161. Paku Tiang (Cyathea contaminans) ~ PECINTA IPA <meta content='PECINTA IPA' name='keywords'/>

Saturday, July 5, 2025

161. Paku Tiang (Cyathea contaminans)

 161. Paku Tiang (Cyathea contaminans)

1. Deskripsi

Paku Tiang adalah jenis paku-pakuan yang memiliki batang tegak menyerupai tiang atau batang pohon, dan dapat mencapai ketinggian hingga 10 meter. Tanaman ini termasuk dalam kelompok paku pohon (tree fern) dan banyak ditemukan di hutan-hutan tropis Indonesia, terutama di daerah pegunungan.

2. Taksonomi

  • Kerajaan        : Plantae

  • Divisi              : Pteridophyta

  • Kelas              : Polypodiopsida

  • Ordo              : Cyatheales

  • Famili            : Cyatheaceae

  • Genus            : Cyathea

  • Spesies           : Cyathea contaminans

3. Morfologi

  • Akar: Serabut, menyebar di sekitar batang bawah.

  • Batang: Tegak lurus, berkayu semu, permukaan dilapisi bekas tangkai daun dan rambut-rambut halus.

  • Daun: Tersusun spiral, berbentuk menyirip ganda, panjang bisa mencapai 2–4 meter, hijau gelap.

  • Anak Daun: Terdapat spora pada sisi bawah, terutama pada bagian ujung anak daun.



4. Penyebaran

Paku Tiang tersebar luas di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua), Filipina, Malaysia, hingga Papua Nugini.

5. Habitat

  • Tumbuh di hutan hujan tropis dan pegunungan pada ketinggian 800–2.500 meter di atas permukaan laut.

  • Menyukai tempat lembap, terlindung dari sinar matahari langsung, dan tanah yang subur serta memiliki drainase baik.

6. Cara Pengembangbiakan dan Perawatan

Pengembangbiakan:

  • Spora: Spora dikumpulkan dari sisi bawah daun tua dan disemai di media lembap.

  • Anakan: Kadang muncul tunas di sekitar batang bawah.

Perawatan:

  • Disiram secara teratur untuk menjaga kelembapan.

  • Ditanam di tempat teduh dengan sirkulasi udara baik.

  • Tanah dijaga tetap lembap namun tidak tergenang air.

  • Pemupukan organik ringan dapat dilakukan setiap 1–2 bulan.

7. Manfaat

  • Ekologis: Membantu menjaga kelembapan hutan dan sebagai habitat mikro untuk serangga dan organisme kecil.

  • Dekoratif: Digunakan sebagai tanaman lanskap taman tropis.

  • Tradisional: Di beberapa daerah, batang dan daun muda digunakan sebagai bahan ramuan atau kerajinan.

8. Cara Pengolahan

Meskipun jarang dikonsumsi secara luas, beberapa masyarakat tradisional menggunakan bagian batang mudanya sebagai sayuran setelah direbus. Namun, lebih umum digunakan sebagai tanaman penghias taman atau lanskap yang teduh.

9. Daftar Pustaka

  1. Holttum, R.E. (1963). Flora of Malaya, Volume II: Ferns. Singapore: Government Printing Office.

  2. Smith, A.R. et al. (2006). A Classification for Extant Ferns. Taxon, 55(3), 705–731.

  3. Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia. Jakarta: Badan Litbang Kehutanan.

  4. Flora Malesiana. (2020). Cyathea contaminans. https://portal.cybertaxonomy.org

  5. Purwanto, Y. (2010). Fern Diversity and Its Use in Indonesia. LIPI Press.

No comments:

Post a Comment