Langkah-langkah pengecekan Pakaian Tamu
Yang harus dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Pengecekan/Pemeriksaan Bagian Kantong
Para tamu yang menginap di hotel sering kali meletakkan sesuatu di kantongnya, kemudian mereka lupa atau tidak sempat mengeluarkannya. Pemeriksaan kembali kantong pakaian tamu sangat penting dan wajib dilakukan oleh petugas pencucian, meskipun sebelumnya sudah dilakukan oleh checker/marker. Double checking (pemeriksaan ulang) bertujuan mencegah kesalahan atau kecelakaan dalam bekerja yang disebabkan oleh kurangnya ketelitian dan kesabaran.
Benda-benda yang dikhawatirkan apabila tertinggal di bagian kantong, yaitu sebagai berikut.
a. Benda-benda berbahaya, seperti benda tajam (pisau kecil, silet, gunting kecil, jarum, atau peniti) yang apabila tertinggal dan tidak dikeluarkan dari kantong, akan mengakibatkan kerusakan pada pakaian tamu yang sedang dalam proses pencucian. Hal lain yang dikhawatirkan juga adalah risiko luka yang bisa saja dialami petugas pencucian akibat terkena benda tajam tersebut.
b. Barang berharga, seperti perhiasan, handphone, jam tangan, dompet, serta barang-barang berharga lainnya, yang apabila tercuci dapat mengakibatkan kerusakan atau hilangnya benda tersebut.
c. Surat penting, yaitu kertas yang apabila rusak atau hilang akan mengakibatkan kerugian bagi tamu tersebut. Contoh surat berharga, antara lain uang kertas, kuitansi/nota/bon pembelian suatu barang, tiket pesawat atau kereta, kartu identitas, dan lain-lain.
d. Ballpoint, yang dapat menyebabkan bocornya tinta yang terkena air saat pencucian dan mengotori pakaian yang ada di dalam mesin pencucian. Pembersihan pakaian tersebut akan lebih sulit lagi jika tinta ballpoint yang bocor berjenis gel karena gel sangatlah kuat warnanya dan sulit untuk dibersihkan, walaupun sudah menggunakan spotting chemical yang khusus digunakan untuk menghilangkan noda tinta (/nk Go).
e. Tisu, karena mudah hancur. Apabila serpihannya mengenai pakaian lain, pakaian tersebut akan menjadi kotor, terutama pakaian yang berwarna hitam atau gelap lainnya.
f. Saputangan, yang biasanya jika tertinggal, checker/marker tinggal menambahkan jumlah total pakaian yang dikirim oleh tamu tersebut.
Saat pemeriksaan kantong, jika checker/marker menemukan barang apa pun, ia harus segera melaporkan kepada manager atau supervisor untuk segera ditindaklanjuti, yaitu dengan membuat laporan yang akan dilaporkan kepada tamu yang bersangkutan. Tujuannya agar tamu yang bersangkutan cepat mengetahuinya, tidak perlu mencari-cari barang berharganya yang tertinggal, dan tidak menimbulkan kepanikan. Apabila tamu yang bersangkutan tidak berada di kamar, pihak laundry harus melaporkannya kepada petugas bagian depan (front office).
Barang milik tamu yang ditemukan di dalam kantong harus dikemas/dibungkus rapi, dengan menyertakan surat keterangan penemuan barang milik tamu tersebut. Apabila yang ditemukan adalah barang berharga, pastikan bahwa tamu yang bersangkutan langsung yang menerimanya pada waktu pengembalian.
2. Pengecekan Kotoran
Pengecekan kotoran sangat penting untuk membedakan jenis kotorannya. Kotoran yang melekat pada pakaian tamu sangat beragam jenisnya, seperti kotoran yang berasal dari makhluk hidup (organic soil) dan yang bukan dari makhluk hidup (inorganic soil).
a. Organic soil (kotoran yang berasal dari makhluk hidup) Organic soil adalah kotoran alami yang dihasilkan oleh makhluk hidup. Contohnya adalah noda darah, nanah, keringat, urine, serta kotoran hewan. Pada umumnya, kotoran organik lebih mudah dibersihkan.
b. Inorganic soil (kotoran yang tidak berasal dari makhluk hidup)
Inorganic dalam bahasa Indonesia berarti anorganik (tidak organik), yaitu terdiri atas benda mati (bukan makhluk hidup) atau benda padat yang mengandung bermacam-macam zat yang mudah melekat pada serat-serat pakaian, seperti tanah, minyak, oli, getah, tinta, cat, dan sebagainya. Untuk menghilangkan kotoran anorganik, dibutuhkan bahan kimia khusus sesuai dengan fungsi dan kegunaannya. Kotoran anorganik biasanya lebih sulit dihilangkan.
Apabila seorang checker/marker menemukan pakaian yang terkena noda atau kotoran, pakaian tersebut harus segera dipisahkan agar tidak tercampur dengan pakaian bersih. Setelah itu, ia harus melaporkan kepada supervisor atau manager untuk meminta saran tentang cara menghilangkannya. Kemudian, tahap penghilangan noda (spotting) akan dilakukan oleh washman. Jika spotting tidak dilakukan sebelum proses pencucian, noda tersebut akan lebih sulit dibersihkan karena telah meresap pada serat-serat pakaian.
3. Pengecekan Kondisi Pakaian
Kondisi pakaian yang kurang baik, misalnya kelunturan, robek, warnanya pudar, ada kancing pakaian yang _hilang, ritsletingnya rusak, atau ada tanda bekas setrika bisa saja terjadi. Jika menjumpai kondisi seperti itu, petugas checker/marker harus segera melaporkannya kepada supervisor atau Manager untuk ditindaklanjuti.
Berikutnya, masalah yang juga sering dijumpai adalah jika pada waktu pengambilan pakaian/cucian kotor, tamu yang bersangkutan sedang tidak ada di kamar atau setelah tamu menelepon bagian /aundry, tamu tersebut meninggalkan kamar sehingga ia menggantungkan pakaian/cuciannya di depan pintu kamar. Apabila kondisi tersebut terjadi, pihak faundry harus segera mengambil tindakan untuk mengembalikan pakaian tamu tersebut, sebelum melanjutkan ke proses pencucian. Sesuai dengan standar dan prosedur, persetujuan tamu sangat penting agar petugas laundry dapat melanjutkannya ke proses pencucian. Jika petugas laundry tidak melaksanakan standar dan prosedur, kemudian tamu yang bersangkutan mengelak bahwa pakaiannya sudah rusak sebelum dicuci, pihak laundry harus mengganti pakaian yang rusak atau bermasalah tersebut.
Saat mengembalikan pakaian yang bermasalah, pihak /aundry harus menyertakan kartu pemberitahuan (acknowledgement card) untuk ditandatangani, sebagai bukti persetujuan dari tamu, bahwa pakaian tersebut sudah rusak/bermasalah sebelum dicud! atau diproses. Penjelasan tentang acknowledgement card akan dibahas di poin e.
4. Penanganan dan Pelaporan Pakaian yang Sudah Disetujui
Apabila acknowledgement card sudah ditandatangani oleh tamu, artinya pakaian tersebut sudah dapat diproses. Pengambilan cucian dilaksanakan jika sudah ada perintah atau telepon dari tamu yang bersangkutan. Jika pada waktu pengambilan pakaian kartu belum ditandatangani, valet harus meminta tamu untuk menandatanganinya sebagai tanda bukti.
Pakaian yang bermasalah harus diperbaiki terlebih dahulu sebelum dilanjutkan ke proses pencucian, baik pakaian yang robek, kancing yang hilang/pecah, ritsleting yang rusak, dan sebagainya. Setelah permasalahan terhadap pakaian tersebut selesai, barulah proses pencucian bisa dilaksanakan.
Saat dicuci, pakaian bermasalah juga harus dipisahkan dengan pakaian yang lain. Selain itu, petugas Washer Section harus berhati-hati dalam mengerjakannya, agar pakaian yang tusak tidak bertambah rusak. Pencucian yang dilakukan secara manual sangat penting untuk menjaga kondisi pakaian tersebut. Demikian pula dalam proses pengepresan dan pengepakannya, pakaian tersebut tidak boleh dicampur dengan pakaian lain. Prosesnya pun harus dilakukan dengan hati-hati.
Terakhir, pada kemasan pakaian yang bermasalah tersebut, dilampirkan kartu informasi yang menandakan bahwa pakaian tersebut sudah selesai ditangani.
No comments:
Post a Comment