PECINTA IPA: Pedawa

PECINTA IPA

Memuat Segala Ilmu Pengetahuan


Showing posts with label Pedawa. Show all posts
Showing posts with label Pedawa. Show all posts

Monday, August 5, 2019

Desa Pedawa Salah Satu Desa Bali Aga di Bali

Desa Pedawa Salah Satu Desa Bali Aga di Bali

Selamat datang di blog pecinta IPA, disini saya memindahkan artikel saya yang di Web-Blog sebelumnya. Semoga betah membacanya  Apakah anda pernah mendengar atau membaca nama Desa Pedawa ? Yang jelasnya ya saya tau karena itu desa saya dan lahir disana he…he… 😀 . 


BEBERAPA NAMA TENTANG PEDAWA

Nama Desa Padawa rupanya bukanlah dari jaman dahulu sebelum Desa pedawa sekarang bernama Pedawa. Ada beberapa nama tentang Pedawa seperti, Gunung Tambleg, Gunung Sari dan Pedawa.
Menurut cerita orang tua bahwa daerah yang sekarang yang bernama Pedawa, pada mulanya bernama Gunung Tambleg yang mempunyai arti : Tambleg artinya Lugu / Belog / Bodoh. Nama ini berhubungan dengan keadaan pemikiran masyarakat Desa yang pada waktu itu masih sederhana. Kemudian nama itu berubah menjadi nama Gunung Sari. Nama ini diduga karena kehidupan masyarakat pada waktu itu dari menyadap nira untuk di jadikan gula yang disebut Gula Sari. Jadi hasil perkebunan waktu itu adalah Gula Sari. Nama Gunung tambleg lama kelamaan makin jarang dipakai dan kemudian tidak pernah di pakai kembali, sebaliknya nama Gunung Sari masih di pakai sampai saat ini namun hanya pada waktu ngateb upacara saja.
Menurut sebuah lontar yang ada di Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani Bangli, bahwa dalam lontar tersebut antara lain di sebutkan olejh seorang Raja yang datang ke desa Bestala, Raja tersebut menanyakan pada hadirin apakah rakyat beliau dari desa Pandawa sudah hadir…????
Sehubungan hal tersebut nama Pedawa, erat hubungannya dengan Prasasti Sanding ber angka tahun 1072 caka ( 1150 ), Raja Jaya Sakti yang bersemayam di andrkarang ( Gunung Lempuyang ) yang sering mengunjungi daearah ( Desa-desa di Bali ), dan Sri Maha Raja Jaya Sakti juga memiliki pesanggrahan di bantiran tempat beliau menginap bila akan ke Jawa. Mengingat daerah bantiran dekat dengan Pedawa, maka Sri Maha Raja Jaya Sakti atau maha Raja Dima, atau Sri bayu atau Sri Jaya atau Sri Jaya sakti mungkin pernah ke Pedawa. Bagaimana hubungannya dengan Pedawa, menurut cerita orang tua di Pedawa, pada jaman dahulu mayat- mayat orang Pedawa tidak di tanam. Kalau ada anak-anak yang meninggal di lempar ke lobang pohon kayu besar dekat Desa.sedangkan kalu orang dewasa/ tua di taruh di bawah pohon kayu dengan dikasi bunga kembang sepatu dan bekal atau takilan. Kemudian datanglah seorang Raja Bima yang diiringi oleh Pendeta / Dukuh Manca Bila menertibkan penguburan mayat di Gunung Sari tersebut. Semenjak itu baru mayat di tanam dan di upacarai sekedarnya. Oleh karena di gunung sari tidak ada menak ( Brahmana ), maka yang di mintaki membuat tirta pembersih dan pangentas adalah Dukuh Manca Bila. Pada waktu Raja Bima di Gunung Sari tempat permandian beliau itu disebut Toya Bima yang menyebabkan orang kebal kalau mandi disana. Di tempat permandian ini didirikan sebuah pura, yang dimana pura tersebut itu dikenal denga pura dalem.namun wasiat air kebal itu sekarang sudah tidak nampak. Setelah tertib penguburan mayat di gunung sari, Sri Maha Raja Bima kembali ketempatnya sedangkan dukuh manca bila tetap di gunung sari dan setelah beliau wafat di buatkan pelinggih di jaba pura dalem yang namanya Pelinggih Dukuh.
Dalam tokoh pewayangan sang bima adalah keluarga pendawa yang sangat terkenal, lalu anggapan dari masayarakat pedawa banwa Gobleg Keturunan Dharma wangsa, Pedawa Bima, Tigawasa Arjuna, Cempaga Nakula, Sidatape Saha Dewa, Demikian terkenalnya tokoh Bima yang di mana Bima Keluarga pandawa sejak itu di kenal dengan Pandawa disamping Gunung Sari.
Menurut Babad Kayu Selem ada disebutkan pada waktu itu, pengadegan Sri Krisna Kepakisan di sompongan beliau mengutus Kiayi I Gusti Agung Pasek Gelgel dan Kiayi I Gusti Pangeran Pasek Toh Jiwa untuk mendampingi pertemuan itu. Pasek Kayu Selem di Tampurhyang Batur yang hadir pada pertemuan itu Tenganan, Pegeringsingan, Seraya Kutobuyem,Sidetape, Pedawa Sukawana, Taro. Sebagai peminpin pertemuan Kiyai Tarulu.kiyai selem, kiayi trunyan, kiyai badengan, kiayi tangi, celagi gentoh, kiayi tarum, kiayi panarojaqn, Kiayi putih, Pasek Suka Luwih. Apa yang dibicarakan pertemuan tersebut tidak disinggu disini yang jelas mulai saat itu muncul nama Pedawa. Apakah Nitru Pasek atau Desa yang penting nama pedawa 1350-1380 adalah masa pemerintahan Dri Kresna Kepakisan muncul.
Demikianlah sejarah nam Desa pedawa dengan di dahlui nama-nama gunung Tambleg, Gunung Sari, Pandawa dan pedawa sampai sekarang.
Baiklah jika anda belum tau saya akan tuliskan disini. Mulai dari letak Desa Pedawa : Desa Pedawa terletak di kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Singaraja. Perjalanan ke Desa Pedawa bisa melalui abasan yaitu Wihara trus naik, melalui asah gobleg trus lalui jalan yg menurun tetapi jalannya masih rusak dari beseri juga bisa dan jalannya msi bagus yaitu melewati batu gundul.
Penduduk Desa Pedawa, penduduk di desaku ramah-ramah apalagi dengan pendatang, asalkan tidak macam-macam saja he…he.. 😀 maksudnya jangan berbuat yang aneh-aneh 🙂 . Di Pedawa mudah mencari teman. Tetapi jangan terkejut mendengar bahasa yag digunakan, karena bahasa yang digunakan adalah bahasa asli pedawa yang tentunya lain dengan bahasa bali pada umumnya. Tenang saja soal komunikasi dengan orang bukan pedawa ya tentunya sama dengan bahasa pada umumnya 🙂 .
Berikut adalah selayang pandang desa pedawa yang saya copy dari website buleleng




I. Nama Desa : Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.
II. Visi dan Misi
a. VISI
Bersih, Aman, Lestari Dan Indah.
b. Misi
1. Menegakkan kepribadian yang jujur dan bermartabat.
2. Mewujudkan desa yang aman dan nyaman.
3. Memperkuat budaya adat istiadat desa
4. Mengarahkan desa berseri melalui kerjasama, keamanan, serta menyelamatkan keutuhan pembangunan dan melestarikan lingkungan.
III. Luas Wilayah 16.680 Ha
IV. Letak dan Batas-Batas Wilayah
Sebelah Utara : Desa Cempaga, Desa Tigawasa, desa Kayu Putih Melaka.
Sebelah Timur : Desa Selat dan Asah Gobleg.
Sebelah Seletan : Desa Gobleg, Kayu Putih, Tirtasari.
Sebelah Barat : Desa Banjar, Desa Banyuseri
VI. Jumlah Dusun dan Nama Dusun
Desa Pedawa terdiri dari 6( Enam ) Dusun yaitu :
a. Banjar Dinas Desa Pedawa
b. Banjar Dinas Asah
c. Banjar Dinas Munduk Waban
d. Kelian Dinas Insakan
e. Kelian Dinas Bangkiang Sidem
f. Kelian Dinas Lambo
VII. Jumlah Penduduk : 5257
a. Laki-laki : 2646
b. Perempuan : 2611
VIII. Mata Pencaharian
Mata Pencaharian Penduduk Desa Pedawa Terdiri Dari : Petani, Buruh, Pns, Polri, Tni, Karyawan Swasta Dan Lain-Lain.
IX. Organisasi Desa
a. Subak
Terdiri dari 3 ( Tiga ) Subak yaitu :
· Subak Buana Sari
· Subak Mayung
· Subak Asah
b. Truna-truni
– Tirta Pandawa.
X. Potensi Desa Pedawa : Pertanian
XI. Sarana pendidikan
1. TK
2. SD N 2 Pedawa
3. SD N 3 Pedawa
4. SD N 4 Pedawa
5. SMP N 4 Banjar
Kebudayaan, Desa Pedawa mempunyai kebudayaan yang unik tersendiri yang terus dijaga dan dilestarikan salah satunya adalah sanggah dari bambu yang harus dimiliki oleh setiap penduduk yang telah berkeluarga.
Tentang maknanya saya tidak berani karena belum tau pasti tentang kebenarannya walaupun tau sedikit ya masih saya cari pada sumbernya 😦 .
Keindahan Alam, keindahan alam di desaku ini jika dikelola dengan baik cukup banyak yang bisa dijadikan sumber pariwisata. Contohnya pura di telaga, kayehan desa, tukad pengangkidan yang biasanya sebagai tempat melaksanakan upacara pengabenan, bahkan tibu mampeh yang katanya, ini baru katanya kalau dasar tibunya berhubungan langsung kelautan dan tidak ada yang tau kebenarannya, janganlah berenang disana…. Seram… 😦 . [
Ya kalau ada waktu nanti saya posting dan perbaiki tentang desaku yaitu desa pedawa secara lengkap, foto-fotonya juga.


yang telah berkunjung di blog ini thanks ya 🙂 .
Sampai Jumpa di artikel Selanjutnya

Thursday, November 29, 2018

Efek Partai di Masyarakat Pedalaman Setelah Masa Reformasi

Efek Partai di Masyarakat Pedalaman Setelah Masa Reformasi

Selamat datang di blog yang sederhana ini, disini saya akan mencoba menceritakan suasana Partai Politik Sekitar tahun 1998. masih teringat di benak saya bagaimana suasan partai Politik di lingkungan saya pada saat saya masih kecil dulu. Pada saat tersebut antara nyata dan tidak nyata, antara ada dan tidak ada. Pada saat itulah saat yang begitu mencekam.

Apakah yang sebenarnya terjadi ? 
Pada saatvtersebut adalah masa dimana antara Dua partai besar yang sedang bertarung di senayan. Ya saya tidakakan sebutkan nama partainya, Kata Kuncinta adalah " KUNING & MERAH " pertarungan apa ? nah jawabannya adalah pertarungan kekuasaan. Karena yang namanya partai  politik disana ada kekuasaan. Kira-kira hubungan apa yang terjadi dengan masyarakat daerah ?  Hubungannya , Kalau di senayan ada perang dingin, sedangkan di masyarakat ada perang panas. maksudnya ? disenayan pernga pikiran sedangkan kalau di daerah sapai perang mengeluarkan keringat dan tetesan darah layaknya perang melawan penjajah.
Pada Saat di Daerah ,,antara partai yang satu dengan lainnya karena merasa semua benar dan terlalu panatik mendukunga partainya sampai nyawa pun bisa jadi korban. Padahal kalau di Pusat sana mereka masih bisa berjabat tangan, tersenyum dan makan dengan tenang. Kalau di Daerah terutama di Pedalaman Lihat orangnya saja langsung emosi, Lihat bendera partai saja langsung membakar, tidak ada senyuman yang ada hanyalah kecemasan, makan pun tidak enak.

Walau saya masih kecil di era ketkutan tersebut sudah bisa berpikir. Mengapa mereka hanya demi Partai, hanya demi bendera bisa saling perang. ini karena masih bisa kita dihasut dan diadu domba
Saat kita bisa dihasut dan diadu domba kita hanyalah sebagai alat untuk kepentingan kaum penguasa.

Sekarang saatnya kita menjadi masyarakat yang cerdas, juangan hanya karena partai saja kita bisa diadu domba. kita harus berfikir ke depan, sekarang fokus bekerja, mendukung tidak harus saling mempengaruhi dan saling menghancurkan sesama saudara. Hapuslah sifat yang menguntungkan bagi segelintir orang, harusnya kita memikirkan kesejahteraan, ketentraman bagi orang lain. Ingatlah semua orang Memiliki Hak Asasi Manusia. 

Itu hanyalah cerita pendek saya, jika ada yang ingin lebih jauh silahkan bertanya di kolom komentar.

Sunday, July 22, 2018

PERAWATAN MOBIL PRIBADI DAN KANTOR

PERAWATAN MOBIL PRIBADI DAN KANTOR
SPECIALIS ONDERSTEL SHOCKBEKER- PER 
Alamat Bengkel ada di
JLN. NGAGEL TIMUR 25 (sekitar 4 menit dari AJBS surabaya )
081 83 91 026
081808389027
surabaya

Pastikan kendaraan anda berada pada kondisi yg OKE sehingga dapat membantu memperlancar aktifitas anda
POSISI bengkel kami ada di surabaya . kalo bisa kami di kontak terlebih dahulu aja biar jelas .

Saturday, July 7, 2018

Pabuan / Paboan Desa Pedawa

ketut supeksa
Ilustrasi Gambar Pabuan
Pabuan / Paboan Desa Pedawa

Pabuan / Paboan biasanya dipakai warga desa pedawa untuk pemberitahuan kepada orang yang akan memuput banten. Istilahnya sebagai penghormatan kepada sesuunan/ iringan (dewa yang disungsung ) dari orang tersebut. Pabuan juga melambangkan penguasa  isi alam (Tuahan) yang ada hubungannya dengan perlambang Tri Murti.
Isi dari Pabuan/ Paboan :
1. Daun Pisang (Alas isinya)
2. Buah (Buah Pinang)
3. Base (Daun Sirih)
4. Pamor (Kapur sirih/ liat)
5. Gambir
6. Temako (Tembakau)
7. Pis Bolong 11 Biji (Uang Kepeng)


Catatan : Semua Bahan disusun sedemikian rupa di dalam tetembong. Lalu dibawa menggunakan penarak nganten. dan ditutup lagi dengan daun.

Tata cara mrmberikan Paboan :
Pabuan dibawa ke tempat orang yang akan diberika Paboan. setelah ketemu ;
Tulung negak malu / negak malu na (orang tersebut diminta untuk duduk ) trus setelah orang itu duduk . Tulung amah malu pabuane/ amah malu pabuane (Orang diminta untuk makan pabuan tersebut). 

Tentunya dengan bahasa Pedawa yang Khas. Saat orang tersebut makan Pabuan, bukan berarti semua dimakan , tetapi biasanya mengambil sedikit seperti orang nginang atau makan sirih. batulah orang menyampaikan maksud dan tujuannya membawa pabuan tersebut. 

Itulah sedikit tentang pabuan yang begitu sakral di desaku tercinta yaitu Desa Pedawa. Semoga Pedawa makin go Internasional.

Monday, June 25, 2018

SILAT DESA PEDAWA

SILAT DESA PEDAWA
SILAT DESA PEDAWA YANG MULAI MUNCUL KEMBALI, KEBANGGAAN DESA PEDAWA BALI AGA

BERITA HOAX ( ORTA LAPAT LAPATAN ) FILM PENDEK TERBARU

BERITA HOAX ( ORTA LAPAT LAPATAN ) FILM PENDEK TERBARU

Film ini adalah sebuah film pendek yang mengedukasi khalayak umum , dan mencerdaskan wawasan untuk menanggapi sebuah berita
Film ini dibuat di Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.

Desa Pedawa


Wednesday, October 11, 2017

Ketut Supeksa Google Map

Ketut Supeksa Google Map
Berikut ini merupakan alamat Ketut Supeksa , Truna pedawa, yang baru belajar tentang google map, Thank's Google.

Thursday, October 27, 2016

Pengantar/ Materi Kuliah Veda (resume) II

Pengantar/ Materi Kuliah Veda (resume) II
Selamat datang di materi yang ke dua ini, disini adalah lanjutan materi sebelumnya. silahkan ke materi sebelumnya.




BAB V WEDANGGA
5.1 Pengertian Wedangga
Wedangga berasal dari kata Angga yang berarti badan atau batang tubuh. Jadi untuk mempelajari Weda itu harus dirumuskan sedemikian rupa, ibarat mempelajari tubuh manusia, kita harus mempelajari semua susunan yang ada dalam manusia itu agar kita mudah memahami apa sebenarnya manusia itu dan apa makna susunan itu. Dari weda itu perlu kita ketahui akar kata, kejadiannya, gaya bahasa, persamaan kata, berbagai kata kias, penggunaan bahasa dalam astronomi, termasuk berbagai macam aspek kajian filsafat yang terkandung. Wedangga sangat penting dan diperlakukan karena kitab ini secara tidak langsung berperan berbagai rambu – rambu lalu lintas sebagai pelita dan sebagai tonggak penuntun dalam memperlajari weda.
5.2 Kedudukan Wedangga Dalam Weda
Kedudukan wedangga amatlah sangat penting dan sangat kuat sehingga tidak dapat dipisahkan dengan weda kalau kita ibaratkan seperti bayi dengan ibunya. Karena dengan wedangga akan membantu seseorang untuk mempermudah memahami dan mempelajari inti hakekat weda.
5.3 Berbagai Macam Wedangga
Menurut cabang ilmu yang dibahas, Wedangga dapat dijabarkan menjadi enam kelompok yang disebut dengan sad wedangga. Sad artinya enam, adapun enam kelompok tersebut adalah sebagai berikut:
1) Siksa yaitu ilmu tentang cara membaca dan cara mengeja
2) Wyakarana yaitu ilmu yang mempelajari tentang tata bahasa
3) Chanda yaitu ilmu yang mempelajari irama atau cara untuk melagukan syair Weda
4) Nirukta yaitu ilmu tentang kosakata yang digunakan dalam Weda
5) Jyotisa yaitu ilmu tentang perbintangan yang digunakan untuk menetukan hari baik dalam upacara tertentu
6) Kalpa yaitu ilmu yang mempelajari tentang pedoman pelaksanaan upacara

BAB VI GARIS – GARIS BESAR ISI WEDA
Garis – garis besar weda dapat dikelompokkan menjadi empat bagian utama yaitu :
1) Kelompok Wijnana yaitu kelompok yang membahas segala aspek pengetahuan termasuk yang didalamnya berbagai silsilah penting. Yang paling menonjol dalam aspek wijnana adalah aspek yang memberi keterangan dasar mengenai pandangan filsafat metafisika (ilmu yang mempelajari gejala – gejala alam atau benda itu) berdasarkan weda.
2) Kelompok Karma adalah kelompok yang membahas segala teori dan infomasi dengan mantar bagaimana dunia ini diciptakan melalui satu kurban besar atau maha yajna yang dilakukan oleh Maha Purusa.
3) Kelompok Upasana adalah kelompok yang membahas segala aspek pengetahuan yang ada kaitannya dengan petunjuk dan cara melakukan hubungan dengan Tuhan
4) Kelompok jnana adalah kelompok yang membahas segala aspek pengetahuan sebagai ilmu murni
6.1 Ajaran Bhaktiyoga
Kata bhakti dalam bhakti yoga berarti penghormatan yang dilakukan dengan penuh sujud, taat, patuh dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang pencipta dan penguasa. Dimana bhakti itu dapat diwujudkan dengan jalan kasih sayang terhadap semua mahluk ciptaannya.
6.2 Ajaran Jnanayoga
Jnana yang artinya pengetahuan atau ilmu, dengan jalan jnana yoga artinya kita mengabdikan diri atau hidup ini dengan pengamalan ilmu yang kita miliki.
6.3 Ajaran Rajayoga
Istilah raja yoga adalah merupakan singkatan untuk istilah Rajaguhyayoga, yaitu jalan pengungkapan rahasia yang paling utama (raja). Jenis ini juga disebut Rajawidya atau pengetahuan yang paling tinggi. Ukuran yang paling tinggi karena jenis ini pada intinya merupakan pengungkapan pengetahuan tentang Tuhan.
6.4 Ajaran Wibhutiyoga
Tuhan dengan sifat – sifatnya yang mulia yang melebihi segala yang ada merupakan ajaran Wibhutiyoga. Dengan ungkapan bahwa Tuhan merupakan dewa dari semua dewa, yang maha bijaksana, maha mengetahui, maha adil, maha tinggi, maha kudus, terbaik yang paling baik,tertinggi yang paling tinggi, dan sebagainya yang merupakan ajaran Wibhutiyoga. Ajaran ini adalah penggambaran lahirriah sebagai hasil pengamatan bathin itu. Makna utama dalam ajaran wibhutiyoga berdasarkan bhagawangita adalah sebagai jawaban atau yang memberi jawaban atas pertayaan yang mempersoalkan sifat – sifat Tuhan.
6.5 Ajaran Karmayoga
Karmayoga adalah ajarannya pada masalah – masalah keduniwian. Walaupun didalannya termasuk ajaran ritual, namun bentuk ajaran ritual ini dikaitkan pula pada msalah – masalah dunia. Yang bertujuan untuk memberi dasar spiritual pada masalah dunia.

BAB VII UPAWEDA
7.1 Pengertian Upaweda
Istilah Upaweda diartikan sebagai weda yang lebih kecil dan merupakan kelompok kedua setelah Wedangga. Upa yang berarti dekat atau sekitar, dan weda berarti pengetahuan. Dengan demikian Upaweda berarti sekitar hal – hal yang bersumber dari weda. Upaweda meyangkut aspek pengkhususan untuk bidang tertentu.
7.2 Kedudukan Upaweda
Upaweda pada dasarnya dinyatakan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan weda. Tiap buku merupakan pengkhususan dalam memberikan keterangan yang sangat diperlukan untuk mengetahui dalam weda. Upaweda berfungsi untuk meningkatkan pengertian dan pendalaman serta memberi penjelasan tentang berbagai yang terdapat dalam weda. Jadi kedudukannya sama dengan kedudukan wedangga terhadap weda.
7.3 Berbagai Macam Upaweda
Ada empat bagian dari Upweda yang biasa disebut – sebut adalah sebagai berikut :
1) Ayurweda
Istilah yajurweda, berarti ilmu yang menyangkut bagaimana seseorang itu dapat mencapai umur panjang yang berfungsi untuk dapat mencapai umur panjang atau seratus tahun. Yang termasuk di dalamnya adalah ilmu pengobatan atau yang menjadi objek bidang kedokteran. Ayurweda juga berisikan ilmu yang menyangkut aspek jiwa dan jasmani. Adapun bagian dari ayurweda menurut isi kajiannya, adalah sebagai berikut :
1. Salya yaitu ilmu tentang bedah dan cara pengobatannya
2. Kayacikitsa yaitu ilmu tentang jenis dan macam obat - obatan
3. Salakya yaitu ilmu tentang berbagai macam penyakit pada waktu itu
4. Bhutawidya yaitu ilmu tentang pengetahuan psiko terapi
5. Kaumarabhrtya yaitu ilmu tentang pemeliharaan dan pengobatan penyakit anak – anak termasuk pula cara perawatannya
6. Agadatantra yaitu illmu tentang pengobatan atau toxikologi
7. Rasayamantra yaitu ilmu tentang pengetahuan kemujijatan dan cara – cara pengobatan non medis
8. Wajikaranatantra yaitu ilmu tentang pengertahuan jiwa remaja dan permasalahannya

Adapun pembagian berdasarkan kitab Carakasamitha, adalah sebagai berikut :
1. Sutrasthana yaitu ilmu tentang pengobatan
2. Nidanasthana yaitu ilmu tentang macam jenis penyakit yang paling pokok – pokok saja
3. Wimanasthana yaitu ilmu tentang pathologi, tentang ilmu pengobatan dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh seorang dokter medis
4. Indriyasthana yaitu ilmu tentang cara diagnose dan prognosa
5. Sarirasthana yaiutu ilmu tentang anatomi dan embriologi
6. Cikisasthana yaitu ilmu tentang ilmu terapi
7. Kalpasthana
8. Siddhi
2) Gandharwaweda
Gandharwaweda mengajarkan tantang tari dan seni suara atau music.
3) Dhanurweda
Dhanurweda sering diterjemahkan sebagai ilmu militer atau ilmu penahan. Dhanurweda diajarkan terutama kepada mereka yang menjadi calon pemimpin. Sebagai ilmu dhanurweda memuat keterangan tentang traning, mengenai acara penerimaan senjata, acara latihan pemakaian senjata dan penggunaan senjata. Dan penulis yang dikenal adalah Wiswamitra, Wiracintamani.
4) Arthasastra
Arthasastra adalah ilmu tentang politik atau ilmu tentang pemerintahan. Kauntilya atau Canakya atau Wisnugupta yang dianggap sebagai Bapak ilmu politik Hindu karena beliau sebagai penulis pertama Arthasastra. Adapun empat aliran bidang Arthasastra yang disebut Caturwidya
1. Anwiksaki adalah ilmu saling ketergantungan
2. Wedatrayi atau Trayi juga merupakan ilmu saling ketergantungan
3. Wartta adalah ilmu tentang kesejahteraan
4. Dandaniti adalah ilmu pengetahuan yang lebih menekankan pada sendi – sendi hukum atau pemerintahan yang mengatur kehidupan manusia.


BAB VIII ITIHASA
8.1 Pengertian Itihasa
Kata itihasa berasal dari tiga kata yaitu iti – ha – asa yang artinya sesungguhnya kejadian itu begitulah nyata. Itihasa adalah nama sejenis karya sastra agama Hindu. Itihasa adalah sebuah epos yang menceritakan tentang sejarah perkembangan raja – raja dan kerajaan hindu di masa silam. Itihasa dianggap dasar yang paling penting untuk dapat memahami ajaran weda. Ceritanya penuh dengan fantasi, kewiraan yang dibumbui dengan mitologi sehingga memiliki sifat kekhasan sebagai sastran spiritual. Di dalamnya terdapat berbagai dialog tentang social politik, tentang filsafat dan teori kepemimpinan yang diikuti sebagai pola – pola raja hindu.
8.2 Jenis – Jenis Kitab Itihasa
Menurut sifatnya, maka seluruh yang tergolong Itihasa hanya tiga macam yaitu :
1) Ramayana
2) Mahabrata
3) Purana

Secara tradisional jenis yang tergolong Itihasa hanya dua macam yaitu :
1) Ramayana
2) Mahabrata

8.3 Ramayana
Kitab Ramayana merupakan hasil karya terbesar Maha Rsi Walmiki. Menurut hasil penelitian Ramayana tersusun atas 24000 stanza yang dibagi – bagi atas tujuh bagian yang disebut kanda yang terjadi pada jaman Tretayuga. Ramayana adalah sebuah epos yang menceritakan tentang riwayat perjalanan Bhatara Rama yang dianggap sebagai penjelmaan dari dewa visnu sebagai awatara sebagai penegakkan dharma. Adapun ketujuh kanda yang dimaksud diatas adalah sebagai berikut :
1) Balakanda = menceritakan tentang masa kanak – kanak Rama
2) Ayodyakanda = menceritakan tentang penobatan Rama akan menjadi raja
3) Araniakakanda = menceritakan tentang kehidupan Rama di hutan dengan Lakmana dan dewi Sita
4) Kiskindakanda = menceritakan tentang perang Subali dengan Sugriwa
5) Sundarakanda = menceritakan tentang keindahan alam dalam perjalanan Rama mencari Dewi Sita
6) Yudhakanda = menceritakan tentang perang Rama dengan Rahwana
7) Uttarakanda = menceritakan kembalinya rama ke Ayodya dan proses penyelenggaraan upacara Asuameda

8.4 Mahabrata
Mahabrata adalah bagian Itihasa yang usianya lebih muda dari Ramayana, yang disusun oleh Bhagawan Walmiki. Mahabrata adalah kitab terbesar yang dimiliki oleh Hindu baik dilihat dari segi isi dan ukurannya. Mahabrata memiliki k.1 100.000 buah dan bagian 18 parwa. Bagian yang terbesar adalah Parwa yang ke- 12 memiliki 14.000 stanza. Sedangkan yang terkecil parwa 17 memiliki 312 stanza. Mahabrta terjadi pada permulaan jaman kaliyuga berkisar 3101 SM menurut Prof. Dr. Pargiter. Adapun ke- 18 parwa itu adalah adi parwa, sabha parwa, wana parwa, wirata parwa, udyoga parwa, drone parwa, karna parwa, salya parwa, sauptiak parwa, sentry parwa, santi parwa, anusasana parwa, asuamedika parwa, asramawasika parwa, mausala parwa, maha parasthanika parwa dan swarga rohana parwa.

BAB IX PURANA

9.1 Pengertian Purana
Kata purana berarti tua atau kuno. Kata ini dimaksudkan sebagai nama jenis buku yang berisikan tentang cerita- cerita dan keterangan mengenai tradisi yang berlaku pada jaman dahulu kala. Berdasarkan bentuk dan isinya, purana adalah sebuah Itihasa karena di dalamnya memuat catatan - catatan tentang berbagai kejadian yang bersifat sejarah. Tetapi dilihat dari kedudukannya, Purana merupakan jenis kitab Upaweda yang berdiri sendiri, yang sejajar dengan Itihasa. Purana adalah kitab yang memuat berbagai macam tradisi atau kebiasaan yang menjadi keterangan – keterangan lainnya, baik itu tradisi atau kebiasaan baik itu tradisi local, tradisi keluarga, tradisi suku bangsa, gotra, dan prawara serta cerita tentang metologi.
9.2 Pokok – Pokok Isi Purana
Pada garis besarnya, hampir semua Purana memuat cerita – cerita tentang kebiasaan tradisional yang dapat dikelompokkan dalam lima hal yaitu :
1) tentang kosmologi atau mengenai tentang penciptaan alam semesta
2) tentang hari kiamat atau pralaya
3) tentang silsilah raja – raja atau dinasti Hindu yang terkenal
4) tentang masa manu atau jangka pergantian masa manu ke masa manu berikutnya(manwantara)
5) tentang sejarah perkembangan dinasti Surya atau Suryawangsa dan Chandarawangsa
kelima hal ini dirumuskan di dalam kitab Wisnu Purana III.6.24, yang menegaskan sebagai berikut:
sargaca pratisargaca wamso manwantarani ca,
sarweswetesu kathyante wamsanucaritam ca yat
9.3 Pembagian Jenis Purana
Pembagian kitab purana berdasarkan isinya yang dalam pembagiannya menunjukakan adanya aliran – aliran atau sekte dari Tri Murti dan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu :
1) kelompok Satwika adalah kelompok Purana yang mengutamakan Wisnu sebagai Dewatannya atau dewa tertingi juga diceritakan penjelmaan dewa Wisnu sebagai awatara. Kelompok ini dapat dijabarkan menjadi enam buah buku yaitu : wisnu purana, narada purana, bhagawata purana, garuda purana, padma purana, dan waraha purana.
2) Kelompok rajasika (rajasa) purana adalah kelompok kedua yang mengutamakan Dewa Brahma sebagai Dewatanya. Adapun enam buah kitab dalam kelompok ini yaitu : brahmanda purana, brahmawaiwasta purana, bhawisya purana, markandeya purana (merupakan bukti bahwa di bali pernah terkenal madzad waisnawa dan bhagawata), wamana purana, dan brahma purana. Terdapat juga wisnu dalam penjelasan wamana purana dalam penjelmaan wisnu sebagai manusia cebol.
3) Kelompok tamasika (tamasa) purana adalah kelompok yang ketiga dan terdiri atas enam kitab juga yaitu : matsya purana, kurma purana, lingga purana, siwa purana, skanda purana, dan agni purana. Disini juga terdap penjelasan tentang penjelmaan dewa wisnu sebagai awatara dalam kurma purana.
9.4 Kitab Upapurana
Kitab upa purana merupakan jenis kitab yang terkecil dan merupakan kitab sebagai suplementer. Upa purana ini ditulis oleh Bhagawan Wyasa yang isinya sangat singkat dan pendek. Dengan ada beberapa penemuan tentang awig –awig yang berlaku dibesakih baik dalam bentuk prasasti atau catatan – catatan dalam lontar yang kesemuannya itu dapat dikategorikan dalam upa purana. Upa purana ini banyak memberikan informasi dan manfaat kepada kita mengenai ajaran keagamaan dan acara. Adapun nama – nama yang tercatat dalam upa purana sanatpurana, narasimha, brhannaradiya, siswarahasiya, durwasa, kapila, wamana, bhargawa, waruna, kalika, samba,nandi, surya, parasasra, wasistha, dewi bhagawata, ganesa dan hamsa.

Jika Materi ini bermanfaat Silahkan di download pada materi yang telah disediakan. Silahkan ke materi selanjutnya

Sunday, October 23, 2016

Kopi Ngayanga Gula Pedawa (Percakapan Menggunakan Bahasa Pedawa)

Selamat datang di blog ketut supeksa, disini saya akan memberikan percakapan dengan bahasa saya sendiri, dengan bahasa Desa saya tercinta. Bahasa yang akan menunjukkan identitas Desa yang adi luhung. Percakapan ini membahas  tentang kesehatan sederhana dengan judul Kopi Ngayanga Gula Pedawa (Percakapan Menggunakan Bahasa Pedawa). Bahasa keseharian semoga bisa Bermanfaat. Hidup Desa Pedawa. Sebelumnya izinkan saya menghaturkan panganjali umat . "Om Awignam Astu Namo Sidham" Om Swastyastu". Sebelumnya ini hanya Perumpamaan. (Karangan Fiktif Belaka , Dalam Cerita Tidak ada yang sakit, karena membahas Tentang Kesehatan/ Ara ada ne sakit, ne karangan mahas kesehatan) Silahkan Download artikel ini di link yang sudah disediakan.


Wayan Armita & Ketut Supeksa

Kopi Ngayanga Gula Pedawa (Percakapan Menggunakan Bahasa Pedawa)
Pas Dina Radite Ketut Supeksa kal melali di umah I Wayan Armitane. Nepuin I kaki Jali (Ara ada madan I kaki Jali/ Tidak ada namanya Kakek Jali, Karangan Ngae-ngae/ Karangan Fiktif belaka) sakit Tujune kambuh. Kakine  sakit pedalem gati ngilingin tinjok-tinjok kanti mejalan. Kaki ane paling bagu gatine tumben tenjok-tenjok nak biasane seger gatine. Neked lantas di Kubun Armitane (Perumpamaan). (Karangan Fiktif Belaka , Tidak ada yang sakit, karena membahas Tentang Kesehatan/ Ara ada ne sakit, ne karangan mahas kesehatan)
  • Supeksa : "Ki, engken si to adi enjok-enjok ?"
  • Kaki : "Kumat Tujun Kakine do"
  • Supeksa : "Uli pidan si bin kumat ki ?"
  • Kaki : " Ada singa ketelun ba." kanti jani nu beseh."
  • Supeksa : " Men uba si maan mesuntik ?"
  • Kaki : "Uba kunya ba,"
  • Supeksa : "Nyen si cocoina yen kaki mesuntik ?
  • Kaki : "Pak Sukanta rang cocoina"
  • Supeksa : "Uba to nginem pile ?"
  • Kaki : " Uba ba, kula nu bin akicak"
  • Supeksa : "Kanggoang inem pile pang kanti alang ni ki"
  • Kaki : "Nah-nah, ba med gati kunya kaki nginem pil"
  • Supeksa : “ Yen med cobain boreh donsila agen “
  • Kaki : “Engkenang to carane ngae ?
  • Supeksa : “Alih muncuk don Silane, meneh bejek ato cak-cak aduin pamor”
  • Kaki : “ Pamor ne agen ngamah base to ?
  • Supeksa : “ Ue ki, to Cakcak meneh pol-pol tujun kakine pas ngentah”
  • Kaki : “Nyen cai ngurain Ubad kinto ?
  • Supeksa : “Ningeh-ningeh, Kula yen pamor to biasane dingin asane, yen kaki pas sakit tuju ara kebus ngebet-bet asane ?”
  • Kaki : “Ue Kunya”
  • Supeksa : “Nah to ba sangkana don sila misi ubad antibiotik/ anti kuman, dadi masi agen ubad tatu, yen pamore ya ngenyemang, yen sesepa nah bolongan kulite/ pori-porine nyak apang engkes ya, tetepang anae ngagen, yen ubad pang tetep agen mara nyak melah.
  • Kaki : “Nah kal cobain meneh”
Wayan Armita & Kadek Arik Arminiasih

Pas Ketut Supeksa ngeredek ngayang kakine, teka meneh Armita ngayanga I Arik, teka uli mebelanja. Tekane to sambilanga mekedean, kangin kauh, kanti ara ngidang nuturang ayanga ara bakat nuduk munyine. Apa kaden ne Omonganaga.
  • Kaki : " kaki kal ketengah malu pules ni"
  • Supeksa : "Nah, adeng-adeng anae, ngidaang mejalan ki ?"
  • Kaki : " Ngidaang kula kal lawanin rang ba"
I Kaki mejalan ke tengah, enjok-enjok, Sambilanga ngaba tungked. Medalemin gati, budi gisang takut bin nambah sakitne, yen tuju anak ara dadi jel-jel. Nyakitang biasane yen jel-jel.
  • Armita : "Ko kalikengken si mai Tut ?"
  • Supeksa : “Uba ba inunian”
  • Armita : “Nyen ayangmu ?”
  • Supeksa : “Dedianku”
  • Armita : “ Gae anae kopi Rik !”
  • Arik : “Pait apa ne manis ?"
  • Supeksa : “Da ba repot kinto panes gatine do”
  • Arik : “ Ara ba engken, nah kal paitang ne kadung ada Gula Bali (Gula Pedawa)”
  • Supeksa: “Nah dadi masi na, pang maan ngamah Gula Bali (Gula Pedawa), Kula da liunanga yehne”
  • Armita :”Aku teh ara megula gaenang ni”
  • Arik : “Nah-nah, dini malu ngeredek sambil ngantiang Eme ngayanga Bapangku”
  • Supeksa : “Kejaa laja ya pada ? “
  • Armita: “Ya nak nu ketegale, apa kaden uranga pemulana”
  • Supeksa : “Mbe, itang gati ya a”
  • Armita : “Hehehe”
Sambilang ngantiang Kupi, Armita ngayang Ketut Supeksa ngeredek seken gatine, enken ya carah Kedis Ketingklar saling sautin, kanti ne ningehang bisa bengong. Ulian pada ngilingin jelema cara kedis ne saling sautin. Nah agetne ara saling sautin ulian mecacad ne cara cedar, hehehehe.
  • Supeksa : “I Kaki terus jani ngentah Tujune re ?”
  • Armita : “Ue ba do, sada nuayang ngerasang tujune”
  • Supeksa : “Lenan nang mesuntik ara si taen nginem loloh i kaki ?”
  • Armita : “Kapah gati ba meloloh, loloh apa si kunya agen ?”
  • Supeksa : “Ara ya loloh nyegerang tujune, biasane agen ngetisang basang”
  • Armita : “Engken hubungane tuju ngayang ngelauhang basang ?”
  • Supeksa : “Dikeneh Supeksane : (Duh nak cucud bakat pancingin ngomong, mati ba aku jani ara ngidang ngurain, kal adengin-adengin rang ba), Hubungane : yen sakit tuju nak Ototne ne kena, beseh ngayang kaku asane. Yen bangin loloh ngelauhang basangne ngayang liunan ya maan nginem yeh, yen ba lauh basangne pasti nyak masa bedak, trus nyak ba liu nginem yeh. Yen ngemengkenang mngeliunang nginem yeh otot ne kaku to ngigisang sakitne akicak. Lenan nang to panese masi gigisan.”
  • Armita : ” Kadung ngomong-ngomongang loloh, loloh apa to gae ? “
  • Supeksa : “ Biasane, loloh paya pule Gamongan rang nyak ngigisan panese “
  • Armita : “apa to lakarane n enken carane ngae ?”
  • Supeksa : “Aku ara masi nawang carane ngae, tapi kal urain lakarane rang”
  • Armita : “Mbe, nah-nah (ningehang gatine) “
  • Supeksa : “Paya, Pule, Gamongan, Uyah, Lunak, “
  • Armita : “Adi misi lunak ngayang uyah ?”
  • Supeksa : “Pang nyak Masa jaen, yen ara jangin sengeng asane, yen kuat nang sengeng, dadi ara jangin uyah ngayang lunak”
Teruna Pedawa : Armita, Nengah Sumanta, Supeksa, Mahardita

Pas nu melah kredeane teka I Arik ngaba Kupi pait ngayang teh ara megula, disampingne misi Gula Bali (Gula Pedawa) . 
  • Arik : “Ne inem, kangguang ara ada apa !”
  • Supeksa : “Ne ba lengkap gati to”
  • Armita : “Inem-inem malu pang ara ijuan nyem”
  • Supeksa : “Nah, Ememu nu si ngae gula ?”
  • Arik : ” Nu, Kula kapah-kapah gati, Yen jakane pas dadi tuakang rang”
  • Armita : “Yen dini anae kuat-kuat ngopi kanti bisa pang lima awai” tapi anae dini seger-seger yen ara maan kupi mara puruan anae”
  • Arik :” Aku nak sakit terase yen ara maan kupi”
  • Supeksa : “Cocok ba ko cara dadong-dadong” hahahahahaha
  • Arik : “ Apa ya ko jelek “
  • Armita : “ Yen ilingin manesin gati kunya kupine”
  • Supeksa : “Ne manesin gulane ara kunya kupine, yen ane ne tetep maan kupi to ba nemelahang Kletegan Pusuane/ Jantungne “ 
  • Armita : “ Adi kinto ? “
  • Supeksa “ Kupi kandungane Kafein ne nguatang otot jantung, trus yen kuat otot jantunge kleteganne masi ngemelahang, Kletegane ngemelahang jalan getih awae ngelancarang masi. Jalan getihe ngelancarang, pembuluh darahe ara da ne ngentuin.
  • Arik : “ Men yen ara maan kupi adi sakit teras ara nyelekang adane ?
  • Supeksa : “Saja kafein to efekne, ngranayang ketagihan, patuh efekne cara narkoba ne ngranayang ketagihan, tapi yen kafein kadarne akicak. Da rang cara Mbah surip ne nginem kupi ara ngaman-ngamah, enggal ba mati hehehe.
  • Armita : ” Adi bisa ketagihan kinto na ?”
  • Supeksa : “ benehne to madan Kebiasaan. Ko ba biasa nginem kupi, jani ara, nah jelek ba asana ada kuang, sebenehne ngidang ngendaliang apanga ara sakit tersa yen ara maan kupi, tekane uli keneh ne ba biasane, Apa ya ane biasa gaeninmu, meneh ara ko masa ada kuang, kinto asi nang kupi. Yen dot apang ara ketagihan da mekeneh ngupi, kenehang ne len. Tapi ba terdiasa maan kopi/ kafein otomatis darahmene ada ne kuang asane . hehehe
  • Arik : “Man nak biologi”
  • Supeksa :” Ulian melajah”
Ngeredek sampai kangin kauh, meneh saget ba teka bapan ayanga emen armitane:
Bersambung Mani malu kal bin lanturangku, Yen demen nanng basa Pedawan awae mendunia, orain mekejang timpale apang ngagen basa Pedawa. Apang Bahasa pedawa dadi Central komunikasi Basa Bali Aga. Jika anda ingin mendownload artikel ini silahkan download di link yang sudah disediakan  "Om Santih-Santih-Santih Om"

Wednesday, October 19, 2016

Kedamaian dan Menghargai Perbedaan

Kedamaian dan Menghargai Perbedaan
Selamat datang di blog  Pecinta Ipa yang sederhana ini , saya akan menuliskan beberapa hal yang ada di fikiran saya. Pada yang sekarang ini banyak terjadi keributan dimana-mana. baik itu mulai di desa, kecamatan, kota, maupun negara. Apa yang perlu diributkan ? apakah karena kejahatan ? Baiklah kalau ada terjadi kejahatan mari kita bersama-sama untuk menanganinya. Apa yang terjadi sekarang ini justru hal yang sangat berbeda. Keributan terjadi hanya karena berbeda keyakinan.



Selama ini kita memiliki keyakinan yang berbeda dan itu adalah Hak Asasi manusia. Jika keyakinan diganggu oleh orang lain maka itu akan sangat meresahkan. Pemaksaan keyakinan bisa lebih parah akibatnya. Apa kalian pernah melihat suatu negara karena berbeda keyakinan atau agama bisa terjadi peperangan ? 
Contohnya saja ada di suatu desa ada tetangga yang berbeda agama, dengan tetangganya tidak bicara. Apa yang menyebabkan ? kita semua adalah ciptaan Tuhan, Mengapa kita memusuhi ciptaan Tuhan. Berbeda Agama bukan berarti tidak percaya dengan Tuhan. Mereka juga orang yang beragama. Hanya saja Caranya untuk berdoa kepada tuhan yang berbeda. Baik itu Islam, Hindu, Budha, kristen, Katolik, Konghucu dan agama lainnya memiliki cara tersendiri dalam berdoa atau mengagungkan Tuhan. Semua Agama mengajarkan kebaikan. Mengapa kita menjelekkan agama orang lain, Tuhan hanya 1 . 



Semua orang ada yang baik dan buruk, orang yang memiliki kepentingan tersendiri tidak akan bisa mempelajari agamanya dengan baik. Orang itu jahat atau buruk bukan karena agamanya, Jika orang telah mempelajari agama apapun pasti akan menjadi orang baik. Tidak peduli itu agamanya. Semua harus memiliki karakter yang baik dahulu agar agama tidak disalah artikan. Perlu dicatat : Agama Apapun tidak ada yang mengajarkan kejahatan. Jika ada itu pasti ada orang yang salah mengartikan, bisa dibilang pemahaman Agamanya kurang baik.

Coba saya berikan contoh sederhana : Bunga tanaman yang di taman pasti berbeda, tidak ada bunga yang di taman hanya satu jenis. Kalau hanya satu jenis itu tidak akan indah dilihat. Begitupun dengan agama, Agama orang berbeda itu akan membuat indah dan kebaikan semakin bervariasi. Tuhan menciptakan agama yang berbeda untuk mengukur kebaikan seseorang. Dengan adanya perbedaan agama Tuhan itu bisa mengetahui tingkat moral seseorang. Jika orang sudah bisa menghargai agama orang lain maka orang itu akan bisa saling menghargai dengan sesama manusia, tetapi jika seseorang tidak bia menghargai agama orang lain maka tidak bisa menghargai orang lain, tidak bisa menghargai orang lain sama artinya tidak menghargai ciptaan tuhan. Tidak menghargai ciptaan tuhan, sama dengan tidak Menghargai TUHAN. 

Sekarang bagaimana caranya : Hargailah perbedaan yang ada karena itu merupakan Hak asasi manusia. agar tidak ada perpecahan dan peperangan. Cobalah untuk bekerjasama dalam bekerja untuk memajukan diri sendiri dan orang banyak. Fokus untuk bekerja dan menjalani kehidupan ke arah yang lebih baik.

Baiklah hanya itu yang dapat saya tuliskan mengenai kepercayaan yang keliru. mari kita berbuat baik. Agar kita menjadi orang yan baik pula. (Change to English)