Apa Itu Perilaku Prososial
Selamat datang di blog pecinta ipa, disini saya akan berikan materi mengenai Perilaku Prososial, nah ada yang penasaran mengenai Perilaku Prososial, silahkan dibaca sampai habis. Anda juga bisa mendownloadnya disini.
A. Definisi perilaku prososial
Perilaku prososial merupakan tindakan bertujuan untuk kepentingan orang lain (Kassin, Fein & Markus, 2011). Lebih lanjut, perilaku prososial merupakan semua jenis tindakan yang dimaksudkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain selain diri sendiri, seperti bekerja sama, berbagi, dan menghibur (Batson, dalam Sanderson, 2011). Prososial diartikan sebagai sosial positif, sehingga perilaku prososial merupakan perilaku yang mempunyai akibat atau konsekuensi yang positif bagi orang lain, sehingga ketika seseorang melakukan bantuan terhadap orang lain, prososial memiliki arti sebagai sosial positif atau mempunyai konsekuensi positif (Fetchenhauer, dkk, 2006). Sosial positif ini didasarkan atas nilai-nilai positif yang ada di masyarakat dan biasanya di tuntut untuk dilakukan (Staub, dalam Ma, Li, & Pow, 2011).
Definisi lain menurut Baumeister dan Bushman (2011), Perilaku prososial didefinisikan sebagai perilaku yang baik untuk orang lain atau bagi masyarakat secara keseluruhan. Perilaku prososial adalah perilaku baik yang memberikan kesejahteraan sosial. Hal ini bisa bermacam dari perilaku altruistik (sukarela), menjadi murah hati (seperti memberikan uang atau darah), atau perilaku sejenis lainnya (Bierhoff, 2002). Perilaku altruistik dengan beberapa pengorbanan diri dan perilaku normatif (misalnya, menjadi pria dan wanita yang baik) dikatakan sebagai perilaku prososial (Radke-Yarrow, Waxler, & Chapman, 1983). dan perilaku prososial meliputi perilaku yang menghormati orang lain atau mengizinkan masyarakat untuk beroperasi. William (dalam Dayakisni & Hudaniah, 2003) menjelaskan bahwa tujuan dari berperilaku prososial ini yaitu supaya seseorang dapat merubah keadaan psikis atau fisik penerima, sedemikian rupa, sehingga penolong akan merasa bahwa si penerima menjadi lebih sejahtera atau puas secara material ataupun psikologis.
Dari pemaparan berbagai definisi yang di kemukakan oleh para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku prososial adalah perilaku yang memiliki konsekuensi positif dan berperilaku normatif. Perilaku prososial sebagai tindakan yang ditujukan untuk memberi bantuan atau kebaikan pada orang lain atau kelompok, dengan cara-cara yang cenderung mentaati norma sosial demi meningkatkan kesejahteraan seseorang.
B. Aspek perilaku prososial
Baron dan Byrne (2005) menyebutkan tiga aspek perilaku prososial, yang antara lain :
1. Menolong orang lain yang kesulitan (Helping A Stranger Distress)
Pengaruh kehadiran orang lain (bystander effect) membuat seseorang cenderung kurang memberikan bantuan pada orang asing yang mengalami kesulitan. Semakin banyak orang yang hadir, semakin kecil kemungkinan individu yang benar-benar memberikan pertolongan. Terdapat dua variabel yang bias mendukung dan menghambat individu untuk menolong orang yang mengalami kesulitan, yaitu penyebaran tanggung jawab dan menghindari kesalahan.
a) Penyebaran tanggung jawab
Bila tanggung jawab sosial merupakan keyakinan normative yang jelas bagi kelompoknya, maka kehadiran orang lain menyebabkan meningkatnya kemungkinan dalam berperilaku prososial.
b) Menghindari kesalahan
Kehadiran orang lain bisa menjadi penghambat berperilaku prososial, karena individu yang berada dalam kelompok orang banyak takut apabila melakukan kesalahan sosial. Apabila individu sedang sendiri, maka tidak akan ragu-ragu dalam melakukannya. Namun, saat ada beberapa orang di tempat, kecenderungannya adalah menunggu perintah daripada membuat kesalahan dan terlihat kebodohannya. Individu yang menolong orang yang mengalami kesulitan juga mempertimbangkan hadiah dan kerugian yang diperoleh, suasana hati individu pada waktu itu, empati dan karakteristik individu.
2. Mengurangi suatu tindak pelanggaran (Deterring A Wrongdoer)
Adanya keinginan untuk menciptakan keamanan dengan mengurangi pelanggaran dan adanya rasa tanggung jawab untuk memberikan bantuan terhadap orang yang mengalami tindak pelanggaran. Komitmen utama terhadap tanggung jawabnya akan meningkatkan kemungkinan untuk ikut serta dalam berperilaku prososial.
3. Menahan godaan (Resist Temptation)
Individu seringkali dihadapkan pada pilihan antara melakukan apa yang diketahui dengan mempertahankan perilaku moral atau melakukan cara penyelesaian yang mudah melalui berbohong, berbuat curang, atau mencuri. Hal tersebut sangat menggoda individu untuk melanggar aturan yang ada agar memperoleh keuntungan dengan segera. Misalnya, perawat yang mencuri waktu istirahat di luar izin antara 20-25 menit setiap minggunya atau seorang pegawai yang melakukan pencurian terhadap penyediaan barang bagi para pekerjanya. Individu nampaknya lebih menyukai melakukan kejahatan sederhana jika keuntungan yang diperoleh secara potensial tinggi dan jika kemungkinan diketahui atau ditangkap dan kerugian yang diperoleh rendah. Meskipun ada sejumlah orang yang melakukan tindakan ilegal atau tidak bermoral namun masih banyak orang yang mampu menahan godaan tersebut.
C. Bentuk-bentuk perilaku prososial
Menurut Schoeder (dalam Bierhof, 2002) perilaku prososial dapat mencakup hal-hal sebagai berikut;
a. Menolong, artinya suatu tindakan yang memiliki konsekuensi memberikan keuntungan atau meningkatkan kesejahteraan orang lain.
b. Altruisme, artinya memberikan bantuan tanpa mengharapkan imbalan. Altruisme merupakan perilaku yang merefleksikan pertimbangan untuk lebih mengutamakan kepentingan orang lain diatas kepentingan pribadi.
c. Kerja sama, artinya hubungan antara dua orang atau lebih yang secara positif saling tergantung berkenan dengan tujuan mereka. Sehingga gerak seseorang dalam mencapai tujuan cenderung dapat meningkatkan gerak orang lain untuk mencapainya.
Perilaku prososial pada Anak dan Remaja biasanya terkait dengan
perilaku berbagi, bekerja sama, membantu, merasa empati dan peduli dengan sesama, selain itu, perilaku altruistik dengan beberapa pengorbanan diri dan perilaku normatif (misalnya, menjadi anak yang baik) dikatakan sebagai perilaku prososial, (Radke-Yarrow, Waxler, Chapman, 1983). Menurut Wispe (dalam Bierhoff, 2002), perilaku prososial meliputi berbagai bentuk, antara lain
1. Simpati (Sympathy). Perilaku yang didasarkan atas perasaan positif terhadap orang lain, sikap peduli, serta ikut merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain.
2. Kerjasama (Cooperation). Kerjasama diartikan bahwa setiap orang mampu dan ingin bekerjasama dengan orang lain, meski bukan untuk keuntungan bersama.
3. Membantu (Helping). Perilaku mengambil bagian atau membantu urusan orang lain sehingga orang tersebut dapat mencapai tujuannya.
4. Berderma (Donating) Merupakan perilaku memberikan hadiah atau sumbangan kepada orang lain, biasanya berupa amal.
Suka menolong (Altruisme) Mengambil bagian untuk menolong orang lain, yang dilakukan tanpa pamrih, dan biasanya dalam bentuk menyelamatkan orang lain dari ancaman bahaya.
Nah itulah materi tentang Perilaku Prososial, semoga bermanfaat, kunjungi terus web ini, sampai jumpa.
No comments:
Post a Comment