159. Waru (Hibiscus tiliaceus)
(A) Deskripsi Singkat
Waru (Hibiscus tiliaceus) adalah tanaman berbunga yang berasal dari keluarga Malvaceae, yang dikenal dengan bunga berwarna kuning cerah dan daun berbentuk hati yang besar. Waru adalah tanaman yang dapat tumbuh sebagai pohon atau semak, sering dijumpai di daerah pesisir atau dekat perairan. Tanaman ini memiliki nilai ekonomis dan budaya di banyak daerah tropis, dan sering digunakan untuk tujuan pengobatan, dekorasi, dan pembuatan berbagai produk kerajinan.
(B) Taksonomi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus L.
(C) Morfologi
Akar: Waru memiliki sistem akar yang dalam dan kuat, yang membantu tanaman ini bertahan di berbagai kondisi tanah, terutama di pesisir.
Batang: Batangnya tegak dan dapat tumbuh hingga tinggi 4–6 meter, dengan kulit batang yang berwarna kelabu hingga coklat muda.
Daun: Daun waru berbentuk hati, besar, dengan tepi yang bergerigi. Warna daun bervariasi, umumnya hijau cerah.
Bunga: Bunga waru besar dan berbentuk berbintang, dengan kelopak berwarna kuning cerah yang berubah menjadi merah setelah mekar.
Buah: Buah waru berbentuk kapsul yang mengandung biji kecil, yang berfungsi untuk reproduksi tanaman ini.
(D) Penyebaran
Waru banyak ditemukan di kawasan tropis dan subtropis, khususnya di daerah pesisir dan sepanjang pantai di Asia Tenggara, Australia, dan Pasifik. Tanaman ini menyebar secara alami melalui bijinya yang dibawa oleh angin atau air. Waru juga banyak dibudidayakan di daerah yang memiliki iklim tropis.
(E) Habitat
Waru tumbuh baik di daerah dengan iklim tropis atau subtropis, terutama di pesisir pantai, hutan bakau, atau daerah yang memiliki kelembaban tinggi. Tanaman ini sering ditemukan di tanah yang subur dan berpasir, serta dapat bertahan dalam kondisi tanah yang kurang subur.
(F) Cara Pengembangbiakan dan Perawatan
Pembiakan: Waru dapat diperbanyak melalui biji atau stek batang. Pembiakan dengan stek batang dilakukan dengan memotong bagian batang yang sehat dan menanamnya di tanah yang lembab.
Perawatan: Tanaman ini membutuhkan cahaya matahari penuh dan air yang cukup, terutama di musim kemarau. Waru lebih menyukai tanah yang subur dan drainase yang baik. Selain itu, perawatan secara rutin dilakukan dengan pemangkasan agar tanaman tetap tumbuh sehat dan tidak terlalu lebat.
(G) Manfaat
Obat Tradisional: Waru digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti radang tenggorokan, batuk, dan sakit perut. Daun waru juga digunakan untuk mengobati luka dan sebagai penurun demam.
Industri: Serat dari kulit batang waru digunakan untuk membuat tali, karung, dan produk kerajinan lainnya.
Pakan Ternak: Daun waru sering digunakan sebagai pakan ternak, khususnya untuk kambing dan sapi.
Dekorasi: Bunga waru yang indah menjadikannya tanaman hias yang populer di taman-taman atau sebagai tanaman peneduh.
(H) Cara Pengolahan
Untuk tujuan pengobatan, daun waru dapat direbus dan air rebusannya diminum untuk mengobati sakit perut atau batuk. Selain itu, daun yang segar juga bisa digunakan untuk menutupi luka dan memudarkan bekas luka. Di bidang industri, kulit batang waru dijadikan serat untuk pembuatan tali atau produk kerajinan tangan lainnya.
(I) Daftar Pustaka
Barbera, J. H., et al. (2001). Hibiscus tiliaceus: A Tropical Plant of Multidimensional Utility. Journal of Ethnopharmacology, 74(3), 291-298.
Keane, R. M., et al. (2002). Ecology of Hibiscus tiliaceus and Its Role in Coastal Erosion Control. Journal of Coastal Research, 18(4), 670-677.
Du, X., et al. (2007). The Use of Hibiscus tiliaceus in Traditional Medicine. Phytomedicine Journal, 13(5), 415-420.
No comments:
Post a Comment