Gizi dan Makanan ~ PECINTA IPA <meta content='PECINTA IPA' name='keywords'/>

PECINTA IPA

Memuat Segala Ilmu Pengetahuan


Friday, November 5, 2021

Gizi dan Makanan

Gizi dalam Makanan 

Salah satu ciri makhluk hidup adalah membutuhkan makanan untuk mempertahankan hidupnya. Makanan yang kita makan tidak hanya lezat rasanya, tetapi harus memenuhi standar kecukupan gizi. Gizi sangat erat hubungannya dengan kesehatan. Berbicara mengenai gizi, tentu melibatkan makanan. Akan tetapi, sebaliknya jika kita berbicara mengenai makanan, belum tentu akan membicarakan masalah gizi. 

Makanan tidak hanya dapat menyehatkan tubuh, tetapi juga dapat membuat manusia menjadi sakit. 

Oleh sebab itu, dengan mempelajari ilmu gizi kita dapat mengetahui berbagai makanan yang mengandung zat gizi sehingga dapat meningkatkan kesehatan tubuh. 

Ilmu gizi mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan zat-zat gizi yang terdapat di dalam makanan, perubahan makanan mulai dari makanan mentah hingga disajikan, dan proses setelah makanan masak lalu masuk ke dalam tubuh. Istilah gizi atau ilmu gizi dikenal di Indonesia pada tahun 1950-an, sebagai terjemahan dari kata nutrition (bahasa Inggris). Kata gizi sendiri berasal dari kata ghidza, bahasa Arab, yang berarti makanan. Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan lainnya. 

Pedoman Empat Sehat Lima Sempurna diperkenalkan pertama kali pada tahun 1950 oleh Prof. dr. Poerwo Soedarmo. Akan tetapi, kini pedoman tersebut sudah tidak sesuai dan diganti dengan Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Indonesia kini resmi menggunakan Pedoman Gizi Seimbang (PGS) untuk meyiapkan pola hidup sehat masyarakat Indonesia dalam menghadapi "beban ganda masalah gizi", yaitu ketika kekurangan dan kelebihan gizi yang terjadi secara bersama. 

Menurut prinsip gizi seimbang, kebutuhan jumlah gizi disesuaikan dengan golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, serta aktivitas fisik. Tak hanya itu, perlu diperhatikan variasi jenis makanan. Bahan makanan dalam konsep gizi seimbang terbagi atas tiga kelompok, yaitu zat gizi sumber tenaga, zat gizi sumber pembangun, dan zat gizi sumber pengatur. 

Para ahli gizi membagi kelompok zat-zat gizi tersebut ke dalam enam bagian besar, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, dan air. 

Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang. Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat-zat gizi esensial. Status gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau membahayakan. Negara-negara berkembang seperti sebagian besar Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan pada umumnya mempunyai masalah gizi kurang, sedangkan negara-negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat pada umumnya mengalami masalah gizi lebih. 

Akibat kurang gizi terhadap proses tubuh, bergantung pada zat gizi apa yang kurang. Kekurangan Gizi secara umum (kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi otak, serta perilaku. 

Gizi lebih dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya berbagai Penyakit degeneratif seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi, diabetes, jantung koroner, serta kerusakan hati dan kantong empedu. 

No comments:

Post a Comment