JENIS PENGOTORAN LINEN PADA LAUNDRY ~ PECINTA IPA <meta content='PECINTA IPA' name='keywords'/>

PECINTA IPA

Memuat Segala Ilmu Pengetahuan


Tuesday, November 2, 2021

JENIS PENGOTORAN LINEN PADA LAUNDRY

JENIS PENGOTORAN LINEN PADA LAUNDRY

1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Daya Lekat Pengotor 

Kekuatan pengotor yang melekat pada pakaian dan usaha membersihkan/menghilangkannya sangat bergantung pada faktor. faktor berikut ini: 

a. Waktu 
Lamanya pengotor menempel pada serat pakaian akan sangat berpengaruh terhadap proses pembersihannya. Membersihkan pengotor yang baru menempel jauh lebih mudah dibandingkan dengan yang sudah lama menempel. 

b. Lebar dan kedalaman pengotor 
Luas dan dalamnya pengotor yang melekat pada serat pakaian akan Memengaruhi mudah/sulitnya proses pembersihan. c. Jenis pengotor 

Ada dua jenis pengotor, yaitu dirt/kotoran dan stain/noda. Dirt kotoran lebih mudah dibersihkan dibandingkan dengan stain/noda. 

d. Bahan pakaian yang terkena pengotor 
Pengotor yang menempel pada bahan dasar putih ataU yang memiliki warna yang kuat dan dapat dicuci dalam suhu yang tinggi lebih leluasa/mudah untuk dihilangkan dibandingkan dengan pengotor yang melekat pada bahan berwarna halus dan sensitif terhadap panas. 

2. Sumber Pengotoran 

Pengotor yang melekat pada pakaian berasal dari berbagai sumber. Dengan demikian, daya lekat masing-masing pengotor akan berbeda pula. Daya lekat pengotor ini dibedakan berdasarkan adanya ikatan kimia dan ikatan fisik antara pengotor dan pakaian. Pengotor (soil) dikelompokkan ke dalam dua golongan, yakni kotoran (dirt) dan noda (stain). 

a. Kotoran (Dirt) 
Kotoran (dirt) merupakan jenis pengotor yang memiliki ikatan fisik lebih besar daripada ikatan kimiawi terhadap serat pakaian yang akan dicuci. Untuk menghilangkannya, gaya yang lebih banyak digunakan adalah gaya mekanis (tidak menggunakan bahan-bahan pembersih yang bersifat kimia, atau hanya menggunakan bahan kimia ringan). Yang termasuk dalam kotoran jenis ini adalah: 

1) Kotoran yang larut dalam air, seperti gula, garam, sari buah, dan lain-lain. 
2) Kotoran yang mudah dibersinkan dengan bantuan tenaga mekanis, seperti debu, duri, dan serbuk gergaji. Kotoran jenis ini cukup dibersihkan dengan cara ditepuk-tepuk (kucek) dengan tangan. 
3) Kotoran yang dapat disabun, seperti lemak hewan, tanah. 
4) Kotoran yang harus diemulsikan (penyatuan dua Zat yang tidak bisa bersatu), seperti minyak, lemak, dan oli. Pengotor jenis ini harus dibersihkan dengan memakai bahan kimia yang memiliki kekuatan tegangan permukaan (detergen) yang mengandung surfactant (zat kimia untuk menyatukan dua zat yang tidak dapat bersatu). 

b. Noda (Stain) 
Noda (stain) merupakan jenis pengotor yang memiliki ikatanikatan kimia yang lebih besar daripada ikatan fisik terhadap bahan pakaian yang akan dicuci. Untuk menghilangkannya diperlukan bantuan reaksi kimia lainnya dengan menggunakan zat-zat kimia yang berfungsi sebagai oksidator (zat yang mampu melepaskan zat kimia yang melekat pada serat pakaian), seperti tinta, kopi, darah, dan lain-lain. 

3. Stain Remover dan Bahan-bahan Pembersih Laundry 
Stain remover merupakan pembersih khusus untuk noda-noda darah atau tinta. Spotting plus ini mengandung zat kimia khusus yang dibuat untuk mengangkat kotoran-kotoran yang bersifat kimia, dengan catatan noda yang hendak dibersihkan kurang dari 24 jam. Jika noda itu sudah melekat selama 24 jam, proses menghilangkannya berlangsung secara kontinu. 
Stain remover mengandung bahan konsentrat dan enzim yang ampuh dan cepat mengangkat noda membandel pada serat pakaian. Stain remover ini digunakan sesuai dengan jenis noda yang melekat. Adapun prosedur penggunaannya adalah sebagai berikut: 
a. Langkah awal adalah mengujinya pada kain berwarna, kemudian lakukan tes kelunturan terlebih dahulu dengan mengoleskan stain remover pada ujung pakaian atau area tersembunyi. 
b. Basahi permukaan kain pada sisi yang hanya terkena noda dengan air hangat kurang lebih 60°C serta ratakan dengan general stain remover. 
c. Diamkan beberapa menit (kurang lebih 3 menit). 
d. Sikat secara perlahan dengan sikat yang halus/embut dan bilas. 
e. Untuk noda membandel, gunakan heavy duty stain remover. 
f. Setelah noda hilang atau pudar, cucilah pakaian atau kain menggunakan detergen guna mendapatkan hasil maksimal. 

4. Tingkatan Pengotoran 
Debu, keringat, tinta, parfum, lemak, tanah, dan lain-lain merupakan kotoran yang umum melekat pada pakaian. Setiap sumber kotoran memiliki perbedaan daya lekat dari setiap pengotor. Daya lekat ini akan memengaruhi proses pembersihan sesuai dengan karakternya masing-masing. Di hotel, biasanya terdapat beberapa linen dan pakaian yang memiliki tingkat pengotoran yang berbeda-beda. Hal tersebut tergantung di mana linen/pakaian tersebut digunakan atau ditempatkan. Beberapa contoh linen dan uniform hotel yang dapat diklasifikasikan tingkat pengotorannya adalah sebagai berikut: 
a. Pengotoran ringan (light soil), seperti hand towel, top sheet. 
b. Pengotoran sedang (medium soil), seperti pillow case, bath towel, second sheet, face towel. 
C. Pengotoran berat (heavy soil), seperti table cloth, napkin, cook uniform, engineering uniform, blanket. 

5. Penanganan Kotoran dan Noda 
Secara umum, ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam Penanganan kotoran dan noda. Keempat hal tersebut ialah serat kain, warna, jenis kotoran kain, dan tingkat kotoran kain. Berikut adalah uraian secara terperinci mengenai keempat hal itu. 
a. Serat Kain (Fiber Content) 
Perbedaan jenis dan serat kain menjadi hal utama yang harus dipertimbangkan guna menentukan formula pencucian yang efektif. Formula pencucian serat alami (natural fiber) yang terbuat dari bahan-bahan hasil perkebunan, seperti kapas dan jerami atau 
dan hewan seperti wol dan sutra (silk), lebih sulit dan memeriukan penanganan khusus dibandingkan dengan serat sintetis. 

Serat-serat buatan atau sintetis dibuat melalui proses kimiawi dan bahan seperti minyak bumi. Serat alami (katun) dan serat buatan terutama jenis polyster dan kombinasinya paling banyak digunakan sebaga: bahan linen di hotel. 

b. Warna Kain (Colour) 
Memaksimalkan gradasi putih (whiteness), menekan pemudaran warna, dan mencegah pemindahan warna dari kain berwarna ke kain putih akan sangat terbantu dengan pengklasifikasian warna kain. Langkah-langkah klasifikasi dan Sorting kain berwarna biasanya dilakukan dengan cara: 

1) Memisahkan proses pencucian kain katun berwarna dari bahan-bahan kain campuran polyster karena bahan polyster akan menarik zat warna dari katun sehingga warna kain katun akan cepat memudar. 
2) Selalu menggunakan oxygen bleach untuk menghilangkan noda pada kain berwarna dan chlorine bleach hanya untuk kain yang berwarna putih polos. 
3) Gunakan temperatur yang tepat dalam pencucian sehingga warna kain akan tetap terjaga. Ingat, temperatur yang terlalu tinggi /panas dapat memudarkan warna kain. 
4) Selalu mencuci kain berwarna dengan warna sejenis atau bahan sejenis. 

c. Jenis Kotoran Kain (Type of Soil) 
Masing-masing jenis kotoran sangat unik dan memerlukan washing formula dan chemical yang berbeda untuk mendapatkan hasil yang baik. Jenis kotoran dapat dikelompokkan dari yang paling ringan seperti debu, keringat, bekas makanan, hingga yang berat seperti tanah, pewarna, oli, minyak bumi, darah, dan lain-iain. 

Untuk jenis kotoran berat dari industri seperti oli dan minyak diperlukan kombinasi washing formula dan chemical yang berbeda. Apabila noda (stains) tidak dapat dilepaskan oleh detergen, maka bleaching diperlukan. Untuk pengotor kain yang berasa dari darah diawali dengan temperatur rendah guna melunakkan Garah di kain. Apabila kita langsung menggunakan air panas, darah tersebut akan mengeras dan menguat di kain sehingga semakin susah dibersihkan. 

d. Tingkat Kotoran Kain (Soil Degree) 
Tingkat kekotoran berarti jumlah atau berat kotoran pada satu kain. Tingkat kotoran dapat dikelompokkan seperti ringan (ligh, sedang (medium) dan berat (heavy). Heavy soil memerlukan 
temperatur pencucian lebih tinggi, chemical yang lebih banyak atau washing formula yang lebih lengkap dengan step cycle yang lebih banyak. 

Mencuci fight soil dengan washing formula untuk heavy Soil akan memberikan hasil cucian yang lebih bersih, tetapi Penggunaan air dan energi yang lebih banyak serta chemical yang lebih dari seharusnya akan menyebabkan biaya pencucian semakin besar. Sebaliknya, mencuci heavy soil dengan washing formula untuk light soil akan menghemat waktu, energi, dan chemical tetapi hasil pencucian tidak akan bersih sehingga harus dilakukan berulang-ulang. 

No comments:

Post a Comment