) dan noda (stain). 

a. Kotoran (Dirt) 
Kotoran (dirt) merupakan jenis pengotor yang memiliki ikatan fisik lebih besar daripada ikatan kimiawi terhadap serat pakaian yang akan dicuci. Untuk menghilangkannya, gaya yang lebih banyak digunakan adalah gaya mekanis (tidak menggunakan bahan-bahan pembersih yang bersifat kimia, atau hanya menggunakan bahan kimia ringan). Yang termasuk dalam kotoran jenis ini adalah: 

1) Kotoran yang larut dalam air, seperti gula, garam, sari buah, dan lain-lain. 
2) Kotoran yang mudah dibersinkan dengan bantuan tenaga mekanis, seperti debu, duri, dan serbuk gergaji. Kotoran jenis ini cukup dibersihkan dengan cara ditepuk-tepuk (kucek) dengan tangan. 
3) Kotoran yang dapat disabun, seperti lemak hewan, tanah. 
4) Kotoran yang harus diemulsikan (penyatuan dua Zat yang tidak bisa bersatu), seperti minyak, lemak, dan oli. Pengotor jenis ini harus dibersihkan dengan memakai bahan kimia yang memiliki kekuatan tegangan permukaan (detergen) yang mengandung surfactant (zat kimia untuk menyatukan dua zat yang tidak dapat bersatu). 

b. Noda (Stain) 
Noda (stain) merupakan jenis pengotor yang memiliki ikatanikatan kimia yang lebih besar daripada ikatan fisik terhadap bahan pakaian yang akan dicuci. Untuk menghilangkannya diperlukan bantuan reaksi kimia lainnya dengan menggunakan zat-zat kimia yang berfungsi sebagai oksidator (zat yang mampu melepaskan zat kimia yang melekat pada serat pakaian), seperti tinta, kopi, darah, dan lain-lain. 

3. Stain Remover dan Bahan-bahan Pembersih Laundry 
Stain remover merupakan pembersih khusus untuk noda-noda darah atau tinta. Spotting plus ini mengandung zat kimia khusus yang dibuat untuk mengangkat kotoran-kotoran yang bersifat kimia, dengan catatan noda yang hendak dibersihkan kurang dari 24 jam. Jika noda itu sudah melekat selama 24 jam, proses menghilangkannya berlangsung secara kontinu. 
Stain remover mengandung bahan konsentrat dan enzim yang ampuh dan cepat mengangkat noda membandel pada serat pakaian. Stain remover ini digunakan sesuai dengan jenis noda yang melekat. Adapun prosedur penggunaannya adalah sebagai berikut: 
a. Langkah awal adalah mengujinya pada kain berwarna, kemudian lakukan tes kelunturan terlebih dahulu dengan mengoleskan stain remover pada ujung pakaian atau area tersembunyi. 
b. Basahi permukaan kain pada sisi yang hanya terkena noda dengan air hangat kurang lebih 60°C serta ratakan dengan general stain remover. 
c. Diamkan beberapa menit (kurang lebih 3 menit). 
d. Sikat secara perlahan dengan sikat yang halus/embut dan bilas. 
e. Untuk noda membandel, gunakan heavy duty stain remover. 
f. Setelah noda hilang atau pudar, cucilah pakaian atau kain menggunakan detergen guna mendapatkan hasil maksimal. 

4. Tingkatan Pengotoran 
Debu, keringat, tinta, parfum, lemak, tanah, dan lain-lain merupakan kotoran yang umum melekat pada pakaian. Setiap sumber kotoran memiliki perbedaan daya lekat dari setiap pengotor. Daya lekat ini akan memengaruhi proses pembersihan sesuai dengan karakternya masing-masing. Di hotel, biasanya terdapat beberapa linen dan pakaian yang memiliki tingkat pengotoran yang berbeda-beda. Hal tersebut tergantung di mana linen/pakaian tersebut digunakan atau ditempatkan. Beberapa contoh linen dan uniform hotel yang dapat diklasifikasikan tingkat pengotorannya adalah sebagai berikut: 
a. Pengotoran ringan (light soil), seperti hand towel, top sheet. 
b. Pengotoran sedang (medium soil), seperti pillow case, bath towel, second sheet, face towel. 
C. Pengotoran berat (heavy soil), seperti table cloth, napkin, cook uniform, engineering uniform, blanket. 

5. Penanganan Kotoran dan Noda 
Secara umum, ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam Penanganan kotoran dan noda. Keempat hal tersebut ialah serat kain, warna, jenis kotoran kain, dan tingkat kotoran kain. Berikut adalah uraian secara terperinci mengenai keempat hal itu. 
a. Serat Kain (Fiber Content) 
Perbedaan jenis dan serat kain menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan guna menentukan formula pencucian yang efektif. Formula pencucian serat alami (natural fiber) yang terbuat dari bahan-bahan hasil perkebunan, seperti kapas dan jerami atau 
dan hewan seperti wol dan sutra (silk), lebih sulit dan memeriukan penanganan khusus dibandingkan dengan serat sintetis. 

Serat-serat buatan atau sintetis dibuat melalui proses kimiawi dan bahan seperti minyak bumi. Serat alami (katun) dan serat buatan terutama jenis polyster dan kombinasinya paling banyak digunakan sebaga: bahan linen di hotel. 

b. Warna Kain (Colour) 
Memaksimalkan gradasi putih (whiteness), menekan pemudaran warna, dan mencegah pemindahan warna dari kain berwarna ke kain putih akan sangat terbantu dengan pengklasifikasian warna kain. Langkah-langkah klasifikasi dan Sorting kain berwarna biasanya dilakukan dengan cara: 

1) Memisahkan proses pencucian kain katun berwarna dari bahan-bahan kain campuran polyster karena bahan polyster akan menarik zat warna dari katun sehingga warna kain katun akan cepat memudar. 
2) Selalu menggunakan oxygen bleach untuk menghilangkan noda pada kain berwarna dan chlorine bleach hanya untuk kain yang berwarna putih polos. 
3) Gunakan temperatur yang tepat dalam pencucian sehingga warna kain akan tetap terjaga. Ingat, temperatur yang terlalu tinggi /panas dapat memudarkan warna kain. 
4) Selalu mencuci kain berwarna dengan warna sejenis atau bahan sejenis. 

c. Jenis Kotoran Kain (Type of Soil) 
Masing-masing jenis kotoran sangat unik dan memerlukan washing formula dan chemical yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang baik. Jenis kotoran dapat dikelompokkan dari yang paling ringan seperti debu, keringat, bekas makanan, hingga yang berat seperti tanah, pewarna, oli, minyak bumi, darah, dan lain-iain. 

Untuk jenis kotoran berat dari industri seperti oli dan minyak diperlukan kombinasi washing formula dan chemical yang berbeda. Apabila noda (stains) tidak dapat dilepaskan oleh detergen, maka bleaching diperlukan. Untuk pengotor kain yang berasa dari darah diawali dengan temperatur rendah guna melunakkan Garah di kain. Apabila kita langsung menggunakan air panas, darah tersebut akan mengeras dan menguat di kain sehingga semakin susah dibersihkan. 

d. Tingkat Kotoran Kain (Soil Degree) 
Tingkat kekotoran berarti jumlah atau berat kotoran pada satu kain. Tingkat kotoran dapat dikelompokkan seperti ringan (ligh, sedang (medium) dan berat (heavy). Heavy soil memerlukan 
temperatur pencucian lebih tinggi, chemical yang lebih banyak atau washing formula yang lebih lengkap dengan step cycle yang lebih banyak. 

Mencuci fight soil dengan washing formula untuk heavy Soil akan memberikan hasil cucian yang lebih bersih, tetapi Penggunaan air dan energi yang lebih banyak serta chemical yang lebih dari seharusnya akan menyebabkan biaya pencucian semakin besar. Sebaliknya, mencuci heavy soil dengan washing formula untuk light soil akan menghemat waktu, energi, dan chemical tetapi hasil pencucian tidak akan bersih sehingga harus dilakukan berulang-ulang. 

Pengoperasian Roll lroner/Mangler Machine

Pengoperasian Roll lroner/Mangler Machine 

Seperti dijelaskan pada bab sebelumnya, mesin ini berfungsi untuk merapikan linen-linen yang tipis namun berukuran besar dan panjang, seperti sheet, table cloth hingga skirting. Pinsip kerja mesin ini adalah proses deformasi di mana ketebalan benda kerja direduksi menggunakan daya tekan dan menggunakan dua buah rol/ atau lebih. 
Roll berputar untuk menarik dan menekan secara simultan benda kerja yang berada di antaranya. Roll ini dapat bekerja secara bolak-balik (reversing) atau searah (nonreversing). Roll yang 
searah selalu berputar pada arah yang sama dan benda kerja selalu dimasukkan dari sisi yang sama. Pada roll yang bekerja bolak-balik, arah putar roll dapat dibalik sehingga benda kerja bisa dimasukkan dari sisi yang lain. Langkah-langkah pengoperasian mesin ini adalah sebagai berikut: 

a. Bersihkan permukaan roller dengan lilin khusus (wax) sebelum mesin dipakai. 
b. Panaskan mesin sesuai dengan jenis linen yang akan di-press.
c. Persiapkan linen-linen yang akan di-press sesuai dengan jenis bahan dan ukurannya. 
d. Pisahkan linen-linen yang rusak atau masih kotor. 
e. Masukkan linen-linen satu per satu sesuai dengan jenis dan ukurannya. 
f. Pegang sudut kiri dan kanan dan pastikan dalam kondisi yang jenjang agar hasil press-nya rapi. 
g. Lipat linen-linen yang telah selesai di-press dengan standar lipatan yang ada. 
h. Tempatkan linen-linen yang sudah selesai dilipat pada trolleytrolley linen yang tersedia dengan semua lipatan menghadap ke satu sisi. 
i. Matikan mesin jika semua linen telah selesai di-press. 

Pengoperasian Pressing (Finishing) Machine

Pengoperasian Pressing (Finishing) Machine 

Finishing memiliki peran yang sangat penting dalam pelayanan Laundry & Dry Cleaning. Walaupun pakaian sudah bersih setelah dicuci baik secara laundry maupun secara dry cleaning, jika pelicinan (proses penyetrikaan) tidak sempurna, orang yang menggunakan pakaian tersebut akan kecewa. Bahkan, ada kalanya penggunanya gusar karena pakaian yang digunakan terlihat kusut. 

Selanjutnya, walaupun pencucian sudah baik dan pelicinan sudah rapi, tetapi jika pelipatan dan pembungkusan pakaian tidak baik, pakaian yang telah bersih, licin dan rapi tadi dapat menjadi kusut kembali. Hal ini bisa saja terjadi jika petugas counter atau petugas yang mengantar pakaian tersebut kepada tamu menanganinya dengan memegang atau menyusunnya secara sembrono. Akibatnya pakaian itu menjadi kusut dan tidak layak untuk dipakai. Jika hal ini sering terjadi, citra laundry yang bersangkutan di hadapan tamu/pelanggan menjadi jelek/buruk. 

Pressing sebagai lanjutan dari proses pencucian menjadi bagian yang sangat penting untuk diperhatikan, terutama jika laundry tersebut melayani pakaian-pakaian privat dari orang-orang Penting. Sebelum mengenal lebih jauh tentang finishing, kita perlu mengenal terlebih dahulu beragam pakaian yang digunakan oleh manusia. Umumnya, pakaian-pakaian yang digunakan manusia dibagi ke dalam tiga bagian besar, yaitu: 
a. Jas/jacket - coat 
b. Celana/trousers 
c. Baju yuri/dress wanita (termasuk bagian atas dan bawahnya, yakni blouse dan skirt, shirt (kemeja) baik pria maupun wanita, dan lain-lain. 

Prosedur pengoperasian mesin pressing/finishing ini harus memperhatikan beragam pakaian yang manusia yang disebutkan di atas. Adapun prosedur pengoperasian mesin pressing/finishing ini adalah sebagai berikut: 

a. Jas/Jacket/Coat 
Prosedur pengoperasian mesin pressing/finishing untuk jas/ jacket/coat adalah sebagai berikut: 

1) Umum 
- Seluruh permukaan serta lapisan kain bagian dalam harus dalam keadaan licin dan rata, tidak boleh ada yang kusut yang membuatnya bergelombang. 
- Tidak boleh ada bagian yang mengilap akibat pressing yang terlalu panas. 
- Keadaan pakaian tidak boleh berubah (menciut atau melar) dari model/bentuk aslinya. 

2) Kancing 
- Kancing yang retak, rusak atau lepas harus diganti dengan bentuk dan warna sesuai dengan aslinya. 
- Kancing harus tidak tertekan saat disetrika dan tidak boleh ada bekas tekanan. 
- Tanda bekas tarikan/tegangan di antara kancing-kancing harus satu dan kelebihan garis harus hilang. 

3) Leher/kerah 
- Lengkungan leher belakang harus licin, rata, kaku dan rapi (tidak mengerut). 
- Pinggiran leher bagian belakang harus bertemu menutupi persambungan di punggung dengan leher (tidak boleh kurang atau lebih) kecuali karena model pakaiannya (original) tidak bertemu. 
- Kedua daun kerah (kanan dan kiri) jas harus licin, kaku, dan tidak ada sedikit pun yang mengerut/kusut pada tepi jahitannya. 
- Titik ujung dari kerah jas harus tepat di atas kancing yang teratas. 
- Kedua daun kerah tidak boleh di-press secara terlipat, tetapi harus dalam keadaan membulat (roll). 

4) Penyimpanan 
- Jas harus ditempatkan pada gantungan (hanger) dan sama sekali tidak boleh dilipat, kecuali atas permintaan si pemiliknya. 
- Saat digantung, bahu harus rata (tidak boleh miring). 
- Pinggiran jas bagian bawah harus rata dan dalam satu garis. 
- Bagian depan jas, tempat kancing berada, harus diletakkan pada bagian dalam dan yang berlubanglubang di atasnya jangan dikancing. 
- Semua pakaian yang digantung harus ditutup dengan plastic cover. 

- Sebuah gantungan/hanger dapat diisi dengan 1 stel pakaian pria/wanita, yaitu jas/jacket+celana/trousers atay pakaian/blouse+rok/skirt. Dalam keadaan mendesak, adakalanya 2 buah celana panjang pada 1 gantungary hanger diperkenankan. 
- Ketentuan-ketentuan penggunaan hanger di atas adalah Standar umum pada perusahaan-perusahaan Laundry & Dry Cleaning, akan tetapi dapat disesuaikan dengan keadaar/pertimbangan tertentu. 

b. Celana 
Celana yang dimaksud di sini ialah celana pria (trousersy wanita (slacks) dan piyama pria/wanita. Prosedur pengoperasian mesin pressing/finishing untuk celana adalah sebagai berikut: 

1) Umum 
- Seluruh permukaan setiap daerah celana harus licin, rata, dan tegang, serta tidak terdapat kelesuan atau lemas, kusut atau mengerut. 
- Jahitan-jahitan yang terlepas harus dijahit kembali, termasuk kantong-kantong bagian dalam. (Catatan: Semua jahitan yang terlepas seharusnya sudah diketahui terlebih dahulu oleh valet (jika di hotel) saat menerima pakaian dari tamu di kamar hotel atau pada waktu pemeriksaan oleh petugas counter jika di Independent Laundry. Pakaian tersebut akan dicek ulang kondisinya saat diberi tanda oleh petugas marker. Bila marker menemukan ada jahitan yang lepas, dia harus segera memberi tahu atasannya untuk melakukan tindakan pengamanan. Tindakan pengamanan tersebut adalah agar jahitan yang terlepas tadi dijahit oleh tai/or (tukang jahit) sebelum dicuci. Sebab jika dicuci dalam keadaan terlepas (karena mechanical action dari mesin) akan terjadi sobekan yang lebih panjang dan lebar, bahkan dapat menimbulkan kerusakan lebih berat lagi.] 

2) Garis celana 
- Hanya 1 garis celana yang lurus serta tidak terputus dari atas ke bawah garis depan dan belakang celana. 
- Sekalipun hanya bayangan garis, namun hal itu harus dihilangkan. 
- Garis lipatan celana/pleat dan waist ban di bagian depan dari atas ke bawah harus tegas. 
- Garis yang dibentuk pleat pada garis depan saku celana tidak boleh melebihi batas ujung penutup pada jahitan bagian pesak. 

3) Bagian ban pinggang 
- Ban pinggang harus licin, kaku dan rata, melingkar celana. Tidak ada bagian yang mengerut dan kusut. 
- Bahan jahitan lebih yang terdapat di sekeliling ban pinggang dan bagian kaki harus terlebih dahulu diatur sejajar dengan jahitan dan tidak boleh ada yang melintir/ berlipat. 
- Tanda bekas kelebihan bahan pada daerah-daerah pertemuan jahitan serta pada lapisan dalam dan kantong celana harus dihilangkan dan tidak boleh terlihat. 
4) Kancing (zipper) dan kaitan 
- Kancing zipper dan kaitannya harus dalam keadaan baik dan langsung dapat dipakai. Kancing-kancing yang tidak ada, rusak ataupun retak harus diganti dengan yang sesuai. 
- Kancing Zipper dan kaitannya tidak boleh tertekan, tetapi harus bebas dan mudah dipergunakan. 
- Zipper yang macet atau kaitan yang patah/terlepas dari jahitannya harus diperhatikan dan bila perlu diperbaiki dan diganti dengan yang lain. 

5) Daerah pesak celana (daerah pangkal paha) harus bebas dari kusut dan kerutan, serta rapi dan semua permukaannya rata. 

6) Kantong/bibdir-bibir kantong harus bertemu rata dan sejajar sesuai dengan model dan bentuknya. 
7) Tanda-tanda bekas tekanan: 
- Biasanya terdapat bekas tekanan pada daerah-daerah tempat pertemuan jahitan atau tambahan lapisan sehingga terlihat lebih tebal dan selalu menimbulkan bekas (impression). Bekas tekanan ini harus dihilangkan. 
- Garis-garis yang tertinggal dari bentuk pressing atau setrikaan harus dihilangkan. 

8) Lipatan kaki 
- Lipatan kaki biasanya terdapat pada ujung bawah kaki celana, tetapi ada juga yang tidak memiliki lipatan seperti slacks atau fatigues. Bila ada lipatan, kedua lipatan itu harus rata sejajar dan licin. Tidak boleh ada garis melengkung di tengah. Yang sering terjadi garis melengkung muncul karena keadaan benang yang digunakan saat menjahit atau karena pemakaian celana tersebut. 
- Daerah lipatan kaki ini biasanya lebih tebal dan bekasbekas tekanan pressing harus dihilangkan. 

9) Penyimpanan 
- Semua celana harus digantung (hangen, kecuali kalau atas permintaan tamu untuk dilipat. Tidak diperkenankan untuk menempatkan lebih dari 2 celana pada satu gantungan. 
- Kedua kaki celana harus sejajar lurus, tergantung ke bawah pada gantungan. 
- Letak ban pinggang tidak boleh lebih dari 30cm bertentangan ke arah ujung kaki celana. 

c. Pakaian-pakaian Wanita (Silk/Dress) 
Walaupun si/k berarti sutra, silk dalam konteks ini dikategorikan sebagai pakaian-pakaian yang halus dan tipis yang periu mendapatkan perawatan sebagaimana perawatan sutra. Jadi, silk di sini adalah pakaian-pakaian yang halus dan tipis. terutama pakaian. 
Pada dasarnya pakaian wanita terbagi ke dalam dua bagian pokok, yakni bagian atas (blouse) dan bagian bawah (full dress). Adapun prosedur pengoperasian mesin pressing/finishing untuk pakaian-pakaian wanita adalah sebagai berikut: 

1) Umum 
- Seluruh daerah permukaan pakaian harus rata, licin dan kaku, serta bebas dari kusut atau kerutan serta garisgaris bekas setrikaan/pressing. 
- Bentuk pakaian harus mengikuti pola/model aslinya, contoh jika terdapat pita berbentuk flat yang terus ke bawah. 

2) Kancing, zipper, kaitan, dan hiasan lainnya 
- Keadaan kancing, zipper, dan kaitan harus tetap dalam keadaan baik dan dapat dipergunakan. 
- Hiasan dari sebuah dress harus tetap dijaga dalam keadaan baik. Pengikatnya juga harus dalam keadaan baik. Jika longgar segera dikencangkan, jika lepas segera pasang/jahit kembali. 
- Adakalanya kancing-kancing pakaian wanita selain berfungsi sebagai kancing juga menjadi hiasan/ ornamen. Kancing-kancing ini dibuat secara khusus dan harus dijaga jangan sampai rusak, sebab sulit untuk menggantikannya. 
- Diusahakan agar daerah di sekitar kancing tidak memiliki kerutan/kusut karena tertarik saat pelicinan/pressing. 
- Kancing, zipper, dan kaitan serta perhiasan tidak boleh tertekan. Bekas tekanan dari benda-benda tersebut pada pakaian harus dihilangkan. 

3) Badan leher 
- Tidak boleh kusut atau kerutan pada pangkal atau pinggiran leher, terutama pada ujung yang lancip (ujung kerah). 
- Seluruh kerah harus terlihat kaku, rata serta licin. 
- Bagian dalam (belakang kerah) juga harus licin dan rata walaupun tidak kelihatan. Bila tidak licin, bagian luar yang kelihatan tidak akan terlihat rata dan licin pula. 

4) Bagian lengan 
- Pakaian wanita ada yang berlengan panjang, tiga perempat, batas siku, di atas siku dan ada yang tidak berlengan. Diusahakan agar daerah lengan ini tidak kerutan/kusut tetapi seluruhnya kaku, licin, dan rata sesuai dengan modelnya. 
- Proses pressing harus sesuai dengan modelnya, terutama pertemuan pangkal lengan atas dengan bahu. 
- Permukaan daerah ketiak harus licin dan rata, jangan sampai kusut dan mengerut. Bila tidak berlengan, pinggiran sekeliling pangkal lengan harus rata dan licin. Jika kelebihan jahitan dari dalam, jangan keluar melebihi batas jahitan, terlebin pada bagian ketiaknya. 

5) Bagian pinggang 
- Seluruh permukaan bagian pinggang harus licin, rata, dan kaku, serta bebas dari kerutan dan kusut. 

- pita sering terdapat pada bagian ban pinggang di depan pita belekang, juga terdapat peda bagian leher depan, Pita im pun herus Grapikandilcinkan menurut modelnya
- Adakalanya ban pinggang dengkapi dengan pengikatnya 
- Pada pertemuan jahitan di bagian atas (blouse) day, bagian bawah (skit) biasanya terdapat persambungan, yakni (i) yang rata mendatar, (ii) yang berimpel langsung & bawah atas jahitan, dan (in) yang 
berpleat hidup dan mati. Ketiga mode! dan bentuk persambungan ini tidak boleh kusut dan mengerut, tetap, harus rata dan licin menurut model dan bentuknya. 
- Daerah sekeliing di bawah ban atau garis pinggang tidak boleh ada yang menggelembung. Gelembung ini bisa terjadi sewaktu pelicinan karena ada tarikan. Tetapi jika ini terlalu banyak, gelembung ini akan terjadi dan  harus dihindari / dihilangkan. 
- Lapisan dalam: 
v Seluruh lapisan dalam harus licin menurut bentuknya dan lapisan bagian dalam tidak boleh keluar. 
v Lapisan dalam tidak boleh susut karena menyebabkan bagian luar akan tertarik sehingga merusak bentuk pakaian. 
- Lipatan pakaian yang dijahit harus selalu rata dan sejajar dan tidak boleh ditekan agar tidak meninggalkan bekas pada permukaannya. 
- Bila terdapat kantong pada bi/ouse atau skirt, permukaannya harus licin, rapi dan kaku menurut modelnya. Garis-garis bekas press diminimalisasi. 

d. Kemeja (Shirt) 
Kemeja yang dimaksud di sini adalah kemeja pria dan wanita. Sepert: diterangkan sebelumnya, kemeja wanita memiliki jahitan Gi bagian dada, sedangkan kemeja pria tidak memiliki jahitan. Pekonan/press terhadap kemeja pria dan wanita sama. Prosedurnya adalah sebagai berikut: 

1) Umum 
- Seluruh permukaan kemeja harus bersih dari noda terlebih bagian dada, collar dan cuff yang selalu terlihat wealaupun menggunakan jas di atasnya. Daerah-daerah" ini harus licin, rata dan kaku, tanpa ada yang mengerut (kusut). 

2) Bagian leher 
- Selain selalu hcin dan kaku, pinggirannya juga harus rapi  
- Titik ujung lancip collar kemeja, keadaan kancing, zipper dan kaitan harus tetap dalam keadaan baik dan dapat digunakan.
 - Pinggiran bawah di bagian belakang harus selalu bertemu persis menutupi garis sambungan jahitan punggung ke leher, terkecuali modelnya lain atau adanya perubahan pada kemeja tersebut. 

Pengoperasian Drying Tumbler Machine

Pengoperasian Drying Tumbler Machine 

Drying adalah proses pengeringan cucian pakaian/linen terutama yang berjenis terry linen, seperti towel, blanket, dan bed cover. Mesin yang digunakan dalam proses pengeringan ini disebut drying tumbler. Panas yang digunakan dalam proses pengeringan ini biasanya berasal dari steam/uap ataupun gas. 

Suhu pengeringan sangat bergantung pada jenis bahan pakaian. Contoh, untuk pengeringan towel (katun tebal), suhu yang diperlukan berkisar 70°C-80°C. Adapun waktunya bergantung pada kapasitas mesin dan besar kecilnya towel.  Apabila suhu terlalu panas, keadaan itu bisa mengakibatkan towel menjadi kaku (karena softener/pelembut yang digunakan  menguap). Sebaliknya, jika tidak terlalu kering karena pemakaian mesin yang tidak sesuai standar, towel-nya akan berbau. Jangan pernah mengeringkan pakaian yang terbuat dari bahan karet atau mengandung karet karena akan mengembang (melar) dan pakaian berbahan nylon atau synthetic karena akan menyusut/menciut. 

Prosedur pengoperasian mesin pengering ini adalah sebagal berikut: 
a. Pisahkan pakaian-pakaian yang tidak melalui proses pengeringan, seperti shirt, flat linen karena cucian jenis inl harus di-press dalam keadaan lembab. 
b. Siapkan pakaian atau linen yang akan dikeringkan (terutamé terry linen) dengan berat sesuai dengan kapasitas mesin. 
c. Buka pintu mesin dengan hati-hati, tarik pegangan ke aran luar, masukkan pakaian/linen ke dalam tabung dryer satu pel satu sambil dicek kembali kondisi pakaian/linen tersebut, a4 tutup pintu mesin secara perlahan dan tekan rapat-rapat. 
d. Atur posisi temperatur dan waktu sesuai dengan jenis linen / Pakaian yang dikeringkan. 
e. Nyalakan mesin tumbler dryer dan burner drying. Tunggu pengeringan sesuai dengan waktu yang dipilih, cek beberapa kali untuk memeriksa kondisi pakaian. 
f. Apabila pakaian sudah kering, putar panel cooling time untuk mendinginkan pakaian tersebut. 
g. Jika proses pendinginan sudah selesai, keluarkan pakaian dari dalam drying tumbler, lalu masukkan ke dalam trolley pakaian bersih. 
h. Pilah pakaian yang masih harus melalui proses pressing dengan pakaian yang bisa langsung di-packing. 
i. Jangan mengeluarkan pakaian dalam keadaan panas karena pakaian yang didiamkan bertumpuk dalam keadaan panas akan mengakibatkan pakaian kusut kembali dan sulit untuk dirapikan saat di-press. 

Pengoperasian Washing Machine

 Pengoperasian  Washing Machine

Sebelum pakaian dimasukkan ke dalam mesin, seorang washer harus terlebin dahulu memastikan kondisi pakaian yang akan dicuci. Hal-hal yang mesti ia pastikan ialah tidak ada lagi barang yang tertinggal dalam kantong-kantong pakaian, warna pakaian tidak Juntur, bahan pakaian sesuai dengan penanganan yang diharapkan, dan lain-lain. Pencucian pakaian juga harus dilakukan dengan mencuci terlebih dahulu pakaian berwarna putih, dilanjutkan pakaian yang berwarna cerah, dan terakhir baru pakaian berwarna gelap. 

Prosedur pengoperasian mesin ini adalah sebagai berikut: 

a. Selalu gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, sepatu Boot. 

b. Setelah dilakukan penimbangan dan pemilahan berdasarkan warna, jenis, dan tingkat kekotoran, pastikan kembali kondisi pakaian, seperti menutup resleting, sangkutan dan tali untuk memastikan tidak merusak pakaian lainnya. Periksa kembali kondisi kantong atau benda-benda yang menempel pada pakaian, seperti peniti, jarum pentul, penjempit rambut, dan lain-lain karena selain dapat merusak pakaian, juga akan merusak mesin. 

c. Buka pintu mesin cuci, masukkan pakaian/linen ke dalam drum mesin cuci, pastikan beratnya tidak lebih dari 80% dari kapasitas mesin cuci. Contohnya, jika kapasitas mesin cuci 10 kg, maka maksimal berat cucian yang masuk adalah 8 kg. Tutup pintu, pastikan terkunci rapat, dan buka keran air. 
d. Tambahkan semua bahan pembersih (chemical) mulai dari alkali, detergent, bleach, sour, softener ke dalam container/ dispenser sesuai dengan takaran yang telah ditentukan. Jangan melebihi batas maksimum. Tutup laci dispenser secara perlahan. 

e. Tekan tombol power untuk menyalakan mesin dan atur suhu ait sesuai dengan petunjuk penggunaan mesin. 

f. Putar knop program terlebih dahulu sebelum menekan tombol start, dengan ketentuan: 

1) Delicate, untuk pakaian halus yang mudah rusak, seperti tirai apron, taplak meja. Suhu yang dianjurkan adalah 20°C. 

2) Blanket/selimut, pillow case/selimut bantal dianjurkan dengan suhu 40°C. 

3) Quick, untuk cucian berwarna yang mudah kotor dan suhu yang dianjurkan 20°C. 

4) Tekan tombol start/pause (program katun dipilin secara otomatis: normal rinse/800rpm/40°C). 

g. Biarkan mesin bekerja sampai proses pembilasan pertama, lalu tambahkan bleach (untuk pakaian putih), Pada poses Dembilasan kedua, tambahkan sour. Terakhir, pada proses Pembilasan ketiga, masukkan softener. 

h. Biarkan beberapa saat sampai mesin melakukan spin atau final spin (pemerasan). Jika poses mencuci selesai, biasanya Mesin secara otomatis akan berhenti dan alarm berbunyi. 

i. Buka pintu dan keluarkan cucian, pindahkan ke mesin pemeras bila mesin tersebut tidak memiliki pemeras. 


Pengoperasian Spotting Machine

Pengoperasian Spotting Machine 

Proses pembersihan pengotor pada mesin ini dilakukan dengan membasahi cucian. Tujuannya ialah menghanyutkan kotoran yang menempel pada cucian dan terlepas dari tekstil. Proses ini seringkali disebut wetting, yakni penghilangan kotoran pada bagian tertentu (ore washing/soaking). Proses ini dapat dilakukan pada saat pre washing sekaligus menghilangkan kotoran yang tebal pada bagian-bagian tertentu. 
Prosedur pengoperasian mesin ini adalah sebagai berikut: 
a. Pisahkan dan siapkan cucian yang akan dihilangkan nodanya. 
b. Basahi cucian dan teteskan bahan pembersih noda pada bagian noda yang akan dibersihkan, lalu biarkan sesaat. 
c Ambil sikat yang halus, kemudian sikat perlahan-lahan dengan gerakan satu arah sampai noda hilang. 
d. Sikat bagian kerah dan ujung lengan kemeja dan bagian ujung celana untuk celana panjang. 
e. Bilas menggunakan air bersih, lalu lanjutkan proses pencucian. 

Pengoperasian Marking Machine

Pengoperasian Marking Machine 

Sebelum pakaian dicuci biasanya diberi tanda (marking) secara manual atau menggunakan mesin. Tujuannya agar pakaian yang akan dicuci tidak tertukar antara pemilik yang satu dan pemilik yang lain, serta menghindari risiko kehilangan. 

Pemberian tanda dapat dilakukan berdasarkan nomor kamar, nomor bil, nomor urut, dan lain-lain. Syarat-syarat yang harus diperhatikan saat memberi tanda pada pakaian yang akan dicuci antara lain ialah mudah dibaca, tidak merusak pakaian, dan mudah dipahami. 

Pemberian tanda/marker dapat dikerjakan dengan marking machine untuk bahan-bahan yang kuat terhadap bahan kimia dan panas. Untuk pakaian yang terbuat dari bahan-bahan yang halus seperti silk, satin atau tissue, pemberian tanda tidak dilakukan langsung ke pakaian. Pemberian tanda untuk bahanbahan semacam ini dilakukan dengan menggunakan collar tape 

yang ditempelkan pada lubang kancing dengan tujuan agar tidak merusak bahan. Setelah diberi tanda, pakaian-pakaian tersebut dicek kembali. Kemudian, pakaian yang berwarna terang dipisahkan dari yang berwarna gelap, serta pakaian yang dicuci 

secara laundry atau dry cleaning. Prosedur pengoperasian mesin ini adalah sebagai berikut: 
a. Ambil satu bundel laundry bag cucian tamu, lalu keluarkan semua pakaian kotornya berikut laundry valet list-nya. 
b. Pakaian yang telah dikumpulkan oleh valet dicek kembali dan dicocokkan dengan jumlah pakaian yang ada di laundry list. Pada laundry list tertulis nama dan merek pakaian tersebut. Selanjutnya, pakaian-pakaian tersebut di-marking (ditandai) secara manual atau menggunakan marking machine. 
C. Periksa satu per satu pakaian tamu tersebut. Jika dalam pengecekan ditemukan cacat pada pakaian seperti sobek, warna belang atau kancing terlepas, petugas harus segera melaporkannya ke supervisor untuk disampaikan ke tamu yang bersangkutan. Bagian-bagian yang rusak/cacat tadi ditandai, bisa dengan peniti atau materi lainnya sehingga memudahkan saat pemeriksaan. Pemasangan peniti pada beberapa jenis pakaian juga memberikan tanda bahwa pakaian tersebut memerlukan perlakuan khusus.
d. Pisahkan menurut warna, jenis bahan, dan jenis cucian. 
e. Pemberian tanda pada pakaian dapat dilakukan dengan memberikan (i) nomor kamar tamu, (ii) hari dan nomor urut, (iii) warna kain, dan (iv) hari, tanggal, dan nomor urut. 
f. Tanda dipasang pada: 
1) bagian kantong dalam untuk jas/jacket/suite, 
2) bagian bawah depan untuk kemeja yang di-/aundry dan lubang kancing kedua dari bawah untuk kemeja yang di-dry cleaning, 
3) pada bagian depan kancing tarik untuk celana panjang yang di-laundry dan tali pinggang bagian depan untuk celana panjang yang di-dry cleaning, 
4) label pakaian untuk Blouse, 
5) bagian label di pinggang belakang untuk underwear, 
6) label untuk Brasseries, 
7) ujung sudut menggunakan peniti untuk handkerchief, 
8) ujung jari yang disatukan dengan peniti untuk socks/ kaos kaki. 

g. Tulis semua pakaian yang ditandai dalam /og book (Daily Laundry Marking Record). 

h. Setelah semua pakaian diberi tanda, petugas checker/marker akan membawa pakaian tersebut untuk dicuci oleh bagian washer/cleaner baik laundry maupun dry cleaning. 


Klasifikasi Serat Tekstil

Klasifikasi Serat Tekstil

1. Serat Alam 

Serat alam meliputi serat yang dihasilkan oleh tanaman, hewan, dan proses geologis. Serat jenis ini dapat mengalami pelapukan. Pada umumnya, serat alami ini memiliki sifat yang hampir sama, yakni kuat, mudah kusut, namun tahan terhadap panas. 

a. Tekstil Berserat Selulossa (Nabati/Tumbuhan) 

Ada banyak jenis serat yang berasal dari bagian tumbuhtumbuhan, baik yang berasal dari biji seperti kapas (cotton), dari buah seperti kapuk, drill/olacu, dari kulit pohon seperti rami, linen, goni, dan lain-lain serta dari dedaunan, seperti rayon. Serat-serat ini biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung lignin. Viscose yang dibuat dari serat kupranium adalah salah satu contoh serat buatan berbahan dasar nabati atau vikada yang berasal dari protein tumbuhan seperti kacang-kacangan. 

Katun adalah serat alami yang berasal dari tumbuhan kapas (cotton) yang paling banyak digunakan sebagai bahan pakaian. Apalagi, jenis tanamanan ini paling mudah ditemui di berbagai belahan bumi. Selain mudah ditemui, katun dapat menyerap keringat dan warna paling baik. 

Rayon adalah serat tumbuh-tumbuhan yang sangat mudah menyerap air, akan tetapi kekuatan seratnya berkurang dalam keadaan basah. Oleh karena itu, perlu penanganan ekstra saat proses pencucian. Selain itu, serat jenis ini menjadi lunak Saat terkena panas, baik karena sinar matahari maupun saat penyetrikaan, apalagi dengan tekanan yang tinggi. inilah yang menyebabkan serat ini tidak begitu populer. 

b. Tekstil Berserat Protein (Hewani) 

Serat yang berasal dari hewani biasanya tersusun atas protein yang dapat berbentuk stapel, seperti rambut hewan seperti domba, unta, cashmer, mohair, kelinci, vicuna, alpaca atau filamen tertenty dari alam ataupun buatan, seperti: 

1) Alam: silk/sutra yang berasal dari kepompong ulat sutra, wol yang berasal dari bulu domba, dan kulit binatang, sepert kambing, sapi, beruang, kelinci, ular, dan lain-lain. 

2) Buatan: serat-serat ini memiliki bahan dasar dari selulosa yang berasal dari binatang, seperti wol susu yang berasaj dari lemak hewan. 

Wol dan sutra adalah jenis serat hewani yang paling banyak digunakan dalam industri pakaian. Wol, yang berasal dari bulu domba, memiliki elastisitas serta fleksibilitas yang baik dan sangat lembut di kulit pemakainya. 

Sutra merupakan serat yang diambil dari kepompong ulat sutra. Cairan liur yang digunakan oleh ulat sutra dalam membuat rumah/kepompongnya sampai siap menjadi kupu-kupu menjadi serat yang paling baik kualitasnya dari dulu hingga kini, yakni serat sutra. Selain halus, serat sutra juga kuat, memiliki kemampuan menyerap warna yang baik, dan mudah dirapikar/selalu licin. 

c. Tekstil Berserat Mineral 

Serat mineral umumnya berbahan asbestos. Saat ini, asbestos adalah satu-satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang. Polyester dan Acrylic adalah dua serat mineral yang paling populer. 

Polyester merupakan jenis serat yang sulit menyerap air, namun tahan terhadap panas, bahkan jenis seperti terry linen baru akan meleleh pada suhu 260°C. 

Acrylic, sama seperti Polyester, sulit menyerap air/keringat. Seratnya akan semakin kuat saat basah, tetapi warnanya akan mudah luntur jika terkena panas matahari. 

d. Kelebihan dan Kelemahan Serat Alam Serat alam memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan-kelebihan serat alam adalah sebagai berikut: 
1) Umumnya memiliki serat yang kuat dan tidak mudah putus saat terkena panas (tidak mudah lapuk), baik karena sina! matahari maupun proses penyetrikaan. 

2) Lebih lembut dan nyaman di kulit tubuh jika dibandingkat dengan serat buatan (sintetis). Hal ini terjadi karena serat alam dapat menyerap panas pada tubuh dan mampu menyerap ail 
3) Tidak menyebabkan iritasi sehingga jauh lebih aman bag! kesehatan kulit. 

Adapun kekurangan-kekurangan serat-serat alami adalah sebagai berikut: 

1) Proses pengadaan dan pembuatannya membutuhkan waktu yang lebih lama dan jumlahnya terbatas sehingga harganya lebih mahal. 

2) Tidak menyerap warna dengan baik sehingga warna yang muncul tidak terang. 

3) Selain sutra, serat alami sangat mudah kusut dan sulit dirapikan. 

4) Lebih rapuh terhadap gesekan dibanding serat sintetis. 

2. Serat Buatan/Sintetis (Man-Made) 

Serat buatan atau serat sintesis umumnya berasal dari bahan petrokimia. Namun, ada pula serat sintetis yang dibuat dari selulosa alami seperti rayon. Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar. Serat buatan terbentuk dari polimer-polimer yang berasal dari alam maupun polimerpolimer buatan yang dibuat dengan cara kepolimeran senyawaSenyawa kimia. Semua proses pembuatan serat dilakukan dengan menyemprotkan polimer yang berbentuk cairan melalui lubanglubang kecil (spinneret). 

Serat buatan mempunyai sifat-sifat umum, antara lain: 
a. Sangat kuat dan tahan gesekan. 
b. Dalam keadaan kering atau basah, kekuatannya tetap sama kecuali asetat. 
C Kenyal, pegas (elastis dan tahan regangan). 
d. Kurang dapat mengisap air. 
e. Peka terhadap panas. 
f. Tahan alkali, tahan ngengat, jamur, serangga, dan lain-lain. 
g. Dapat diawetkan dengan panas. 
h. Bahan awet. 
i. Mudah dalam pemeliharaan. 
j. Noda yang menempel mudah dihilangkan. 
k. Sulit mengisap air karena memberi rasa lembab. 
l. Terasa panas bila dipakai, 
m. Melunak dan meleleh jika terkena setrika panas. 

a. Tekstil Berserat Thermoplastic (Buatan) 

Serat-serat pakaian ini berasal dari berbagai bahan kimia sintetis yang sebagian besar berasal dari minyak bumi, yang diolah secara kimiawi, di antaranya Polyester, Polyacrylic, dan Asetat. 

b. Tekstil Berserat Mineral (Buatan) 

Serat untuk pakaian-pakaian khusus, seperti antiapi, antipeluru, dan lain-lain, memiliki bahan dasar mineral yang berasal dari alam maupun proses kimiawi, seperti serat besi/baja yang dimanfaatkan untuk rompi antipeluru, asbes (alam) yang banyak digunakan untuk bahan pakaian antipanas pada pemadam kebakaran atau astronot. Serat kaca (fiberglass textile) digunakan 

untuk pakaian-pakaian khusus. 

3. Campuran Serat Sintetis dan Bahan Alam

Guna mendapatkan hasil yang lebih baik, berbagai industri tekstil mulai melakukan eksperimen membuat pencampuran seratserat sintetis dengan serat-serat alam dengan menggabungkan keunggulan dan mengurangi kelemahan masing-masing serat. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah Polyester Cotton. Jenis ini semakin luas penggunaanya karena memiliki kelebihan, seperti: 
a. Setelah dipakai beberapa kali, kain yang menggunakan bahan ini masih terlihat licin dan rapi. 
b. Seratnya tidak mudah mengerut, luntur, dan kehilangan bentuk. 
c. Bagian yang kusut mudah dirapikan. 
d. Daya serap warna lebih kuat dibanding katun biasa dan lebih mengkilat. 
e. Daya tahan terhadap berbagai bahan kimia (asam, basa dan pelarut lainnya). 
f. Mudah dikeringkan karena daya serap airnya tidak sebesar katun. 

Di Laundry sendiri, jenis-jenis serat yang sering dibersihkan, di antaranya:  
cotton linen, rayon, wol, silk, polyester, dan berbagai jenis serat alam dengan thermoplastic, seperti polycotton, biasanya paling banyak digunakan untuk sheet.

Bahan Dasar dan Jenis Benang Tekstil

Bahan Dasar dan Jenis Benang Tekstil 

A. JENIS BENANG DALAM TEKSTIL

Benang-benang, baik yang terbuat dari serat alam maupun dari serat buatan, terdiri dari filamen-filamen (serat). Hal ini bertujuan untuk mendapatkan fleksibilitas dari benang yang dihasilkan dan mampu dirangkap hingga menjadi benang yang 
kuat. Benang yang terdiri dari sejumlah serat halus akan jauh lebih fleksibel dari benang yang terdiri dari serat-serat kasar yang memiliki diameter benang yang sama. Berikut adalah beberapa jenis benang. 

1. Monofil 
Benang monofil adalah benang yang terdiri dari satu helai filamen. Benang ini terutama dibuat untuk keperluan khusus, misalnya untuk sikat, kaos kaki wanita, dan kadang-kadang untuk dekorasi. Namun, sebagian besar benang ini dibuat dalam bentuk multifilamen. 

2. Filamen 
Filamen adalah serat-serat yang sangat panjang, misalnya serat sutra. Semua serat mula-mula dibuat dalam bentuk filamen seperti sutra. Saat ini, kurang dari setengah jumlah serat buatan dibuat dalam bentuk filamen. 

3. Stapel 
Serat-serat alam pada umumnya berbentuk stapel yang panjangnya hanya beberapa inci. Setengah dari jumlah serat buatan juga berbentuk stapel yang dibuat dengan cara memotongmotong filamen menjadi serat yang panjangnya berkisar antara 1-6 inci. Pembuatan serat-serat buatan dalam bentuk stapel ini dimaksudkan supaya dapat dicampur dengan serat-serat alam. 
4. Tow 
Tow adalah multifilamen yang terdiri dari puluhan atau ratusan ribu filamen dalam bentuk tambang yang kKendor dan digulung pada sebuah penggulung. Bentuk ini dimaksudkan untuk memintal secara langsung di mana filamen-filamen tersebut dipotong-potong dan langsung dipintal menjadi benang. Pada pemintalan serat dalam bentuk stapel, serat-seratnya harus diluruskan terlebih dahulu, sedangkan dengan tow, pengerjaan meluruskan serat dapat ditiadakan karena multifilamen tersebut dipintal dalam keadaan sejajar dan dijaga selalu tetap sejajar sampai menjadi benang. 

Kemajuan teknologi berpengaruh dalam produksi jenis-jenis serat yang dihasilkan sebagai bahan pakaian. Benang yang digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat baik kain pakaian maupun lena berasal dari serat. Serat sendiri merupakan potongan potongan komponen yang membentuk jaringan Memanjang yang utuh (benang). Saat ini terdapat berbagai macam jenis serat baik yang berasal dari alam maupun yang dibuat oleh manusia (man-made). Perbedaan bahan dasar dan cara pembuatannya menyebabkan perbedaan pada sifat masing-masing serat, baik secara fisik maupun sifat kimiawinya. 


B. BAHAN DASAR TEKSTIL 

Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengetahui jenis bahan dasar tekstil. Metode yang paling mudah adalah metode membakar. 

1. Serat kapas/kapuk: bila benangnya terbakar akan menghasilkan bau seperti kertas terbakar dan meninggalkan abu. 

2. Serat polyester/rayon: bila terbakar akan meleleh, yang pada akhirnya meninggalkan bulatan kecil berwarna hitam pada ujung benang tersebut. 

3. Serat wol/silk: bila terbakar akan menghasilkan bau seperti rambut terbakar, tidak meninggalkan abu, tetapi meninggalkan bulatan kecil hitam pada ujung sisi benang. 

4. Serat nylon: bila terbakar akan meleleh dan menghasilkan bau yang khas serta meninggalan bulatan hitam pada ujung benang.