Jenis, Sifat Sumber Protein, Efek Kekurangan dan Kelebihan serta Penanggulangannya ~ PECINTA IPA <meta content='PECINTA IPA' name='keywords'/>

PECINTA IPA

Memuat Segala Ilmu Pengetahuan


Saturday, November 6, 2021

Jenis, Sifat Sumber Protein, Efek Kekurangan dan Kelebihan serta Penanggulangannya

Jenis, Sifat Sumber Protein, Efek Kekurangan dan Kelebihan serta Penanggulangannya

A. Jenis-Jenis Protein 

Berdasarkan susunan kimiawinya, protein terbagi menjadi tiga golongan, yaitu sebagai berikut. 
1. Protein Sederhana 
Sesuai dengan namanya, protein sederhana tidak berikatan dengan zat lain. Beberapa contoh protein sederhana adalah albumin dalam putih telur (ovoalbumin), albumin dalam susu (laktalbumin), dan globulin. 

2. Protein Bersenyawa 
Jenis protein bersenyawa membentuk ikatan dengan zat lain seperti dengan glikogen membentuk glikoprotein dan zat warna merah pada darah dalam hemoglobin membentuk kromoprotein. 

3. Turunan atau Derivat dari Protein 
Beberapa contoh turunan protein adalah albuminosa, pepton, gelatin, dan peptida. 

Berdasarkan bentuknya, protein terbagi menjadi tiga jenis, yaitu sebagai berikut. 
1. Protein Serabut 
Protein serabut berbentuk spiral menyerupai batang yang kaku. Protein bentuk ini misalnya kolagen yang terdapat pada jaringan ikat, elastin yang terdapat dalam urat (otot), keratin yang terdapat pada rambut dan kuku, serta miosin yang terdapat dalam serat otot. 
2. Protein Globular 
Protein globular berbentuk bola, larut dalam larutan garam dan asam encer, serta mudah berubah di bawah pengaruh suhu. Contoh protein ini adalah albumin yang terdapat pada telur, globulin yang terdapat pada otot, serta histon yang terdapat pada jaringan kelenjar pankreas. 
3. Protein Konjugasi 
Protein konjugasi adalah protein sederhana yang terikat dengan bahan-bahan non asam amino. 

Berdasarkan jenis dan asam amino yang dikandungnya, protein terbagi sebagai berikut. 
1. Protein Sempurna 
Protein sempurna adalah protein yang sanggup mendukung pertumbuhan badan dan pemetiharaan jaringan. Protein sempurna mengandung asam amino lengkap, baik jumlah maupun macamnya. Protein ini sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Contoh protein ini adalah kasein pada susu dan albumin pada putih telur. 
2. Protein Setengah Sempurna 
Protein jenis ini sanggup mendukung pemeliharaan jaringan, tetapi tidak mendukung pertumbuhan badan. Protein ini berperan memelihara kesehatan orang dewasa, yaitu pemeliharaan jaringan yang rusak. Sumber protein ini berasal dari bahan pangan nabati seperti legumin pada kacang-kacangan dan gliadin pada gandum. 
3. Protein Tidak Sempurna 
Protein tidak sempurna adalah protein yang sama sekali tidak sanggup menyokong pertumbuhan badan ataupun pemeliharaan jaringan. Protein ini tidak mengandung atau sangat sedikit mengandung asam amino esensial. Contoh protein ini adalah zein pada jagung dan protein nabati lainnya. 


B. Sifat  dan Sumber Protein 

1. Sifat Protein 
Sebagai suatu makromolekul, protein tentu memiliki sifat kimia, baik dalam makanan maupun dalam tubuh. Sifat-sifat umum protein tersebut adalah sebagai berikut. 
a. Denaturasi Denaturasi protein adalah proses perubahan konfigurasi susunan molekul protein. Perubahan konfigurasi tersebut kemudian mengubah struktur menjadi sekunder, tersier, dan kuarter protein. Denaturasi protein dapat terjadi karena suhu panas yang memutuskan ikatan hidrogennya, adanya asam basa yang memutus jembatan garam pada struktur tersier senyawa protein, serta adanya logam berat yang kemudian membentuk protein logam yang tidak bisa dilarutkan. 
b. Koagulasi Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid akibat penambahan senyawa kimia. Koagulasi menyebabkan partikel menjadi netral dan akhirnya membentuk endapan akibat gaya gravitasi. Contohnya, koagulasi yang terjadi karena pemanasan pada darah, pengadukan pada tepung kanji, dan pendinginan pada agar-agar. 
c. Browning Browning adalah perubahan warna menjadi cokelat sebagai akibat reaksi pencokelatan secara enzimatis serta nonenzimatis. Contoh pencokelatan enzimatis terlihat pada buah-buahan dan sayuran yang mengandung zat fenolik, sedangkan pencokelatan nonenzimatis terjadi pada karamelisasi gula. 

Selain itu, sifat khusus protein yang lain, di antaranya mampu mengangkut oksigen, pengangk Senyawa lipida, dapat larut di dalam garam yang encer atau juga asam yang encer, serta tidak bisa lang di datam jenis pelarut lemak seperti etil eter. 

2. Sumber Protein 
Berdasarkan sumbemya, ada dua macam protein, yaitu protein yang berasal dari tumbuh-tumbuha (protein nabati) dan protein yang berasal dari hewan (protein hewani). Protein nabati tidak menyedia - semua jenis asam amino sehingga harus dikombinasikan dengan protein hewani untuk membentuk protej lengkap. Protein nabati terdapat dalam kacang hijau, kedelai, kacang merah, kacang tanah, kaca 

buncis, dan kacang polong. Protein hewani terdapat dalam daging merah, ikan, susu, ayam, dan teluy, Sumber terbaik protein adalah susu rendah lemak, ikan, unggas, telur, dan kacang-kacangan. Kebutuhan protein orang dewasa lebih kurang satu gram per kg berat badan, sedangkan kebutuhan protein anak anak sebesar dua gram per kg berat badan. Jadi, anak-anak harus lebih banyak mengonsumsi makana yang mengandung protein dibandingkan dengan orang tuanya. 

a. Protein Hewani 
Lemak jenuh dalam daging dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan penyakit lainnya, sebaiknya mengurangi konsumsi daging berlemak seperti babi, domba, serta sapi serta lebih memili skan, unggas tanpa kulit, susu rendah lemak, dan telur. 

b. Protein Nabati 
Proporsi asam amino yang dikandung protein nabati tidak seideal dan selengkap protein hewani. Walaupun sumber utama protein pada umumnya adalah protein hewani, akan tetapi protein nabati lebih selatif sehat karena tidak mengandung kolesterol dan rendah lemak. Selain itu, makanan yang mengandung protein nabati biasanya juga mengandung serat dan karbohidrat dalam jumlah yang besar. 

Makanan yang mengandung protein nabati dapat digunakan sebagai menu pelengkap harian selain protein hewani sebagai sumber protein yang utama. Beberapa makanan yang mengandung protein nabati. atara lain kedelai, kacang polong, kacang hijau, kacang tanah, biji-bijian seperti almond, mete, dan pistachio, kacang merah, gandum, labu, jagung, dan bayam. 

Kebutuhan protein manusia dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah unsur nitrogen yang ada dalam protein makanan dan menghitung pula jumlah unsur nitrogen yang dikeluarkan tubuh melalui urine dan feses. 

Berdasarkan pertimbangan dan perhitungan ahli gizi ditetapkan bahwa kebutuhan protein bagi orang dewasa adalah 1 gram untuk setiap 1 kilogram berat badannya per hari. Untuk anak-anak yang sedang tumbuh, diperlukan protein dalam jumlah yang lebih banyak, yaitu 2 gram untuk setiap kilogram berat badan. Perbedaan ini disebabkan kebutuhan protein pada anak-anak lebih banyak untuk pertumbuhan dan perkembangan, sedangkan kebutuhan protein pada orang dewasa hanya untuk mempertahankan jaringan tubuh dan mengganti sel-sel yang telah rusak. 

C. Efek Kekurangan dan Kelebihan Protein 

1. Efek Kekurangan Protein
Penyakit kekurangan kalori dan protein (KKP) menyerang anak yang sedang tumbuh pesat (balita), terutama anak yang berusia 2-4 tahun. Beberapa gejala KKP, antara lain anak kelihatan kurus seolah-olah hanya tinggal kulit pembalut tulang, muka berkerut seperti orang tua, kulit di dekat pantat tampak berlipatlipat, anak tergeletak pasif, apatis, tanpa respon terhadap keadaan sekitar, dan bila dipegang tidak terasa Jaringan lemak subkutan di antara lipatan kulitnya. Pada anak yang kekurangan protein (kwashiorkor) ditemui gejala, antara lain, anak apatis, rambut kepala halus, jarang, berwarna kemerahan, dan kusam tidak hitam mengilap, serta rambutnya kering dan mudah dicabut tanpa terasa sakit. 

2. Efek Kelebihan Protein 
Protein yang berlebihan tidak menguntungkan bagi tubuh. Makanan yang tinggi protein biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas. Kelebihan protein tidak baik karena dapat mengganggu metabolisme protein di hati. Ginjal pun akan terganggu tugasnya karena bertugas membuang hasil metabolisme protein yang tidak terpakai. Kadar protein yang terlalu tinggi menyebabkan kalsium keluar dari tubuh sehingga mengakibatkan osteoporosis. Karena protein makanan pembentuk asam, kelebihan asupan Protein akan meningkatkan kadar keasamaan tubuh khususnya keasaman darah dan jaringan. Kondisi ini disebut asidosis yang ditandai dengan gangguan pencernaan seperti kembung, sakit mag, dan sembelit. 

D . Kekurangan Gizi Protein dan Penanggulangannya

Pelayanan gizi balita untuk penanggulangan KEP, yaitu setiap balita yang berobat harus dilakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, dan umur untuk menentukan status gizinya selain melihat tandatanda ktinis lainnya. Penentuan status gizi dan tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut. 

1. Balita KEP ringan, tindakan yang dilakukan dengan memberikan penyuluhan gizi dan nasihat pemberian makanan di rumah. Bila pasien rawat jalan, maka dianjurkan untuk memberi makanan di rumah (bayi umur < 4 bulan) dan terus diberi ASI sampai 3 tahun. 

2. Balita KEP sedang, yaitu dengan perawatan sebagai berikut. 
a. Penderita rawat jalan, diberikan nasihat pemberian makanan dan vitamin serta teruskan ASI dan pantau terus berat badannya. 
b. Penderita rawat inap: diberikan makanan tinggi energi protein dengan kebutuhan energi 20-50% di atas kebutuhan yang dianjurkan (angka kecukupan gizi/AKG) dan diet sesuai dengan penyakitnya. 

3. Balita KEP berat, penderita harus dirawat inap dan dilaksanakan perawatan sesuai pemenuhan kebutuhan nutrisinya. 

Kegiatan penanggulangan kekurangan energi protein (KEP) pada balita, yaitu dengan melakukan kegiatan penjaringan dan penanganan. 

1. Penjaringan balita KEP, yaitu dengan penentuan ulang status gizi balita berdasarkan berat badan dan perhitungan umur balita yang sebenarnya dalam hitungan bulan pada saat itu kemudian ditentukan status gizi dengan KMS atau standar antropometri. 
2. Kegiatan penanganan, yaitu dengan program PMT balita, pemeriksaan dan pengobatan, pengasuhan oleh kebidanan atau keperawatan, dan pemberian suplemen gizi. 

Upaya penanggulangan masalah KEP di atas telah direalisasikan dalam beberapa program pemerintah seperti sebagai berikut. 
1. Jangka Pendek 
a. Upaya pelacakan kasus melalui penimbangan bulanan di posyandu. 
b. Rujukan kasus KEP dengan komplikasi penyakit di rumah sakit. 
c. Pemberian ASI eksklusif untuk bayi usia 0-6 bulan. 
d. Pemberian kapsul Vitamin A. 
e. Pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan bagi balita gizi buruk dengan lama pemberian 3 bulan. 
f. Memberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) bagi balita keluarga miskin usia 6-12 bulan. 
g. Promosi makanan sehat dan bergizi. 

2. Jangka Menengah 
a. Revitalisasi posyandu. 
b. Revitalisasi puskesmas. 
C. Revitalisasi sistem kewaspadaan pangan dan gizi. 

3. Jangka Panjang 
a. Pemberdayaan masyarakat menuju keluarga sadar gizi. 
b. Integrasi kegiatan lintas sektoral dengan program penanggulangan kemiskinan dan ketahanan pangan. 

No comments:

Post a Comment