FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI HASIL PENCUCIAN ~ WEB PECINTA IPA <meta content='WEB PECINTA IPA' name='keywords'/>

WEB PECINTA IPA

Memuat Segala Ilmu Pengetahuan


Tuesday, November 2, 2021

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI HASIL PENCUCIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI HASIL PENCUCIAN 

Ada banyak faktor yang memengaruhi kualitas hasil akhir dari sebuah proses pencucian. Faktor-faktor itu di antaranya obatobatan pembersih, pergerakan mesin pencuci, suhu selama proses pencucian, dan lamanya (waktu) proses pencucian. 

1. Obat-Obatan Pembersih 
Faktor interaksi antara obatan-obatan pembersih dan bahan kain yang akan dicuci, serta berapa banyak konsentrasi bahan kimia yang digunakan untuk mengangkat kotoran dari bahan kain sering kali disebut sebagai chemical action. 

Dalam operasional /aundry, apabila konsentrasi bahan kimia ditambah dan komponen lainnya dapat dikurangi, maka hasilnya tetap. Sebaliknya, walaupun proses mekanik, waktu, dan temperatur ditingkatkan, pengurangan konsentrasi bahan kimia akan menghasilkan cucian yang kurang baik. Bahan kimia yang dibutuhkan dalam proses pencucian meliputi alkali, detergent, wetting agent, optical brightener dan anti redeposition agent, bleaches, dan sour. Sementara itu, bahan kimia untuk proses akhir proses pencucian meliputi fabric softener bacteria control, mildew preventation, dan starch, atau dapat ditambahkan bahan-bahan lainnya, seperti enzymes. 

2. Pergerakan Mesin 
Pergerakan mesin dalam mencuci kain atau pakaian (agitation) dalam mesin cuci menjadi faktor penting. Proses pengucekan atau mechanical action yang terjadi saat serat kain bergesekan satu sama lain akibat proses perputaran mesin dalam air dan larutan detergent yang terjadi secara berulang-ulang akan menyebabkan 
pelepasan kotoran dan penyebaran bahan kimia untuk tingkat kotoran ringan berjalan secara cepat. Namun, untuk kain yang memiliki tingkat kotoran berat, perlu diperhatikan beberapa hal lainnya, yakni tipe kain, tingkat ketinggian air, waktu, serta berat dan volume pencucian. 

a. Tipe kain (fabric type) 
Tiap-tiap kain memiliki berat yang berbeda. Sebuah mesin cuci yang mencuci 200 kg kain katun yang masih kering, misalnya, hanya dapat diisi dengan 65/35 polyester/ cotton sebanyak 150 kg. Walaupun beratnya berbeda, tiaptiap jenis kain mengambil tempat yang sama. 
b. Tingkat ketinggian air (water level) 
Jika air terlalu banyak, pakaian yang dicuci akan terapung sehingga prosesnya tidak efektif. Hal ini disebabkan kurangnya mechanical action karena bagian kain yang tersentuh semakin kecil. 
c. Waktu (duration) 
Makin lama proses pengucekan (agitation), makin besar proses mechanical action pada permukaan pakaian. Artinya, proses pengucekan selama 15 menit tentu akan lebih baik daripada hanya 10 menit. 
d. Berat dan volume pencucian (load weight and volume) 
Kelebihan muatan (over loading) dan kekurangan muatan pada mesin cuci sama-sama akan mengakibatkan 

hasil cucian yang tidak baik. Jika terjadi over loading, proses mechanical action selama proses pencucian menjadi berkurang, sedangkan jika terjadi under loading, akibatnya adalah terjadinya pemborosan energi, air, dan chemicals serta kerusakan serat kain makin cepat. 

3. Suhu 
Warna kain cucian dan jenis chemical yang digunakan menjadi acuan penentuan suhu (temperature) air selama proses pencucian. Penentuaan suhu air juga dipengaruhi oleh jenis kain, warna kondisi kotoran, dan bahan kimia yang digunakan. Contoh, cucian berwarna putih dapat menggunakan suhu air yang sangat tinggi, cucian yang berwarna gelap menggunakan suhu rendah atau dingin, dan cucian berwarna terang menggunakan suhu air hangat. Namun demikian, harus dilihat juga jenis bahannya. Proses pencucian (suds) dilakukan pada suhu 40°-70°C, sedangkan pembilasan (flushes/rinse) umumnya dilakukan pada suhu 20°9-60°C. 

Setiap kenaikan suhu air 10°C akan menyebabkan reaksi kimia dua kali lebih cepat, namun bukan berarti makin panas suhu air makin baik hasilnya. Energi akan terbuang percuma karena detergent dan bleach mempunyai batasan suhu. Enzyme misalnya akan efektif pada suhu rendah. 

4. Waktu 
Waktu (time/duration) yang cukup akan meningkatkan produktivitas melalui pemberian reaksi yang cukup bagi bahan kimia (detergent) untuk dapat bereaksi dengan kotoran. Waktu yang tepat akan memberikan hasil yang maksimal, terutama pada saat pencucian (suds). Juga diperlukan waktu bagi kotoran untuk lepas dari serat kain. Umumnya, proses pencucian (suds) membutuhkan waktu 5-15 menit, tergantung jenis dan tingkat kotoran, pembilasan (flushes/rinse) 2-3 menit, proses pemutihan (bleaching) 7-10 menit, dan proses penetralan (sours) serat pakaian 5-6 menit. 

No comments:

Post a Comment