Klasifikasi Serat Tekstil
1. Serat Alam
Serat alam meliputi serat yang dihasilkan oleh tanaman, hewan, dan proses geologis. Serat jenis ini dapat mengalami pelapukan. Pada umumnya, serat alami ini memiliki sifat yang hampir sama, yakni kuat, mudah kusut, namun tahan terhadap panas.
a. Tekstil Berserat Selulossa (Nabati/Tumbuhan)
Ada banyak jenis serat yang berasal dari bagian tumbuhtumbuhan, baik yang berasal dari biji seperti kapas (cotton), dari buah seperti kapuk, drill/olacu, dari kulit pohon seperti rami, linen, goni, dan lain-lain serta dari dedaunan, seperti rayon. Serat-serat ini biasanya tersusun atas selulosa, hemiselulosa, dan kadang-kadang mengandung lignin. Viscose yang dibuat dari serat kupranium adalah salah satu contoh serat buatan berbahan dasar nabati atau vikada yang berasal dari protein tumbuhan seperti kacang-kacangan.
Katun adalah serat alami yang berasal dari tumbuhan kapas (cotton) yang paling banyak digunakan sebagai bahan pakaian. Apalagi, jenis tanamanan ini paling mudah ditemui di berbagai belahan bumi. Selain mudah ditemui, katun dapat menyerap keringat dan warna paling baik.
Rayon adalah serat tumbuh-tumbuhan yang sangat mudah menyerap air, akan tetapi kekuatan seratnya berkurang dalam keadaan basah. Oleh karena itu, perlu penanganan ekstra saat proses pencucian. Selain itu, serat jenis ini menjadi lunak Saat terkena panas, baik karena sinar matahari maupun saat penyetrikaan, apalagi dengan tekanan yang tinggi. inilah yang menyebabkan serat ini tidak begitu populer.
b. Tekstil Berserat Protein (Hewani)
Serat yang berasal dari hewani biasanya tersusun atas protein yang dapat berbentuk stapel, seperti rambut hewan seperti domba, unta, cashmer, mohair, kelinci, vicuna, alpaca atau filamen tertenty dari alam ataupun buatan, seperti:
1) Alam: silk/sutra yang berasal dari kepompong ulat sutra, wol yang berasal dari bulu domba, dan kulit binatang, sepert kambing, sapi, beruang, kelinci, ular, dan lain-lain.
2) Buatan: serat-serat ini memiliki bahan dasar dari selulosa yang berasal dari binatang, seperti wol susu yang berasaj dari lemak hewan.
Wol dan sutra adalah jenis serat hewani yang paling banyak digunakan dalam industri pakaian. Wol, yang berasal dari bulu domba, memiliki elastisitas serta fleksibilitas yang baik dan sangat lembut di kulit pemakainya.
Sutra merupakan serat yang diambil dari kepompong ulat sutra. Cairan liur yang digunakan oleh ulat sutra dalam membuat rumah/kepompongnya sampai siap menjadi kupu-kupu menjadi serat yang paling baik kualitasnya dari dulu hingga kini, yakni serat sutra. Selain halus, serat sutra juga kuat, memiliki kemampuan menyerap warna yang baik, dan mudah dirapikar/selalu licin.
c. Tekstil Berserat Mineral
Serat mineral umumnya berbahan asbestos. Saat ini, asbestos adalah satu-satunya mineral yang secara alami terdapat dalam bentuk serat panjang. Polyester dan Acrylic adalah dua serat mineral yang paling populer.
Polyester merupakan jenis serat yang sulit menyerap air, namun tahan terhadap panas, bahkan jenis seperti terry linen baru akan meleleh pada suhu 260°C.
Acrylic, sama seperti Polyester, sulit menyerap air/keringat. Seratnya akan semakin kuat saat basah, tetapi warnanya akan mudah luntur jika terkena panas matahari.
d. Kelebihan dan Kelemahan Serat Alam Serat alam memiliki kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihan-kelebihan serat alam adalah sebagai berikut:
1) Umumnya memiliki serat yang kuat dan tidak mudah putus saat terkena panas (tidak mudah lapuk), baik karena sina! matahari maupun proses penyetrikaan.
2) Lebih lembut dan nyaman di kulit tubuh jika dibandingkat dengan serat buatan (sintetis). Hal ini terjadi karena serat alam dapat menyerap panas pada tubuh dan mampu menyerap ail
3) Tidak menyebabkan iritasi sehingga jauh lebih aman bag! kesehatan kulit.
Adapun kekurangan-kekurangan serat-serat alami adalah sebagai berikut:
1) Proses pengadaan dan pembuatannya membutuhkan waktu yang lebih lama dan jumlahnya terbatas sehingga harganya lebih mahal.
2) Tidak menyerap warna dengan baik sehingga warna yang muncul tidak terang.
3) Selain sutra, serat alami sangat mudah kusut dan sulit dirapikan.
4) Lebih rapuh terhadap gesekan dibanding serat sintetis.
2. Serat Buatan/Sintetis (Man-Made)
Serat buatan atau serat sintesis umumnya berasal dari bahan petrokimia. Namun, ada pula serat sintetis yang dibuat dari selulosa alami seperti rayon. Serat sintetis dapat diproduksi secara murah dalam jumlah yang besar. Serat buatan terbentuk dari polimer-polimer yang berasal dari alam maupun polimerpolimer buatan yang dibuat dengan cara kepolimeran senyawaSenyawa kimia. Semua proses pembuatan serat dilakukan dengan menyemprotkan polimer yang berbentuk cairan melalui lubanglubang kecil (spinneret).
Serat buatan mempunyai sifat-sifat umum, antara lain:
a. Sangat kuat dan tahan gesekan.
b. Dalam keadaan kering atau basah, kekuatannya tetap sama kecuali asetat.
C Kenyal, pegas (elastis dan tahan regangan).
d. Kurang dapat mengisap air.
e. Peka terhadap panas.
f. Tahan alkali, tahan ngengat, jamur, serangga, dan lain-lain.
g. Dapat diawetkan dengan panas.
h. Bahan awet.
i. Mudah dalam pemeliharaan.
j. Noda yang menempel mudah dihilangkan.
k. Sulit mengisap air karena memberi rasa lembab.
l. Terasa panas bila dipakai,
m. Melunak dan meleleh jika terkena setrika panas.
a. Tekstil Berserat Thermoplastic (Buatan)
Serat-serat pakaian ini berasal dari berbagai bahan kimia sintetis yang sebagian besar berasal dari minyak bumi, yang diolah secara kimiawi, di antaranya Polyester, Polyacrylic, dan Asetat.
b. Tekstil Berserat Mineral (Buatan)
Serat untuk pakaian-pakaian khusus, seperti antiapi, antipeluru, dan lain-lain, memiliki bahan dasar mineral yang berasal dari alam maupun proses kimiawi, seperti serat besi/baja yang dimanfaatkan untuk rompi antipeluru, asbes (alam) yang banyak digunakan untuk bahan pakaian antipanas pada pemadam kebakaran atau astronot. Serat kaca (fiberglass textile) digunakan
untuk pakaian-pakaian khusus.
3. Campuran Serat Sintetis dan Bahan Alam
Guna mendapatkan hasil yang lebih baik, berbagai industri tekstil mulai melakukan eksperimen membuat pencampuran seratserat sintetis dengan serat-serat alam dengan menggabungkan keunggulan dan mengurangi kelemahan masing-masing serat. Salah satu yang paling banyak digunakan adalah Polyester Cotton. Jenis ini semakin luas penggunaanya karena memiliki kelebihan, seperti:
a. Setelah dipakai beberapa kali, kain yang menggunakan bahan ini masih terlihat licin dan rapi.
b. Seratnya tidak mudah mengerut, luntur, dan kehilangan bentuk.
c. Bagian yang kusut mudah dirapikan.
d. Daya serap warna lebih kuat dibanding katun biasa dan lebih mengkilat.
e. Daya tahan terhadap berbagai bahan kimia (asam, basa dan pelarut lainnya).
f. Mudah dikeringkan karena daya serap airnya tidak sebesar katun.
Di Laundry sendiri, jenis-jenis serat yang sering dibersihkan, di antaranya:
cotton linen, rayon, wol, silk, polyester, dan berbagai jenis serat alam dengan thermoplastic, seperti polycotton, biasanya paling banyak digunakan untuk sheet.
No comments:
Post a Comment