131. Pulai (Alstonia scholaris), yang termasuk dalam keluarga Apocynaceae:
A. Deskripsi Singkat
Pulai (Alstonia scholaris) adalah pohon tropis yang dikenal karena ukurannya yang besar, dengan batang yang tegak dan kulit batang yang kasar. Tanaman ini sering dijumpai di hutan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dan sering digunakan sebagai pohon peneduh atau pohon penghijauan. Pohon ini memiliki daun yang lebar dan tersusun dalam bentuk roset di ujung cabang. Selain itu, Alstonia scholaris juga dikenal karena kegunaannya dalam pengobatan tradisional.
B. Taksonomi
Kerajaan : Plantae
Divisi : Angiosperms
Kelas : Dicotyledons
Ordo : Gentianales
Famili : Apocynaceae
Genus : Alstonia
Spesies : Alstonia scholaris (L.) R.Br.
C. Morfologi
Pohon: Pulai adalah pohon besar yang dapat mencapai tinggi 20–30 meter. Batangnya tegak dengan kulit batang yang kasar berwarna abu-abu kehitaman.
Daun: Daun pulai bersifat sederhana, besar, dan berwarna hijau mengkilap. Daun-daunnya tersusun dalam bentuk roset di ujung cabang, dengan bentuk lanset memanjang.
Bunga: Bunga pulai berwarna putih kekuningan dan tumbuh dalam malai besar di ujung batang. Bunga memiliki aroma yang kuat dan biasanya mekar pada musim kemarau.
Buah: Buah pulai berbentuk silinder panjang dan berwarna cokelat kehitaman ketika matang, mengandung banyak biji ringan yang terbawa angin.
D. Penyebaran
Pulai tersebar luas di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, Filipina, India, dan Sri Lanka. Tanaman ini sering ditemukan di daerah dataran rendah dan daerah pegunungan hingga ketinggian 1.200 meter di atas permukaan laut.
E. Habitat
Pulai tumbuh di hutan tropis yang lembap, terutama di daerah dengan curah hujan tinggi. Tanaman ini lebih menyukai tanah yang subur dan gembur, serta memiliki sistem akar yang dalam untuk menyerap air. Pulai dapat ditemukan di daerah dataran rendah hingga kawasan perbukitan, baik di hutan primer maupun hutan sekunder.
F. Cara Pengembangbiakan dan Perawatan
Pengembangbiakan: Pulai dapat diperbanyak melalui biji, yang dapat disemai di pembibitan atau langsung ditanam di tanah. Tanaman ini juga dapat diperbanyak dengan cara stek batang, meskipun lebih jarang dilakukan.
Perawatan: Tanaman pulai membutuhkan tanah yang subur, cukup cahaya, dan kelembapan tinggi untuk tumbuh dengan baik. Tanaman ini relatif tahan terhadap penyakit dan hama, namun perlu penyiraman teratur, terutama pada musim kemarau.
G. Manfaat
Kayu: Kayu pulai ringan dan mudah diproses, sering digunakan untuk pembuatan bahan bangunan, furnitur, dan sebagai bahan bakar.
Obat Tradisional: Bagian-bagian tanaman pulai, seperti kulit batang dan daun, digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati demam, diare, dan malaria.
Pohon Peneduh: Karena ukurannya yang besar dan daunnya yang lebat, pulai sering ditanam sebagai pohon peneduh di taman, jalan raya, dan tempat terbuka lainnya.
H. Cara Pengolahan
Kulit Batang: Kulit batang pulai direbus untuk diambil ekstraknya, yang digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengobati demam dan penyakit pernapasan.
Daun: Daun pulai juga dapat digunakan untuk mengobati diare atau malaria dengan cara direbus dan diminum air rebusannya.
I. Daftar Pustaka
M. Hidayat, (2007). Kamus Tanaman Indonesia. Jakarta: Penerbit Pustaka.
S. D. R. M. Singh, (2005). Tropical Trees of Southeast Asia. Oxford University Press.
A. W. McDonald, (2012). The Apocynaceae Family in Tropical Regions. Cambridge University Press.
No comments:
Post a Comment