Merancang Menu Seimbang Bayi dan Balita
Sebelum menyusun menu harus diperhatikan syarat-syarat, yaitu sebagai berikut.
1. Sesuaikan dengan prinsip pedoman gizi seimbang (PGS).
2. Mengetahui kebutuhan gizi anak bayi dan balita.
3. Makanan merupakan kesenangan, bervariasi dalam jenis hidangan, serta variasi dalam rasa, bentuk, dan warna.
Kebutuhan energi dan protein bayi dan balita, baik laki-laki maupun perempuan tidak ada perbedaan sehingga menu yang disajikan pun tetap sama. Berikut ini merupakan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun menu seimbang untuk bayi.
1. Makanan mengandung zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan zat gizi.
2. Tinggi kandungan kalori, protein, dan vitamin A.
3. Memilih makanan yang mengandung cukup kalsium dan zat besi.
4. Menghindari penyediaan makanan dan minuman berkalori tinggi dan memilih makanan kaya serat dari jenis gandum, sayuran, dan buah-buahan.
5. Rendah lemak karena alat pencernaan bayi belum maksimal mencerna lemak.
6. Membatasi konsumsi gula dan garam.
7. Pemberian makanan dilakukan secara bertahap agar bayi dan organ pencernaan mengadakan penyesuaian secara sedikit demi sedikit. '
8. Memperhatikan digestibilitas, yaitu pertumbuhan gigi susu anak menjadi lengkap pada umur 2 tahun, sehingga bentuk makanan berangsur dari cair, lembek, lunak, setengah padat sampai akhirnya padat seperti orang dewasa.
9. Porsi makanan kecil karena kapasitas lambung terbatas.
10 Frekuensi pemberian sering setiap 2-3 jam sekali.
11. Bumbu tidak merangsang organ pencernaan.
12. Menciptakan kebiasaan memilih makanan sehat dalam keluarga.
Berikut contoh makanan tambahan pada bayi.
a. Makanan cair : air kacang hijau, sari buah, kaldu daging tidak berlemak, jus wortel.
b. Makanan saring : bubur saring, bubur kacang hijau disaring, bubur biskuit.
c. Makanan lembek : bubur nasi, nasi tim di blender.
d. Makanan lunak : nasi tim.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam menyusun menu seimbang untuk balita adalah sebagai berikut.
1. Makanan mengandung zat-zat gizi yang seimbang dan lengkap, terutama sumber protein.
2. Tidak menggunakan bumbu yang merangsang seperti terlalu pedas, asam, dan asin.
3. Frekuensi pemberian 3-4 kali sehari dan diselingi makanan kecil.
4. Menggunakan bahan makanan yang bervariasi dan beragam agar anak terbiasa mengonsumsi beragam makanan sehingga mencegah timbulnya ketidaksukaan pada makanan tertentu.
5, Warna, rasa, dan tekstur makanan bervariasi dan menarik selera anak kecil.
6. Membiasakan untuk memberikan sayuran dalam setiap penyajian makanan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral bagi balita dan mencegah anak sulit makan sayuran.
7. Porsi makanan kecil dan bentuknya lucu sesuai kegemaran anak agar anak berselera untuk makan.
Protein dapat diperoleh dari sumber hewani dan nabati. Protein hewani mengandung asam amino yang esensial bagi tubuh. Contoh makanan yang mengandung protein hewani tinggi adalah ikan, telur, daging, susu. Contoh makanan yang mengandung protein nabati adalah kacang-kacangan seperti kacang kedelai, tempe, tahu, kacang merah, dan kacang hijau.
Contoh menu makanan bagi balita adalah sebagai berikut.
1. Nasi tim ayam
2. Nasi tim hati tempe
3. Tim tahu
4, Bubur kentang hati
5, Bubur ayam beras merah :
6. Nasi tim hati ayam
7. Pepaya dengan pisang (1 porsi)
No comments:
Post a Comment