Mesangih/ Metatah Massal di Desa Pedawa Buleleng-Bali ~ PECINTA IPA <meta content='PECINTA IPA' name='keywords'/>

PECINTA IPA

Memuat Segala Ilmu Pengetahuan


Tuesday, December 15, 2015

Mesangih/ Metatah Massal di Desa Pedawa Buleleng-Bali

Mesangih/ Metatah Massal di Desa Pedawa Buleleng-Bali 
(Upacara Potong Gigi Massal)
Peserta Upacara Potong Gigi Massal di Desa Pedawa

1. Apa Itu Mesangih/ Mepandes/ Metatah ?
Selamat datang di blog pecinta ipa , Apa kabar kalian ? semoga baik-baik saja dan semoga dalam lindungannya selalu. nah penasaran ya dengan judulnya ? nah disini saya akan berikan artikel mengenai metatah dan tentang mesangih yang ada di desa saya tercinta. (Desa Pedawa). Sebelumnya kita bahas satu persatu mulai dari Upacara. Secara etimologi kata upacara berasal dari kata Sansekerta “Upa” dan “Cara”. “Upa” berarti sekeliling atau menunjuk kesegala dan “Cara” berarti gerak atau aktivitas. Upacara berarti gerak sekeliling kehidupan manusia atau aktivitas – aktivitas manusia dalam upayanya menghubungkan diri dengan Hyang Widhi / Tuhan Yang Maha Esa, yang dilakukan tidak awur – awuran melainkan berdasarkan kitab suci dan sastra – sastra yang di bentangkan dalam berbagai pustaka.
Prosesi Pada saat Upacara Metatah (Armita Kusuma)

Dalam Agama Hindu Upacara dapat dibagi menjadi lima “Panca Yadnya” yaitu: Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, Rsi Yadnya, Manusa Yadnya dan Butha Yadnya. 
Salah satunya ada Upacara "Metatah/ Mepandes/ Potong Gigi". Di dalam Lontar Dharma Kahuripan, Ekapratama, dan lontar Puja Kalapati, upacara potong gigi disebut “ atatah”. Sampai kini ada tiga istilah di Bali yang lazimnya digunakan untuk menyebut Upacara Potong Gigi ; “matatah”, “mepandas”, “mesangih”. Kata “ atatah” berarti pahat. Istilah metatah ini dihubungkan dengan suatu tatacara pelaksanaan upacara putong gigi yaitu kedua taring atas dan empat gigi seri pada rahang atas dipahat tiga kali secara simbolis sebelum pengasahan (perataan) giginya dilakukan lebih lanjut. Rupa – rupanya dari hal itulah muncul istilah matatah.
Keluarga Yang Ikut Mepandes (Keluarga I Komang Arta)
"My Uncle & Cousin"

Mengenai istilah “Mesangih”, rupa –rupanya dimunculkan dari pada mengasah gigi seri dan taring atas dengan pengasah yaitu kikir dansangihan – pengilap, sehingga gigi seri dan taring menjadi rata dan mengkilap. Kata mesangih adalah bahasa Bali biasa dan Bali halusnya disebut Mepandes. Maka dari itulah muncul tiga istilah upacara potong gigi di Bali. Oleh : Drs. Ida Bagus Putu Purwita (Baca Sumber).
2. Metatah/ Mepandes/ Potong Gigi di desa Pedawa. 
mau liha Videonya silahkan tonton disini : 
https://www.youtube.com/watch?v=P2FrHPaAFrM&feature=share
Sebelumnya saya sangat bangga ada acara seperti ini di desa saya yang tercinta. Setelah beberapa puluh tahun diadakan juga upacara sakral salah satu acara manusa yadnya ini, karena kami ya namanya di desa upacara metatah sangatlah mahal harganya. Terkadang hanya bisa dilakukan oleh yang sudah lebih/ Beruang,,,, seperti saya ini untuk metatah mungkin cuma mimpi, tetapi dengan adanya acara metatah massal ini memungkinkan dengan keadaaan Ekonomi seperti saya atau orang atau keluarga yang lainnya mungkin juga bisa metatah dengan mudah seperti ini. Semoga acara yang bermanfaat ini bisa diadakan terus menerus agar semuanya bisa menikmati acara mesangih masal.
Senyum Kebahagiaan acara Potong Gigi (My Family)
Mesangih massal menurut saya (Admin pecinta IPA : Kt Supeksa) merupakan salah satu implementasi nilai sosial dalam kegotong royongan, saling membantu sesama, menjalankan tradisi umat, penyetaraan. Dengan adanya ini semua pihak dapat terbantu.

Pemuda Pemudi Pedawa yang Ikut Acara Metatah
Salah satu hal penting yang menjadi catatan sejarah desa kita/ desa Pedawa, SIAPA YANG MENJADI PENGGAGAS/ Pemrakarsa ? nah inilah jika menurut Pak Mario Teguh berkata pasti akan mengucapkan kata ini "Sangat Super Sekali" . Beliaulah yang membuat acara ini menjadi sukses dan terlaksana dengan baik.
Foto : I Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H
Penggagasnya adalah I Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H . Beliau merupakan Pemuda kelahiran Buleleng 31 Desember 1987 tidak hanya dididekasikan kepada umat Hindu di Bali saja, namun semangat pun mengalir dalam dedikasinya untuk tanah kelahirannya. Di salahsatu media beliau berkata “Pertama kalinya dilakukan mesagih masal, dahulu pernah tetapi hanya dilakukan oleh orang-orang kaya karena memerlukan biaya besar,” Maka dari itulah beliau Bertekad untuk menyukseskan acara ini. Hebat kan ? Semoga yang membaca ini bisa meniru hal yang baik dari I Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H tersebut
Tetua Adat di Desa Pedawa (Hulu desa, Balian desa Dsb)
Salah satu tradisi yang harus ada dalam setiap pelaksanaan metatah massal yang menentukan mahalnya biaya ialah upacara ngandekang, dimana upacara ini melibatkan kehadiran pemuka-pemuka penting di desa Pedawa. “Setiap pelaksanaan upacara mesangih di Pedawa harus ada upacara Ngendekang yaitu menghadirkan hulun-hulun desa, pemerintah desa dan balian desa,” Sementara tujuan pelaksanaan mesangih yang dilaksanakan di desa pedawa adalah simbol kedewasaan dan sebagai kesiapan seseorang untuk bersiap menapaki masa berumah tangga.“Mesangih diartikan sebagai kedewasaan dan juga dapat diperbolehkan untuk menikah,” ungkap beliau (I Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H) .


Semoga dengan adanya artikel ini semua orang bisa semangat seperti I Kadek Satria, S.Ag, M.Pd.H. Marilah kita kerja nyata untuk kebaikan desa kita tercinta. terimakasih saya ucapkan , majulah Pedawa.

No comments:

Post a Comment